"Assalamualaikum.."
"Walaikumsalam.." Teriak Hana dari arah dapur yang sedang mencuci piring.
"Sayang?" Panggil Farzan mencari keberadaan Hana.
"Ini Mas di dapur," Jawab Hana mengelap tangannya yang basah agar kering lalu menghampiri Farzan, "Tumben malem Mas?" Tanya Hana menyalimi Farzan.
"Iya tadi ada meeting ngedadak sayang," Farzan mengecup kening Hana.
"Ya udah Mas mandi dulu terus makan ya," Hana membantu melepas dasi Farzan yang masih menempel pada lehernya, dan membawakan tas kerja Farzan.
"Ya udah," Farzan pun menaiki anak tangga dan diikuti Hana dari belakang setelah melepas celemeknya.
Hana menyimpan tas kerja Farzan di meja kerja suaminya, lalu menyiapkan baju ganti untuk Farzan dan di simpan diatas kasur. Tak selang lama Farzan selesai mandi dan memakai bajunya.
Mereka berdua pun melanjutkan makan malam yang sudah Hana siapkan tadi, Farzan makan dengan lahap hal ini membuat Hana senang.
Tidak ada pembicaraan serius saat makan hingga mereka selesai, Hana membereskan meja makan dan piring kotor. Sedangkan Farzan duduk di sofa depan tv sambil mengecek laporan kerjaan di ipadnya.
"Mas," Panggil Hana sambil membawakan teh untuk Farzan.
"Kenapa? Sini duduk," Farzan menepuk sofa sebelahnya.
Hana pun duduk disamping Farzan, mengintip sebentar kegiatan Farzan yang ada di ipad. Lalu kembali menatap suaminya.
"Mas, boleh tanya sesuatu?" Hana duduk bersila menghadap Farzan.
Farzan mengangguk, "Tentu, kenapa?" Mata Farzan tetap fokus ke layar ipadnya.
"Aku dikasih tau Bunga katanya Mas beli gedung buat cafe aku sama temen-temen?" Farzan menghentikan jarinya lalu menatap Hana.
Awalnya dia ingin memberikan kejutan namun ternyata Hana sudah tau, dan ini pasti ulah Bima. Batin Farzan.
"Kok gak jawab Mas?" Hana memegang tangan Farzan.
Hah..
Farzan menghela nafas, "Iya, aku beli gedung itu dari rekan bisnis," Farzan mengusap kening Hana, "Tadinya aku mau kasih kamu kejutan, tapi kamunya udah tau duluan," Lanjut Farzan.
"Kok gak bilang Mas?"
"Hmm, aku juga awalnya masih nyari tiba-tiba rekan bisnisku Pak Azwar menjual gedung itu, tentu aku ambil karena tempatnya strategis sekali loh," Jawab Farzan lalu kembali membuka ipadnya dan terlihat sedang menscroll. "Lihat ini sayang," Farzan menunjukan sebuah gambar.
"Ahh, ini?" Hana menunjuk pada layar ipadnya.
Farzan mengangguk, "Iya ini gedungnya, bagus kan?"
"Iya bagus, lumayan luas juga ya Mas?" Farzan mengangguk lagi.
"Nanti kalo ada waktu kita lihat kesana ya?" Hana mengangguk antusias dan memeluk Farzan.
"Makasih Mas.. Makasih banyak." Farzan membalas pelukan Hana setelah menyimpan ipadnya disisi sebelahnya yang kosong.
"Iya sayang, apa pun untuk membuatmu bahagia," Farzan mengecup pucuk kepala Hana.
Setelah pembicaraan tentang gedung selesai, Hana menyalakan tv dan Farzan melanjutkan mengecek laporannya.
Hingga waktu tak terasa sudah larut malam, Farzan dan Hana pindah ke kamar mereka. Setelah semua pintu di kunci, Farzan juga tidak melanjutkan pekerjaannya dan memilih tidur sambil memeluk Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
General FictionFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...