Double up dong..
Harus banyak komen nih..
.
.
Gak sengaja sebenernya 😩😩😩
Tapi gak papa lah spesial jadi double..
.
.
Kudu komen banyak pokonya..
.
.
Happy Reading sayang.🌸
🌸
Hana langsung masuk kerumah tanpa menunggu Farzan yang memarkirkan mobilnya, sedari tadi Hana hanya menimpali jawaban dengan deheman saja. Ternyata sampai sekarang Hana masih merasa kecewa.
Farzan yang melihat istri kecilnya itu hanya bingung, dan memilih menyusul Hana ke kamar.
"Hana." Panggil Farzan pelan saat membuka pintu kamar mereka. Namun Hana tidak ada.
Zraaassss...
Farzan mendengar suara di kamar mandi, "Mungkin Hana di dalam." Ucap Farzan pelan.
Pria itu menaruh tas nya di meja kerja lalu duduk bersandar di kursi kerjanya. Farzan bernafas lega karena rencana malam tadi berhasil. Bima benar benar bisa melakukan tugasnya meletakan cctv semut di dasi bagian atas karyawan magang itu.
Farzan langsung membuka laptopnya dan memeriksa rekaman cctv di ruangan lain yang Rudi sebar cctv semut. Tidak ada yang mencurigakan selama ini, namun Farzan harus tetap mengawasi sampai akhir
Ceklek..
Hana keluar dari kamar mandi dan sudah berganti pakaian.
"Kamu udah selesai? Sekarang giliran aku." Farzan pun berdiri saat hendak menghampiri Hana, istri kecilnya itu menghindar.
Kening Farzan mengerut, Ada apa dengan Hana. Batinnya.
Farzan pun memutuskan untuk mandi dan Hana memilih keluar kamar.
Hana mendengus dan terus saja mendumel.
"Mas Farzan gak minta maaf gitu.. Gak nanya aku kenapa juga.. Kok kesel ya cuma begitu doang.. Astagfirullah.." Hana mengusap dadanya dan beberapa kali Istighfar.Hana berjalan menuju dapur lebih baik dirinya membuat puding buah biar otak sama hatinya adem.
Farzan turun dari tangga setelah selesai mandi dan berpakaian, lalu melihat Hana yang sibuk di dapur.
"Mau aku bantu?" Suara Farzan mengagetkan Hana, untung saja puding yang ada di tangan Hana tidak tumpah apalagi itu masih panas."Gak usah.. Udah mau beres kok." Jawab Hana sedikit ketus.
Farzan menghampiri Hana lalu mengukungnya dari belakang saat Hana menyimpan loyang yang berisi pusing untuk di dinginkan.
"Mas." Pekik Hana terkejut dengan tingkah Farzan.
"Kamu kenapa, hemm?" Farzan tidak membiarkan Hana lolos. Gadis itu mencoba untuk keluar dari kukungan Farzan.
"Gak kenapa napa tuh." Jawab Hana ketus.
"Gak mungkin.. Kamu jarang marah kalo gak ada sebab."
"Itu tau sendiri kenapa nanya..?" Gadis itu sekarang diam dan tidak memberontak.
"Makanya aku nanya karena aku gak tau kamu marah ke aku karena apa??" Farzan membalikan Hana agar menghadapnya.
Mata Hana membelalak, Farzan ini sungguh tidak baik bagi kesehatan jantungnya.
"Jadi kenapa?" Tanya Farzan lagi.
Wajah Farzan kini semakin lama semakin mendekat, Hana berusaha untuk memundurkan kepalanya, namun jika terus begini bagian lehernya bisa keseleo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
Fiksi UmumFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...