Rencana liburan..

15K 956 14
                                    

Ujian tengah semester sudah selesai para murid merasa sedikit lega untuk saat ini, karena otaknya sudah bekerja keras dalam satu minggu kemarin.

"Hahh.. Harus makan makan enak ini." Bunga merebahkan kepalanya diatas meja.

"Boleh juga sih.." Sahut Dika yang duduk bersandar pada dinding kelas.

"Lo main nyahut mulu.." Ucap Bunga dan kembali menegakan tubuhnya. "Ca, ortu lo balik belum?" Tanya Bunga beralih menoleh pada Caca yang sedang memainkan ponselnya.

"Eh, emm belum sih.. Kenapa?" Jawab Caca lalu memasukan kembali ponselnya kesaku seragam.

"Maen yuk.. Refreshing gitu.." Ajak Bunga, Caca tampak sedang berpikir.

"Boleh sih.. Kalo liburan di vila mamih gimana?" Usul Caca yang di angguki antusias oleh Bunga dan Dika.

Semangat banget mereka. Haha.

"Ide bagus itu.." Jawab Bunga.

"Mantul pokonya.. Gue ajak Vino, oke." Sahut Dika.

"Aku izin dulu Pak Farzan ya? Kalo jadi aku kabarin kalian.." Jawab Hana yang sedari tadi memperhatikan mereka sambil membaca Wattpad di ponselnya.

"Semoga aja di izinin biar kita kumpul.. Kalo engga ajak aja Pak Farzannya, gimana?" Ucap Bunga.

"Aku coba tanya deh nanti dirumah." Putus Hana.

"Ya udah, gue mau telpon mamih dulu.." Ucap Caca lalu keluar kelas dan menghubungi ortunya untuk meminta izin.

Yang jelas pasti dapat izin sih.

Bunga mengeluarkan buku catatannya lalu membuka halaman paling belakang, lalu mulai menuliskan siapa saja yang ikut dan Hana yang belum tentu ikut juga dia tulis.

Lalu perlengkapan yang harus dibawa, bahkan sampai membuat rencana kegiatan yang akan di lakukan nanti seperti beberapa game yang seru.

Dika pamit keluar untuk ke kelas Vino dan mengajak cowok itu agar ikut bersamanya. Dan Hana memperhatikan apa yang sahabat sebangkunya itu tulis sampai terkekeh.

Cewek bar bar ini ada sisi imutnya juga, tapi sayang tidak bisa di perlihatkan dan bersifat rahasia. Hahah.

"Na, kalo gini gimana?? Kayanya bakal seru ya.. Gue udah gak sabar nih.." Bunga menopang dagunya dengan kedua tangannya dan membayangkan hal hal seru akan terjadi disana.

Setau Bunga vila milik mamih-nya Caca itu ada di Bali dekat pantai, "Ahhh.. Tidak sanggup untuk dibayangkan.." Bunga menelungkupkan wajahnya.

Hana terkekeh, "Ya, gak usah di bayangin juga.." Lalu mereka saling berbincang yang tidak ada habisnya, membicarakan semua hal dan berakhir menginterogasi soal pernikahan Hana.

Dasar Bunga.. Kepo.

Bel pulang pun akhirnya berbunyi, seperti biasa para murod bersorak dan berhamburan keluar kelas dengan cepat.

"Ca, lo bawa mobil? Gue nebeng ya?" Tanya Bunga sambil memasukan bukunya kedalam tas.

"Bawa.. Ayo." Jawab Caca yang juga membereskan alat tulisnya.

"Na, lo dijemput?" Sekarang Bunga bertanya pada Hana.

"Iya.. Aku di jemput katanya sudah ada di tempat biasa." Jawab Hana menyampirkan tasnya.

"Ya udah yuk.." Mereka bertiga keluar kelas bersamaan dan melewati koridor kelas.

Tentang Melisa, entah kenapa Hana merasa cewek itu tidak pernah lagi muncul dan mengganggunya. Meskipun Hana sering melihat Melisa dari jauh saat di kantin atau di tempat lainya.

Syukurlah..

Tidak tau saja Hana jika semua itu berkat Farzan dan Bima yang mengurus Melisa agar tidak mengganggunya, meski awalnya sangat sulit untuk membuat Melisa percaya dan berjanji tidak akan memgganggunya lagi.

Caca dan Bunga berbelok menuju parkiran sedangkan Hana langsung ke tempat dimana Farzan sudah menunggunya.

🌸

🌸

Hana membuka pintu mobilnya, "Assalamualaikum.." Hana mencium tangan Farzan setelah duduk.

"Walaikumsalam.. Tumben lama sayang?" Tanya Farzan lalu mulai melajukan mobilnya.

"Ada materi tambahan mas." Jawab Hana sambil memakai seatbelnya. "Oh iya mas.. Tadi Bunga ngusulin liburan di vilanya Caca.. Kalo aku ikut boleh gak?? Mas juga boleh ikut katanya.." Lanjut Hana membicarakan soal liburan tadi.

Farzan menoleh sebentar pada sang istri sambil tersenyum, padahal dirinya memang memiliki rencana untuk liburan tapi belum sempat memberitahukannya.

"Ayo.. Mas bakal atur jadwalnya.." Jawab Farzan membuat Hana menoleh.

"Serius, Mas boleh??" Farzan mengangguk kepalanya, Hana merasa senang karena bisa ikut bersama sahabatnya dan tida mengabaikan suami juga. "Makasih, sayang." Lanjut Hana lalu memeluk lengan Farzan.

"Hmmm sudah berani ya sayang.." Farzan mengecup kelapa Hana.

Hana mendongak dengan posisi yang masih memeluk lengan kiri Farzan, "Kenapa?? Gak boleh?" Tanya wanita SMA ini.

Cup.

Farzan mencuri ciuman dibibir Hana, "Tentu saja boleh.. Malah mas seneng.." Jawab Farzan lalu mengusap kepala Hana yang tertutup hijab.

Tidak apa kan mereka melakukan itu karena memang sudah 'sah'.

Kaum jomblo duduk pojokan aja yookk.. Ajak Dika kasian.. Hahaha.

Tak lama mereka pun sampai di rumah, Hana sudah mengabari Bunga jika dirinya dan Farzan akan ikut liburan.

"Sayang nanti buatin aku jus ya.." Teriak Farzan yang mulai menaiki anak tangga, sedangkan Hana masih menata sepatu mereka di rak.

Hana menggelengkan kepalanya, suaminya ini mulai dengan kebiasaannya yang selalu teriak. Padahal waktu awal pernikahan tidak seperti sekarang.

Hana pun meletakan tas sekolahnya di sofa lalu berjalan menuju dapur, mencuci tangan dan kakinya terlebih dahulu. Hana membuka kulkas dan melihat ada beberapa buah yang bisa di jus.

Hana mengambil wortel dan pepaya, namun Hana berpikir sebentar.

"Apa gak akan sakit perut ya?" Monolog Hana.

Hana meletakan kembali pepayanya dan memilih wortel untuk dijus, jadi ini jus sayur bukan jus buah.

Hana membuatkan dua gelas jusnya lalu membawa ke kamar mereka beruda, tak lupa tas sekolahnya yang tadi di simpan di sofa dia ambil juga.

"Mas.." Panggil Hana saat membuka pintu kamar, namun tidak ada Farzan disana dan terdengar suara air di kamar mandi.

Mas Farzan mandi.
Batin Hana.

Cewek itu meletakan jusnya di atas meja kerja Farzan dan meletakan tasnya di meja belajar Hana, setelah itu Hana melepaskan rompi dan dasi sekolah yang melekat ditubuhnya lalu menunggu Farzan untuk giliran mandi.

Maunya sih mandi bareng.

Tentu saja itu keinginan Farzan.

Kalo Hana masih malu malu meong..
Haha.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang