Setelah tiba dirumah Hana memilih duluan untuk mandi karena merasa tidak nyaman setelah tadi berkeringat.
"Pak, Hana mandi duluan." Ucapnya yang di angguki Farzan.
Pria itu langsung duduk di kursi kerjanya yang dekat dengan jendela besar dikamarnya.
Sinar senja hari ini sangat indah, seindah melihat Hanannia.
Farzan membuka leptopnya dan berkutat dengan beberapa map yang ada disana.
Sampai Hana selesai mandi pun Farzan tidak menyadarinya.Setelah mengeringkan rambutnya, Hana segera memakai hijab instannya dan kembali menyimpan handuknya.
Saat melirik Farzan yang sangat fokus di meja kerjanya, Hana pun keluar kamar dan turun ke lantai satu. Bahkan Farzan pun masih belum menyadari itu.
Hana membuka pintu lemari es yang ada di dapur, melihat isinya yang terlihat penuh. Hana mengambil minuman instan greentea lalu mengambil gelas yang tak jauh dari sana.
Hana menyeduhkan hot greentea untuk Farzan, lalu Hana juga membuka bungkusan cookies dan meletakannya diatas piring.
Hana pun membawa keduanya dalam satu nampan dan berjalan kembali ke kamarnya, Hana meletakan nampan itu dimeja Farzan yang membuat pria itu terkejut.
"Hana.." Ucap pria itu yang masih terkejut. "Kapan selesainya?" Lanjut Farzan lalu matanya melirik jam, "Astagfirullah.." Farzan mengusap wajahnya kasar.
Jika sudah fokus seperti ini Farzan selalu lupa dengan waktu.
"Sholat Ashar dulu Pak." Sahut Hana yang duduk di tepi ranjang.
Farzan mengangguk, "Kamu udah?" Tanya nya pada Hana.
Hana menggeleng, "Lagi halangan." Jawab Hana pelan namun masih terdengar. Mungkin Hana masih malu bicara terang terangan padanya.
"Ohh.. Ya sudah." Farzan pun berdiri lalu masuk ke kamar mandi, sekalian mandi juga.
Hana melihat meja kerja Farzan yang banyak sekali kertas-kertas yang tidak dia mengerti, lalu Hana pun duduk di kursi meja belajarnya.
Membuka tas dan mengeluarkan buku hari ini untuk di ganti besok, kecuali buku pelajaran Bu Ai tadi karena Hana tidak lupa dengan janjinya.
Ceklek..
Terdengar pintu kamar mandi terbuka dan Farzan sudah selesai mandi, Hana melihat setiap gerak gerik Farzan dari ekor matanya.
Farzan mengambil sarung dan sejadah tak lupa dengan pecinya, menggelarkan sejadah lalu melaksanakan sholat ashar.
Hati Hana tersentuh melihat pemandangan indah diruangan ini, Hana kembali fokus pada buku untuk dimasukan kedalam tas nya.
Tak selang lama Farzan selesai sholat dan berdo'a, lalu kembali menyimpan alat sholatnya di rak.
Farzan kembali duduk di kursi kerjanya, "Makasih buat ini." Ucap Farzan sambil mengangkat gelas lalu meminumnya.
"Hemm, iya sama-sama. " Jawab Hana.
Hana bingung harus melakukan apa sekarang, jika masih dirumahnya dirinya pasti sudah rebahan di kasur sambil menunggu maghrib.
Tapi, sekarang mana mungkin Hana melakukan hal seperti itu di depan Farzan.
Hah...
Hana menghela nafasnya lalu berjalan menuju pintu balkon yang juga dari kaca.
Hana menggeser pintunya sedikit lalu keluar, udara sore hari ini tidak begitu buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
General FictionFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...