Maaf masih belum bisa up setiap hari..
Sudah autor jelaskan dari episode sebelumya..
Dan autor juga menepati janji, akan selalu diusahakan untu tetap up di setiap minggunya..
Hanya saja harinya tidak tentu..
Author harap teman-teman semua bisa mengerti..
'Readers' penting untuk autor, tapi tetap kenyataan masih harus diutamakan..
Sekali lagi maaf..
Autor juga sedang berusaha untuk kalian..
.
.
.Silahkan lanjutkan,
Maaf membuat kalian tidak nyaman..
Happy Reading..❤❤❤❤
.
.Sejak malam Farzan memberikan perhatian penuh padanya, meskipun setiap hari selalu perhatian. Tapi sekarang lebih berhati-hati karena di dalam perut Hana ada calon generasinya.
Mereka berdua belum memberitahukan kabar bahagia ini kepada orangtua, Farzan berencana mengabarinya setelah memeriksakannnya ke dokter.
Pagi ini saja Farzan bangun lebih awal mempersiapkan semua kebutuhan istri kecilnya, Hana terkekeh setiap melihat apa yang di lakukan Farzan.
Bayangkan, Farzan yang sudah biasa di siapkan oleh Hana dan sekarang gilirannya untuk bangun pagi menggantukan sang istri.
"Kamu jangan capek-capek, biar Mas aja oke," Ucap Farzan pagi tadi.
Suasana hati Hana sedari semalam sungguh senang, ditambah Farzan memperhatikannya dari hal-hal kecil walau pun sedikit berlebihan. Tapi Hana mengharagainya dan selalu mengucapkan terimakasih.
Setelah tiba disekolah banyak sekali petuah yang Farzan berikan, "Jangan lari-larian, jangan makan yang aneh-aneh, jangan makan pedes juga, jangan berada di kerukunan takut ke senggol, jangan lupa banyak minum air putih, inget ya sayang.."
Hana hanya menganggukan kepalanya saja biar cepat lalu pamit pada Farzan.
Biaaanya setiap kali sudah mau masuk gerbang mobil Farzan sudah melaju, tapi saat Hana berbalik mobil itu masih ada disana.
Hana jadi membayangkan jika didalam sana Farzan tengah melototi dirinya dengan banyak petuah. Lebih baik langsung masuk saja bisa-bisa tuh kaca mobil yang hitam jadi transparan.
"Halo selamat pagi.." Sapa Hana pada Bunga dan Caca yang sudah ada dikelas.
"Tumben telat say?" Tanya Bunga yang memberikan jalan untuk Hana duduk di kursi sebelahnya.
"Ya biasalah.." Jawab Hana sambil menyimpan tasnya.
Tentu saja telat karena ulah Farzan.
"Idih..." Sahut Bunga, lalu semuanya terkekeh.
"Ca, bawa gak?" Tanya Hana yang di angguki Caca.
"Lo gak bosen apa makan ini cake tiap hari? Bukannya kemarin lo pesen juga?" Tanya Bunga lagi yang semakin penasaran.
"Enak sih cakenya, jadi mau lagi deh perutnya.. Hehe," Jawab cewek itu sambil melahap cake yang Caca kasih.
"Lo beneran hamil ya?" Curiga Bunga menyipitkan matanya.
Namun Hana tidak menjawab pertanyaannya dan fokus makan cake coklat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
General FictionFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...