Aku kembali..
Duhh lupa belum ngucapin sama kalian..Selamat taun baru semuaa ❤❤❤❤
Gimana?? Apa harapan kalian di taun ini??Tentu hal yang baik kan?? Sama, author juga berharap semua hal baik, dan juga selalu sehat.
Kalian ada yang masih liburan gak??
Apa ada yang sama dengan author yang cuma dapat libur dua hari?? Dan itu juga bukan liburan ke pantai kaya yang lain..
Ada??Kalo ada tos ya 🙋
Ya malah curhat,
Sorry..Oke kembali ke leptop..
Ada kabar yang tidak mengenakan, sedikit keluhan tentang cerita ini, tiba-tiba saja cerita untuk episode selanjutnya hilang 😭😭😭😭 jadi gak bisa up..Aku jadi ngulang untuk berpikir lagi...
Mohon maaf sebesar besarnya..Next, aku usahakan lagi..
Terimakasih untuk kalian yang tetap setia..Love, love pokonya..
Happy Reading..
❤❤❤
"Kenapa?" Tanya Vino yang sudah berada di samping Caca.
"Eh, V-vin," Caca tidak tau jika Vino sudah ada di sebelahnya saja.
"Kamu kenapa?" Nada biacara cowok ini mulai berubah jika bersama Caca, sisi lembut dari Vino yang di tunjukan di depan Caca.
"Emm, Hana u-udah tau," Jawab Caca sambil menundukan kepalanya, jari jemarinya saling bertautan.
Vino mengacak poni Caca yang membuat si empu langsung cemberut, "Gak papa, malah bagus kan? Harusnya yang lain juga tau, apa emang mereka udah tau kali ya, cuma nunggu kita jujur aja," Sahut Vino bersandar di tiang koridor.
"T-tapi Vin, aku masih takut,"
"Ssttt.. Gak usah takut, kamu percaya aku? Kamu aja kasih aku kesempatan loh," Vino mengusap pipi Caca yang mengembung, "Udah gih masuk kelas," Lanjut Vino dengan menggerakan dagunya.
"Ya udah, aku masuk dulu.. Sampai ketemu istirahat," Ucap Caca sambil melambaikan tangannya.
Mereka tidak buta, dengan sikap Vino yang berbeda pada Caca sudah di pastikan cewek ini spesial. Semua murid tau jika Vino tidak pernah sedekat itu dengan cewek-cewek, terkecuali Hana.
Namun akhir-akhir ini mereka tidak sering terlihat bersama dan malah Caca yang selalu ada didekat Vino, tentu saja mereka pasti akan berasumsi jika Vino dekat dengan Caca.
Caca pun masuk ke kelas, dan melihat di bangku Hana sudah ada Dika dam Bunga yang terlihat asik mengobrol membuatnya penasaran juga.
"Ini beneran, Han?" Tanya Dika, yang tertangkap oleh indera pendengaran Caca.
"Pagi.. Kalian ngobrolin apa?" Caca menyela pembicaran mereka, membuat Dika dan Bunga menatapnya bersamaan.
Seolah mengatakan, ganggu aja.
Caca menggaruk kepalanya bingung, baru datang udah di pelototin sama dua makhluk. Caca pun menyimpan tasnya dan ikut nimbrung dengan yang lain.
"Jadi jawabannya?" Tanya Bunga dengan kedua alisnya terangkat, dan mulutnya yang mangap-mangap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
General FictionFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...