Hallooo semuaaa..
Author mau bilang kalo hari sabtu sama minggu mau off dulu yaa, karena eh karena ada sesuatu nanti kita jumpa lagi hari senin ya sayang..Jangan marah loh..
Tar bilangin Farzan loh..
.
.
Ya udah segitu aja infonya, tunggu aku hari senin ya beb...
.
Happy Reading..🌸
🌸
Beberapa hari pun sudah berlalu dan persiapan untuk acara sudah hampi 90% lagi, lingkungan sekolah juga sudah berubah dengan adanya beberapa stand yang sudah terpasang juga ada satu panggung lumayan besar disana.
Semua stand sudah di berikan tanda oleh kelompok masing masing termasuk kelompok Hana dkk. Dan anggota osis pun sedang memasang petunjuk dari mana kita mulai masuk sampai ke titim akhir di depan panggung.
Untuk sementara ini Hana benar benar lupa dengan ancaman tempo hari itu karena terlalu sibuk dengan persiapan dan harus bolak balik ke sekolah.
Farzan juga sedang mengurusi masalah diperusahaannya yang hampis selesai itu pun berkat bantuan Rudi dan anak buah Jay.
Saat itu Farzan bilang, "Kalo masalah kantor selesai.. Kita akan makan malam bersama dengan keluarga Bree.. Kalo kamu ikut mau kan??" Dan Hana hanya mengangguk sebagai jawaban, mungkin memang ingin mengekspresikan rasa keberhasilan dengan makan malam bersama tidak masalah untuk Hana.
Dan Hana selalu berdo'a semoga apa pun urusan Farzan selalu lancar dan tidak ada kendala lagi.
Hari ini jam pulang sekolah biasanya murid kelas dua belas langsung pada pulang namun tidak dengan hari ini, ini persiapan terakhir karena besok acaranya dimulai dari pagi hari.
"Dik.. Lo udah telpon lagi belum sama butik buat nyewa baju adatnya?" Tanya Bunga.
Mereka bertiga sedang di dalam standnya dan merapikan barang barang yang masih berantakan.
"Udah nanti habis dari sini kita bisa ambil.. " Jawab Dika yang lagi naik tangga membenarkan bagian atas didalam stand.
"Hati hati, Dik." Sahut Hana yang di acungi jempol.
"Na, persiapan bikin menunya udah selesai?" Kini Bunga menghampiri Hana yang sedang menata meja dengan hiasan hiasan unik.
"Hmm, udah kok tenang aja." Jawab Hana dan memberikan hiasan pada Bunga karena ingin membantu.
"Terus kue yang dipesen gimana, Na?" Lanjut Bunga.
"Udah kok.. Kata Bunda nanti malem atau besok subuh di anterin ke rumah aku."
"Emang Bunda paling the best deh.. Selalu tau apa saja yang langka.. Hahahah" Ya, Bundanya Hana memang banyak kenalan dari ibu ibu komplek tentang makanan tradisional karena penghuni komplek di rumah Bunda dari berbagai daerah.
"Ya dong Bunda gitu loh.. Hhahah" Hana pun membanggakan dengan sosialisasi Bundanya dengan orang lain, tidak seperti dirinya yang terlalu lempeng untung saja ada Bunga si cewek bar bar dan ceplas ceplos yang mau berteman dengannya.
"Ohh iya.. Tadi Caca ngasih bingkisan buat kita sebelum pergi latihan.." Ucap Bunga dan langsung mengambil paper bag dari Caca. "Katanya kalo udah beres dimakan ya.. Begitu." Lanjutnya sambil membuka kotak yang berisi brownis keju.
"Waahhh.. Mantaplah." Dika turun dari tangga lalu mencuci tangannya dengan handsanitizer yang Hana bawa.
Kebersihan selalu diutamakan kan..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
General FictionFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...