Penjelasan..

18.7K 1.1K 2
                                    

Selamat malam..
Hari senin akan berakhir dan besok hari selasa..
Horeeee....
.
.
Mangga langsung baca..
Hahahaha...

🌸

🌸

Disinilah mereka, di ruang tengah kediaman Abqari dengan Hana yang duduk berdampingan dengan Farzan. Setelah kebengongan Dika saat tadi di depan pintu lalu Farzan menyuruh mereka semua masuk.

Setelah Hana meletakan minum dan beberapa camilan untuk temannya, ruangan ini hening tidak ada yang memulai pembicaraan. Dika yang merasa bingung di dalam situasi ini hanya celingukan tidak jelas.

"Ekhem.." Deheman Farzan membuat mereka tegang termasuk Hana.

Dika pun jadi menunduk.

"Saya akan jelaskan pertanyaan kamu, Dika." Merasa namanya disebutkan Dika langsung mendongak dan menatap Farzan takut.

"I-iya Pak." Jawab Dika gugup.

"Seperti yang kamu lihat saya dan Hana tinggal satu atap." Mata Dika membulat, sebelum Dika bertanya Farzan langsung melanjutkan perkataannya. "Saya dan Hana sudah SAH di mata hukum dan agama." Farzan menekankan kata 'Sah' disana. Dika mengangguk dan sedikit menunduk.

"Karena memang permintaan Hana yang tidak ingin pernikahan ini terekspose ke luar, dan hanya rekan bisnis saya dan keluarga saja yang tau termasuk Bunga Caca dan Vino." Lanjut Farzan.

Hana menunduk dan merematkan jari jarinya, Hana takut jika Dika akan berpikir hal yang tidak tidak, namun dugaannya salah.

"Saya ngerti kok Pak, Hana mungkin belum siap dan hanya mempercayai teman dekatnya saja.. Tapi saya juga bisa menjaga ucapan saya jika Hana minta." Ucapan Dika yang tidak terduga membuat semuanya menatap pria ganteng dan nyebelin ini.

"He-hei.. Kenapa liatin gue? Eh-Saya?" Tanya Dika sambil memundurkan duduknya karena gugup.

"D-dika.. Bener bisa jaga ucapan kamu?" Tanya Hana,

Dika memgangguk mantap, "Lo bisa pegang omongan gue, Han." Dika mengangkat tangannya seperti sedang berikrar.

Hana tersenyum dan berharap Dika benar memegang ucapannya.

"Hahh.. Sekarang mah makan ini dulu.. Gue makan ya, Na?" Ucap Bunga merentangkan tangannya sampai Dika terhuyung kebelakang lalu mengambil puding yang Hana buat semalam.

"Hehh.. Lo gak tau malu banget sih Bungakamboja." Sahut Dika menggeplak pelan bahu Bunga membalasnya karena ulah gadis itu barusan.

"Ihhh.. Udah biasa kali gue mah.. Ya gak, Na?" Kini Bunga beralih bertanya pada Hana.

"Hehe.. Iya, Kalian juga dimakan pudingnya." Ucap Hana.

"Nah.. Kalo dibolehin gini mah saya juga mau... Hahah." Dika pun mengambil potongan puding dan melahapnya.

Suasana yang awalnya tegang kini sudah mencair, Farzan mengusap bahu Hana mengisyaratkan kalo semuanya akan baik baik saja. Dan gadis itu membalas dengan senyuman manisnya.

Sekarang mereka berdua bisa di bilang pasangan penuh sayang kan??

Tapi, tidak dengan Vino yang hanya diam, memperhatikan Farzan dan Hana membuat jantungnya terasa di cubit dan ditusuk. Namun Vino tetap berbaur dengan yang lainnya menyembunyikam rasa sakitnya.

"Jadi kenapa gak masuk sekolah?" Tanya Caca setelah menghabiskan dua potongan puding.

"Ehh.. Emm itu.. Ituu.." Hana tidak bisa menjawab pertanyaan Caca yang sebenarnya, gadis itu menggaruk pelipisnya lalu memandang Farzan meminta bantuan pria ini untuk menjawab.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang