Haii..
Update lagi nih aku..
Seneng sama antusias kalian 😘😘😘
Makasihh lohh..
Tapi, maaf ya masih belum memenuhi expetasi kalin :(:(
Aku bakalan berusaha..
.
.
Next Ya..
Happy Reading..🌸
🌸
Farzan menutup pintu kamarnya dan bersandar disana, tangannya menutup wajahnya. Kelakuannya barusan membuatnya juga berdebar.
"Hahhh. Tubuhnya merosot kebawah.
Meskipun Farzan pernah mencium bibir manis Hana yang sekarang menjadi candunya, tapi entah kenapa masih saja berasa ,ahh entahlah.
Farzan memilih ke kamar mandi dan mengambil air wudhu, dan setelah selesai saat membuka pintu kamar mandi ada Hana disana.
"Sudah selesai?" Tanya Farzan seperti tidak terjadi apa apa.
Hana melirik lalu mengangguk, "Sholat berjamaah ya." Hana kembali mengangguk lalu mengambil air wudhu.
Hana diam bukan merasa kesal pada Farzan tapi entah kenapa lidahnya seakan keluh untuk berkata, karena kejadian tadi yang membuatnya masih merasakan berdebar dan campur aduk ini.
Merkea berdua melakukan sholat berjamaah, do'a mereka berdua tetap sama. Meminta yang terbaik untuk hubungan mereka dalam rumah tangga.
Hana mencium tangan Farzan dan sebagai kebiasaan Farzan sekarang dengan bersamaan mencium kepala Hana.
Hati keduanya terasa damai setiap setelah melakukan sholat, dan Farzan mengakui Hana benar benar seperti bidadari tanpa sayap memakai mukena berwarna putih bersih ini.
Hana pun begitu melihat wajah Farzan terasa teduh, apalagi saat tetesan air wudhu yang masih menempel di rambut pria itu.
Hana melipat mukenanya dan sejadah mereka berdua, Farzan memilih menuju meja kerjanya, dirinya tidak boleh lalai dalam pekerjaan.
Meskipun jabatannya tinggi namun dirinya punya tanggung jawab besar.
"Gak mau istirahat dulu?" Hana menghampiri Farzan dan menarik kursi belajarnya untuk duduk di sisi meja Farzan.
"Pasti tambah numpuk kalo dibiarin." Farzan mengusap lengan Hana lembut.
"Kan kata dokter -"
"Aku gak papa kok." Perkataan Hana terputus karena Farzan menyela.
Farzan menepuk tangan Hana pelan meyakinkan jika dirinya akan baik baik saja, jika terus berdiam seperti ini semuanya tidak akan selesai dengan cepat, Farzan harus turun tangan juga.
"Aku buatin sesuatu ya." Hana berdiri setelah mendapat anggukan dan berjalan menuju dapur.
Hana merasa senang saat pertama kali melihat dapur rumah ini, semua perlengkapan disini sangat lengkap dan Hana bisa melakukan apapun.
Hana mengambil teplon berukuran sedang dan akan membuat dorayaki selai coklat.
Tiga puluh menit Hana berkutat di dapur dan sekarang dorayaki yang dia buat sudah jadi. Hana membereskan peralatan yang kotor setelah selesai Hana membuat teh hangat untuk Farzan dan juga untuknya.
Hana meletakan semuanya di atas nampan lalu membawanya ke kamar mereka.
Hana membuka pintu kamarnya dengan pelan, terlihat Farzan sudah sangat fokus didepan layar leptopnya dan bahkan sekarang Hana sudah melihat ada beberapa tumpukan berkas di atas meja.
"Mas." Panggilan Hana membuat Farzan langsung diam dan mencopot kaca matanya.
Matanya tertuju pada Hana yang berjalan kearahnya dengan membawa nampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
General FictionFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...