Bagian dalam hidupmu..

6.7K 444 19
                                    

Eh ketemu lagi..
Part kemarin gimana??
Penasaran sama Andira gak??

Ohh ya, aku baca komen kalian ada yang bilang bikin cerita Caca sama Vino..
Aku mau jawab, maaf..
Maaf karena kisah mereka tidak bisa di ceritakan oleh tulisan..
Caca dan Vino juga pasti setuju sama aku jika kisah mereka tidak ditulis..
Mungkin Caca sama Vino hanya ingin mereka saja yang tau dan merasakan..

Jadi, aku cuma mau bilang semoga ada yang terbaik aja buat Caca dan Vino yaa..
Setuju kan???

Ya udah lanjut baca episode ini yaa..
Jangan lupa follow akun aku buat yang belum..

Makasih juga buat yang selalu vote dan dukung aku..

❤❤

.
.
.
.

Renovasi kamar bawah sudah hampir selesai, ruangannya menjadi lebih besar dari kamar awal. Dan Farzan juga membuat ruangan yang terhubung dengan kamarnya, ruangan itu untuk anak mereka setelah lahir.

Hana suka dengan Interior di kamar barunya, namun tetap ada yang mendominasi Farzan di kamar ini.

Hanya tinggal 5% lagi kamar mereka sudah benar-benar rampung, barang-barang Hana dan Farzan pun sebagian yang intinya saja sudah di packing.

Di akhir pekan ini Hana yang baru bangun tidur pukul sembilan pagi, saat terbangun tidak melihat sang suami. Dengan segera Hana bangun lalu cuci muka.

Hana pun mencari Farzan dan ternyata pria itu ada di kamar barunya yang sedang di bersihkan oleh pekerja.

"Sayang udah bangun?" Saat Farzan berbalik ternyata ada Hana.

Hana mengangguk, "Iya, aku nyari Mas tadi.." Jawab Hana berjalan menghampiri Farzan, memeluk lengan kokohnya.

"Aku udah buatin susu, ke dapur yuk.. Disini masih banyak debu.." Ajak Farzan yang lagi di angguki Hana.

"Sore nanti barang-barang kita sudah bisa di pindahkan, dan nanti malam juga kita sudah bisa tidur disana.." Lanjut Farzan.

"Malam ini?" Tanya Hana sambil mendongak karena untuk melihat wajah Farzan.

"Iya. Aku khawatir kalau kamu sering naik turun tangga.." Farzan mengecup kepala Hana. "Duduk sini sayang.." Farzan menggeser kursi agar Hana duduk disana lalu memberikan susu yang sudah dia seduh.

"Makasih Mas.." Ucap Hana lalu meminumnya. "Mas udah sarapan?" Tanya nya.

"Sudah kok.." Farzan kembali mengecuk kepala Hana.

"Maaf ya, sekarang aku bangunnya kesiangan terus.." Hana memegang tangan Farzan.

Farzan menunduk lalu satu tangannya yang bebas mencolek hidung Hana, "Kenapa harus minta maaf, hemm? Aku ngerti kok sayang, kamu seperti ini juga karena anak kita.. Mereka berdua ingin Ibunya lebih banyak istirahat.." Jelas Farzan.

Meskipun begitu Hana merasa tidak nyaman, Hana yang terbiasa bangun lebih awal lalu menyiapkan semua keperluan Farzan. Tapi sekarang dirinya selalu bangun terlambat, terkadang saat Farzan akan berangkat kerja dirinya baru bangun.

"Tapi tetap saja aku harus minta maaf.. " Kekeh Hana.

Farzan memeluk Hana dari belakang dengan tubuh sedikit condong ke depan, tangan besarnya bisa menyentuh perut Hana yang membuncit.

"Aku sayang sama kalian semua.."

Cup..

Cup..

Farzan tidak menjawab ucapan Hana melainkan menyatakan perasaannya, lalu mengecup pelipis dan pipi Hana.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang