Sesuai rencana yang pernah tertunda lama malam ini acara makan malam dengan keluarga Bree mertua Rudi, setelah pulang sekolah Hana dan Farzan langsung menuju butik tempat langganan atau butik terpercaya keluarga Mahardika.
Meskipun Dinda memiliki butik, mereka tetap memilih butik langganan yang sudah bertahun tahun memantaskan keluarga Mahardika.
"Mas, gak pulang dulu??" Tanya Hana, mereka sedang di dalam mobil dalam perjalanan.
"Gak usah, lagian Mas udah bilang sama Pak satpam kok.." Jawab Farzan.
"Aku malu Mas.. "
Farzan menoleh kesamping sebentar,"Kenapa malu sayang?? Gak papa mereka juga rekan bisnis Papa kok.. Waktu itu mereka kasih ucapan selamat pernikahan kita.. "
Hana memilin tangannya sambil berpikir orang yang memberikan ucapan selamat rekan bisnis mertuanya itu banyak banget, Hana lupa bahkan tidak terlalu memperhatikan karena memikirkan dirinya sendiri.
Sekarang Hana tidak akan begitu, Hana juga akan memperhatikan Farzan.
"Aku~ gak inget Mas.. Hehe.." Hana menggaruk pelipisnya memandang Farzan sambil menyengir.
"Akhh Mas.." Hana mengusap pipinya yang di cubit sang suami.
"Kamu tuh gemesin sayang.. Kalo gak ada jadwal mungkin malam ini aku makan kamu.." Ucap Farzan menaik turunkan alisnya.
"Dihh kok sekarang jadi tambah mesum ya.." Hana mencolek colek pipi Farzan.
Mereka berdua terlihat sangat romantis sekali membuat kaum jomblo meronta dan ingin dinikhain sama Mas Farzan. Hahaha
Bener gak Readers??
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di sebuah mall besar, Farzan dan Hana turun dari mobil mereka menyambut kedatangan pasangan ini.
"Selamat datang, Pak.." Mereka membungkuk dan dibalas oleh Farzan. "Silahkan, Pak." Salah satu dari mereka mengantar pasutri ini menuju butik.
"Mas.." Bisik Hana menarik pelan lengan Farzan.
"Kenapa sayang??" Farzan melihat raut wajah isrti kecilnya yang kebingungan lalu terkekeh.
"Apa ini gak berlebihan??" Wanita itu masih saja berbicara dengan berbisik.
Farzan menutup mulutnya untuk menahan tawa, Hana cemberut melihat respon yang diberikan Farzan. Hana tidak biasa di perlakukan seperti ini bahkan banyak sekali orang yang memandang mereka saat ini.
"Selamat datang Pak.." Pelayan butik menyambut Farzan dan Hana setekah tiba di butik yang Farzan maksud.
"Ayo sayang.." Farzan meraih pinggang Hana lalu mengajak masuk untuk memilih gaun yang cocok untuk Hana.
Dalam hati Hana merasa terkejut dengan isi butik ini, banyak sekali gaun yang cantik dan mewah, meskipun Hana juga termasuk orang berada tapi cewek ini tidak pernah masuk ke dalam butik sebagus ini.
"Kamu suka yang mana sayang??" Tanya Farzan menyadarkan lamunannya.
"Gak tau.. Bingung Mas.." Wajah Hana saat ini seperti anak kecil yang melihat ribuan permen. (Bayangin aja begimana) Haha.
"Ya udah biar mereka carikan yang cocok buat kamu.. Tolong carikan untuk istri saya dulu, Jangan lupa yang tertutup.." Pelayan tersebut mengangguk lalu pergi untuk mencarikan beberapa gaun, "Karena saya tidak suka berbagi milik saya.." Bisik Farzan ditelinga Hana.
Hana membulatkan matanya lalu memukul pelan lengan Farzan, "Sstttt.. Kalo ada yang denger gimana Mas?? Malu tau.." Hana memekik sambil berbisik.
Wanitanya ini entah kenapa sering sekali memekiknya, namun Farzan suka jika melihat wajah Hana yang ngomel ngomel begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
Aktuelle LiteraturFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...