Kadang aku suka sedih tapi sekaligus seneng..
Liat yg baca sampe ribuan, tapi sedihnya yg vote tidak sebanyak yang baca..
Aku jadi sedih 😭😢😵
Tapi nggak papa^_^Kadang dari itu bikin semangat jadi ilang buat nulis lagi..
Gpp kok gak komen juga, tapi klik di vote gak susah kan??
Sorry jadi curhat nih..
Gpp ya dikit aja kok...
..
..
.Pagi ini si kembar sedang berjemur di halaman belakang rumah dengan hanya memakai pempers saja, sungguh menggemaskan.
Hana yang di temani oleh Dinda, sambil berbincang menceritakan saat Farzan bayi dulu.
"Mereka sangat terlihat mirip dengan Papanya saat bayi.." Ucap Dinda mengusap lembut pipi si kembar.
"Benarkah?" Tanya Hana. Dan Dinda mengangguk membenarkan.
"Dan melihat si kembar yang kalem ini pun percis sama dengan Farzan dulu, Farzan bayi benar-benar tidak rewel kecuali saat dia lapar.." Dinda melanjutkan cerita nya.
"Dan si kembar menuruni sifat Papanya.." Sahut Hana sambil tersenyum dengan mata yang tak henti menatap sang anak.
"Ya, gen Farzan banyak menurun pada si kembar, bahkan ketampanan nya juga.. Benarkan sayang?" Dinda menggoda Hana menyenggol pelan siku Hana.
Hana tertawa pelan, tidak ada yang salah dengan ucapan Mama mertuanya itu. Papa dan bayi kembar ini memang tampan.
Ada tiga pangeran yang akan melindunginya sekarang di dalam keluarga kecil mereka.
"Kalian pasti ngomongin aku kan?" Tiba-tiba Farzan datang sambil membawa potongan beberapa buah, lalu mengecup kepala Hana.
"Ya ampun.. Sekarang depan Mama juga sudah berani romantis, dan di depan anak kalian lagi.. Kasian mereka masih suci.." Dinda lagi-lagi menggoda anak dan menantunya.
"Apa sih Ma.." Sewot Farzan yang langsung duduk dempetan di Hana.
Hana hanya terkekeh melihat tingkah suaminya, padahal sekarang sudah menjadi seorang Ayah. Tapi kelakuannya masih tetap kekanak-kanakan.
"Ma di cari Papa tuh, katanya mau ngomongin soal syukuran buat aqiqah si kembar.." Lanjut Farzan.
"Ya sudah, Mama ke dalem dulu ya.. Awas kamu jangan nodain kesucian anak kamu.." Ucap Dinda sambil sedikit mencubit lengan Farzan, dan Farzan hanya meringis sambil mengusap lengannya.
"Iya Ma.." Jawab Hana.
Dinda pun meninggalkan mereka dan segera masuk ke dalam menemui Bram.
"Sayang..." Panggil Farzan dengan manja sambil bersandar di bahu Hana.
"Kenapa dih?" Tanya Hana heran, sifat Farzan ini sangat berbeda jiga saat di sekolah maupun di perusahaan.
"Jatahku bakal di bagi sama si kembar ya?" Pertanyaan random Farzan membuat Hana melongo terkejut.
Bisa-bisanya Farzan memiliki pertanyaan acak seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
Aktuelle LiteraturFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...