Berangkat..

13.3K 915 22
                                    

MHMT 🌸

.
.
.

"Sayang semuanya sudah di masukin koper belum??" Teriak Farzan di kamarnya.

Hana yang sedang melakukan ritual mandinya hanya menggelengkan kepalanya, hal ini menjadi kebiasaan Farza.

"Sayang kemeja yang waktu itu kamu beli dimana?? Aku gak mau pake yang warna ini.. "

Astagfirullah..

Hana memijat pelipisnya, sedikit sedikit teriak. Hana menyelesaikan mandinya dan memakai pakaiannya sekalian.

"Mas.. Gak usah teriak kan bisa." Hana keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Akhir akhir ini Hana rambutnya selalu basah setiap pagi, tentu kalian tau apa yang sudah terjadi kan?
@_@

Pria itu menggaruk tengkungnya yang tidak gatal, "Hehe maaf sayang.." Farzan menghampiri Hana lalu memeluknya dari depan.

Cup.

"Jangan marah sayang.." Farzan membujuk Hana dengan mencium kedua pipinya. "Aku mau pake kemeja putih yang kamu beli waktu itu sayang." Lanjut Farzan memelas.

Hana menghela nafasnya, "Ya udah.. Masnya minggir dulu, aku mau bawain bajunya.." Namun Farzan malah menggelengkan kepalany, "Kenapa lagi?"

"Mau sambil pelukan.."

Ya ampun..

Mas Farzan..

-_-

Hana membiarkan Farzan yang menempeli dirinya seperti bayi koala yang selalu naplok di belakang.

Setelah memberikan kemeja yang diinginkan Farzan, mereka melanjutkan untuk bersiap. Tak selang lama bel rumahnya berbunyi, Hana yang merasa tidak ada janji atau bertemu dengan seseorang terheran lalu menoleh pada suaminya.

"Aku ajak Bima sayang, hehe.." Ucap Farzan dan sekarang Hana mengerti.

Tidak apa juga kalo Farzan mengajak Bima, hal ini akan tambah seru.

"Ya udah yuk sayang kasian Pak Bima nunggu dibawah.." Hana turun lebih dulu dan disusul oleh Farzan sambil membawa kopernya.

"Halo Pak Bima.." Sapa Hana.

"Halo Bu," Jawab Bima membungkuk.

"Jangan panggil Bu dong kesannya kaya sama Bunda.. Hehe" Sahut Hana.

"Maaf.. Kalo begitu saya harus panggil non Hana aja."

"Boleh gak papa kok asal jangan Ibu, hehe" Wanita itu tidak sadar jika sang suami dibelakangnya sedang membara melihat istri kecilnya tebar senyum pada pria lain.

"Ah.. Selamat pagi Pak." Sapa Bima yang menyadari tatapan mata Farzan seolah akan keluar.

"Ekhemm.. Pagi." Jawab Farzan ketus karena sedikit kesal. "Ayo sayang masuk mobil." Farzan merangkul pundak Hana dan melotot pada Bima saat melewati pria itu.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang