Usil..

11.2K 815 6
                                    

Maaf kalo banyak typo bertebaran..
Lagi malas revisi..
Niatnya nanti aja kalo udah tamat..
Itu juga kalo inget.. Heheh 🐥


"ASSALAMUALAIKUM.. SAYAANGGG..." Farzan langsung berteriak mencari sang istri, karena sedari tadi di kantor Farzan sudah tidak bisa menaham dirinya.

"Walaikumsalam.. Kenapa teriak sih Mas?" Hana muncul dari dapur sambil membawa buah kelapa yang tadi minta tolong di kupas sama pak Toni.

Farzan berlari lalu memeluk Hana, "Astagfirullah Mas, gimana kalo kelapa nya jatoh kena kaki?" Pekik Hana yang terhuyung kebelakang.

"Suruh siapa yang jailin aku di kantor?" Suara Farzam tertahan karena wajahnya disembunyikan di leher Hana yang terhalang jilbab.

"Aku mau makan ini dulu Mas," Hana sekuat tenaga mendorong Farzan agar melepaskan pelukannya.

"Gak mau." Tegas Farzan membuat Hana menghela nafasnya.

"Kasian loh dedenya sesak papa.." Wajah Farzan merah dan cara ini benar-benar ampuh, Farzan langsung melepaskan pelukannya.

"Nah gini gak sesak ya sayang.." Ucap Hana mengusap perutnya, berbicara dengan sikembar.

Hana pun meninggalkan Farzan yang bengong ke ruang tengah, pria itu mengusap wajahnya.

Kena usil lagi deh..
Batinnya.

Farzan berjalan gontay menghampiri Hana dan duduk disampingnya.

"Sayang jangan gitu dong.." Sungguh rasanya sulit untuk dijelaskan, hanya pria yang tau soal itu.

"Mas, aku mau makan ini dulu loh, Mas mau? Seger tau," Hana memberikan kelapa yang di serok sama sendok ke mulut Farzan.

Farzan pun hanya bisa menerima dengan wajah menyedihkan.

Hingga Hana menghabiskan satu buah kelapa, Farzan masih setia menemaninya disana dengan kemeja yang sudah berantakan.

Pria ini belum mengganti bajunya setelah pulang kerja, masih terus membujuk sang istri yang selalu mengusilinya.

"Mas, ganti baju dulu gih, aku laper.. Kita makan bareng,"  Hana mengabaikan segala bujuk rayu Farzan, dan malah mengajak suaminya makan.

Farzan sudah tal terhitung berapa kali menghela nafasnya, Farzan mengecup kening Hana lalu beranjak dan naik ke kamarnya untuk mandi dan berganti.

Hana yang menatap Farzan di sofa hanya terkekeh, lalu mengusap perutnya yang sedikit-sedikit selalu lapar.

Namun Hana menyusul Farzan ke kamar, tenyata Farzan baru selesai memaka baju dengan rambut yang masih basah.

"Sini, aku keringin," Farzan menurut menghampiri Hana, membiarkan istri kecilnya melakukan tugasnya.

Istri kecil tapi bisa mengandung dua bayi dan Farzan bangga soal itu, karena merasa spermanya unggul.

Haha..

"Sayang.."

"Iya, kenapa?" Jawab Hana menunduk untuk melihat wajah Farzan yang masih saja terlihat muda dan tampan.

Hana tidak bisa membohongi perasaannya sekarang, jika dirinya benar-benar sudah jatuh cinta dengan guru yang sekarang sudah menjadi mantan guru dan menjadi suaminya.

"Hmmm, engga.. Aku terkadang selalu memikiim kamu kalo lagi bekerja, dan selalu ingin terus bersama.. Rasanya aku bisa gila jika tidak melihat istri kesayangan ku ini sedetik saja.."

"Kok, Mas jadi lebay begini?" Hana bukannya terharu tapi malah bertanya dengan wajah kebingungan.

Farzan tercengang dengan jawaban yang diberikan sang istri, lalu mengubah posisinya menjadi menghadap Hana.
"Sayang, aku bukan lebay.. Aku serius loh ini, kok kamu begitu," Farzan menggengam kedua tangan Hana.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang