Anak Kucing Minta Jajan..

7K 452 9
                                    

Sesuai yang di bicarakan saat syukuran Hana, saat ini Vino dan Andira sedang menuju kantor Farzan.

Mereka berdua berangkat dengan menggunakan motor Vino, dan mengharuskan Andira memakai celana.

Tapi itu tidak di permasalahkan, karena gadis itu memang tomboy dan kurang suka memakai rok. Apalagi rok mini.

Mereka berdua tiba di parkiran khusus tamu, lalu ada seseorang yang menunggu mereka dan mengajak mereka ke dalam.

Vino dan Andira mengikuti dibelakang dengan patuh, kesan pertama saat mereka masuk pada perusahaan ini, yaitu luas.

Bahkan desain setiap sudut ruangan sangat berbeda dari kantoran pada umumnya, mungkin Farzan saat membangun perusahaan ini memakai arsitek terkenal dunia.

"Silahkan, Beliau sudah menunggu didalam.." Ucap seseorang yang diutus untuk mengantar mereka.

Mereka tiba di depan pintu ruangan Farzan yang hanya ada satu pintu itu saja. Dengan beberapa meja sekertarisnya yang ada di luar pintu.

Tok.. Tok..

Pegawai yang sepertinya sekertaris Farzan mengetuk pintunya.

"Masuk..!" Suara Farzan terdengar dari dalam.

Pegawai itu membukakan pintunya, Vino menundukan kepalanya dan masuk bersama Andira.

"Silahkan duduk.. Jadi-" Pandangan Farzan tertuju pada gadis disebelah Vino.

"Ahh, ini Andira Pak.. Sepupu saya." Vino yang sadar langsung memperkenalkannya.

"Perkenalkan, saya Andira Putri Maharani.." Dira mengulurkan tangannya.

Wajahnya datar.

Kesan pertama Farzan.
(Gak nyadar diri. Padahal dirinya juga sama.. -.-)

"Oke, mungkin kamu sudah mendengar garis besarnya dari Vino.. Saya hanya akan menyampaikan beberapa hal saja, dan semuanya ada di berkas ini.. Boleh kalian baca dulu kalau ada yang keberatan langsung tanyakan saja pada saya.." Farzan memberikan Vino dan Andira berkas surat pekerja.

Lalu seseorang lagi masuk membawakan minum dan beberapa camilan. Tentu, itu salah satu sekertarisnya juga.
Farzan memiliki tiga sekertaris, dan yang benar-benar berada disampingnya hanya Bima. Jadi total ada empat orang.

"Pak, saya mau tanya." Ucap Andira, "Kenapa disini tidak tertulis masa kerjanya?" Lanjutnya.

Satu kelebihan lagi dari gadis ini adalah teliti.

Benar, Farzan memang sengaja tidak mencantumkan masa kerja mereka. Dan Vino juga baru tersadar karena terlihat dari ekspresi wajahnya.

"Iya, memang saya sengaja tidak mencantumkan masa kerja kalian.. Karena saya ingin kalian tetap disana.. Ini rencana cafe yang kalian buat, saya hanya sebagai orang yang mengelola untuk membantu kalian.. Jadi saya tidak berhak menentukan itu, satu alasan lagi mungkin karena kalian merencanakan ini agar tidak berpisahkan?"

Deg..

Perkataan akhir Farzan sedikit menusuk hati Vino, pisah. Dirinya mengingat kembali kebersamaan dengan Caca. Namun keputusannya sudah bulat, Vino tidak akan menyerah begitu saja.

Benar, karena adanya cafe ini terbentuk juga ada para sahabatnya disana. Bahkan jika Caca kembali mencarinya, gadis itu tidak akan kesulitan. Karena tentu Vino masih ada disana.

Andira yang bingung dengan percakapan ini, melihat Vino yang hanya diam dan bengong. Juga Farzan yang tidak menjelaskannya lagi.

Untuk beberapa saat mereka hening, Farzan mengerti tentang itu.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang