Permainan ini dilakukan sampai pukul sebelas malam, lalu pemenang dari game ini Hana dan Pak Farzan. Sedangkan yang lainnya kalah, Dika bermain bersama Vino dan mereka saling gendong bergantian.
Malam yang sangat menyenangkan dan melelahkan, semuanya kembali ke kamar masing-masing karena Caca dan Vino juga kedinginan akibat tadi, dan juga harus istirahat karena besok akan melanjutkan kegiatan lain.
Bunga sebelum ke kamar menyempatkan diri untuk menemui Bima, untung saja pria itu sudah selesai mandi dan berganti pakaian.
"Loh.. Kamu belum tidur?" Bima menghampiri Bunga lalu mengusap rambutnya.
Bunga menggelengkan kepalanya, "Mau ketemu Kaka dulu biar mimpi indah.."
"Alasan kamu aja itu.." Bima mencubit pelan pucuk hidung gadisnya.
Mereka duduk di karpet bulu dekat ranjang, fasilitas vila ini benar benar luar biasa.
"Setelah pulang dari sini mau ketemu Mama gak?" Tanya Bunga.
"Uhuk.. Uhuk.." Bima saking terkejutnya tersedak dengan air liurnya sendiri.
"Ehh.. Kak Bima kenapa??" Bunga panik lalu menepuk punggung Bima pelan.
"Saya gak papa.. Hanya kaget saja.." Jawab Bima membuat tangan Bunga berhenti,"Kenapa secepat itu?? Kita kan baru dimulai?" Lanjut Bima.
"Hmm.. Aku percaya aja sama Kak Bima makanya mau langsung aku kenalin ke Mama.. Mama baik kok Kak.. Mama juga pasti suka sama Kakak.." Jelas Bunga.
"Hmmm.. Kita liat nanti saja ya? Gak papa kan?" Bunga mengangguk.
Ya.. Tidak harus terburu buru juga dan tidak memaksakan juga, Bunga hanya mengajak Bima untuk bertemu orangtuanya.
Keluarga Bunga juga tipikal keluarga yang baik dan harmonis, keluarga sederhana seperti keluarga Hana sebelum di pinang Farzan.
Orang tua Bunga juga pembisnis dan ikut kerja sama juga dengan Mahardika baru baru ini karena Hana ingin membantu investasi di sana.
Bunga juga bukan tipe cewek yang boros, tapi jika ada yang gratisan dia selalu yang nomor satu. Cewek bar bar ini juga tidak terlalu tertarik membawa mobil atau kendaraan pribadi saat kesekolah.
Dia memilih menaiki taxi online atau ojek online, alasannya simpel cewek ini ingin membantu mereka yang bekerja keras dijalanan.
Kan? Jika lebih dekat lagi dengan Bunga banyak sekali kebaikan dari dirinya.
Setelah berbincang beberapa lama Bunga pamit ke kamarnya untuk beristirahat.
"Selamat tidur pacar aku.." Ucap Bunga melambaikan tangannya pada Bima saat hendak keluar kamar.
"Selamat tidur juga pacar.." Jawab Bima membuat cewek bar bar ini merasa terbang ke angkasa.
Bunga segera menutup pintunya lalu berlari kegirangan menuju kamarnya dan Caca.
Brakk..
"Astagfirullah.." Caca yang baru saja ingin tidur langsung bangun lagi dan membuatnya sedikit pusing.
"Hehe.. Sorry ya." Ucap Bunga menyengir tanpa dosa.
"Kaget tau ih.." Caca cemberut dan kembali berbaring, "Dari mana aja lo?"
"Habis ketemu pacar lah.. Bentar ye gue mau cuci muka dulu.." Bunga berlalu begitu saja ke kamar mandi tanpa memikirkan Caca.
Caca menghembuskan nafasnya dan mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang.
Kalo hubungan gue sama Vino pada tau.. Mereka bakal respon gimana ya?? Apa bakal kaya Bunga gak ya?? Atau gue di benci sama mereka?? Gak mau gue masih sayang sama sahabat gue..
Batin Caca berseteru.Hingga akhirnya Caca tanpa sadar tertidur dengan memikirkan hubungannya dengan Vino, dan Bunga keluar dari kamar mandi dengan wajah segar yang siap tidur.
"Dih, udah tidur aja nih anak." Bunga pun langsung mengambil posisi berbaring disamping Caca dan tertidur.
🌸
🌸
Hari ini cukup melelahkan padahal pasangan ini sedari tadi tidak banyak melakukan aktivitas. Banyak hal aneh dirasakan Farzan tentang istri kecilnya.
Sekarang bahkan Hana memintanya untuk tidur tidak memakai baju dan terus mendusel dilehernya, tidak tau saja jika junior kesayangannya sudah bangun sedari tadi.
Dengan sekuat tenaga Farzan tidak ingin menerkam Hana lagi dan lagi, karena hari ini setiap ada celah selalu melakukannya. Jadi, untuk malam ini Farzan ingin membiarkan istrinya untuk istirahat.
Namun keinginan berbanding dengan tingkah Hana yang seperti ini. "Sayang.. Lain kali jangan begini ya.. Sakit banget." Bisik Farzan yang mungkin tidak akan di dengar oleh Hana karena sudah tidur nyenyak dalam pelukannya.
Ya Alloh..
Begini amat..
Dan Farzan pun berusaha menutup matanya untuk menyusul Hana ke dalam mimpi.
Sampai pagi pun tiba, terlihat jelas wajah Farzan sangat lesu karena kurang tidur. Hana sepanjang malam tidak ingin melepaskan dirinya sama sekali, alhasil beginilah penampilan Farzan.
"Pagi sayang.." Sapa Hana saat membuak matanya melihat sang suami sudah bangun duluan.
Farzan menampilkan senyumnya, "Pagi juga sayang.." Dan memberikan kecupan di kening Hana.
"Hmmm.. Wajah Mas kenapa?" Hana mengucek matanya bertanya tanpa bersalah.
"Hemm.. Aku gak bisa tidur sayang.." Farzan memeluk Hana yang ingin bangun menjadi terbaring kembali.
"Eehhhh.. Mas ngapain?" Farzan menciumi leher Hana kanan dan kiri membuatnya harus menahan desahan.
"M-mashh.." Hana sudah tidak mampu menahannya.
"Semalaman aku gak bisa tidur sayang.." Lirih Farzan menyembunyikan wajahnya di leher Hana dan menghentikan kecupannya. "Kamu buat aku tegang semalaman sayang.." Lanjut Farzan.
Hana terkekeh dan menepuk nepuk punggung Farzan, "Yang sabar ya Mas.. Hehe." Ucap Hana yang membuat Farzan langsung bangun dan menatap Hana tidak percaya mengatakan itu.
"Sayang~~" Melas Farzan yang di balas kekehan Hana, "Gak tau ah.. Aku mandi duluan." Farzan turun dari kasur lalu berjalan ke kamar mandi tanpa menoleh sama sekali.
"Lucu banget Mas.." Ucap Hana yang tidak mungkin terdengar Farzan.
Hana lalu bangun dan membereskam kasurnya lalu menyiapkan pakaian untuk Farzan, dan membereskan barang barangnya karena sore ini akan pulang.
Setelah Farzan keluar dari kamar mandi tiba tiba Hana memeluknya.
Farzan diam saja tidak membalas dan tidak bicara membuat Hana mendongak.
Ternyata suaminya ini sedang merajuk..
"Hmmm.. Ada yang marah nih." Hana mengeratkan pelukannya, "Ohh.. Gak mau jawab ya? Oke, ya sudah." Hana melepaskan pelukannya karena tidak dapat respon dari Farzan.
Saat Hana hendak berbalik Farzan langsung menggendongnya, membuat Hana terkejut, "Mas.." Pekik Hana menepuk pundak Farzan.
Farzan membawa Hana ke atas kasur lalu membaringkannya dan Farzan menindihnya. " Gak mau pkoknya harus tanggung jawab.." Ucap Farzan.
"Ehh.. Apa sih Mas, Haha." Hana malah tertawa karena isengin suami berhasil.
"Kamu tega banget sayang.." Farzan memeluk Hana.
"Mas berat tau.." Hana menepuk punggung Farzan berkali kali agar pria ini bangun, tapi Farzan masih menindihnya.
"Iya nanti di rumah aja.. Sekarang bangun dulu nanti temen temen nungguin kita." Langsung saja Farzan bangun dan menatap Hana dengan serius.
"Janji? Kalo bohong liat saja aku bakal lakuin sesuatu.." Jawab Farzan yang di angguki Hana.
Dalam hati Hana bener-bener bersorak, melihat Farzan seperti ini ternyata menyenangkan.
Hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
Fiksi UmumFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...