Setelah melakukan sarapan bersama, sesuai rencana hari ini akan kuliner dan belanja di sekitar vila. Mereka sudah berada didalam mobil yang menampung semuanya.
Tak selang lama mereka tiba di tempat tujuan, semua langsung berpencar mencari yang mereka mau dan berfoto di tempat yang bagus.
"Sayang pakai topi ini.." Farzan mengambil topi dari salah satu stand penjual.
"Boleh silahkan.. Masih banyak motif lain.." Ucap penjual tersebut.
"Mas gak usah.. Aku gak papa.." Tolak Hana halus, namun Farzan tetap membayar topi yang di kenakan Hana.
"Ayo sayang kita lanjutin.." Farzan merangkul bahunya dan melanjutkan untuk melihat lihat stand lain.
Hana menghela nafasnya tidak bisa membantah jika sudah seperti ini.
Ditempat yang berbeda Caca, Vino dan Dika mereka memilih untuk berkeliling dengan sepeda yang bisa di goes tiga orang.
"Gue di depan ya.." Ucap Dika dan langsung duduk diposisi depan, sedangkan Caca di bagian tengah dan Vino di belakang.
"Hitungan ketiga bareng ya.. Satu.. Dua.. Tiga.." Sahut Vino dan mereka bertiga mengayuh bersama.
"Haha.. Seru banget." Teriak Caca senang.
Vino yang melihat Caca dari belakang pun ikut tersenyum.
Lalu pasangan baru yang satu ini memilih untuk kuliner makanan laut di dekat pantai yang tidak jauh dari tempat parkiran mobil mereka.
Bunga ingin mencoba berbagai jenis kerang dan Bima mengajaknya ke tempat ini.
"Gimana? Kamu suka?" Tanya Bima yang melihat Bunga sangat lahap.
"Emmm.. Ini enak sekali Kak.. Banyak jenis kerang juga disini." Jawab Bunga, "Kakak coba yang ini ya.." Bunga meletakan kerang yang ditambahkan kecap pedas.
"Ah, terimakasih.." Bima menerima pemberian Bunga dengan senang.
Bahkan Bima sedari tadi terus memperhatikan pacar barunya ini yang tak henti mengunyak, itu terlihat menggemaskan dan terus membuatnya tak henti tersenyum.
"Kak, aku mau bungkus ini buat Hana dan Caca boleh?" Bunga mengerutkan keningnya melihat Bima yang tersenyum.
Bunga menoleh kebelakangnya dan tidak ada orang disana, lalu kembali memandang Bima, "Kak Bima.." Bunga memanggilnya sambil melambaikan tangannya didepan wajah Bima.
"Ah.. Iya kenapa?"
"Kakak yang kenapa? Terus senyum senyum begitu liat siapa, Hemm?" Ucap Bunga sedikit marah.
"Haha.. Maaf." Bima mengusap kepala Bunga, perlakuan Bima yang seperti ini menjadi kebiasaannya, "Aku merhatiin kamu yang lagi makan.. Terlihat imut." Bisik Bima di akhir kalimatnya.
Blushh...
Wajah Bunga memerah langsung, tidak pernah menyangka jika Bima bisa mengatakan hal seperti ini.
"K-kak Bima.. Apa-apan sih.." Bunga berkata gugup sambil menutupi setengah wajahnya yang memerah.
"Haha.. Kamu lucu sekali." Pria ini malah dengan sengaja mengacak poninya.
Jantung..
Jantung gue gak kuat..
Batin Bunga.Bunga menunduk dan memilih melanjutkan makan, Bima yang melihat itu terkekeh.
Baru satu hari jadian sudah banyak hal menyenangkan yang dia alami bersama Bunga, dan kedepannya Bima berharap akan terus seperti ini. Atau mungkin bisa lebih dari ini.
"Kalo udah selesai kita beli oleh-oleh mau?" Ucap Bima yang hanya di jawab anggukan oleh Bunga, karena masih malu dengan kejadian barusan.
Menggemaskan..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
Aktuelle LiteraturFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...