Mereka kembali bermain di pantai, Dika asik dengan papan seluncurnya. Sedangkan Bima duduk di samping Bunga yang bermain pasir, tinggal para cowok yang belum tau jika mereka sudan jadian.
Hana ditemani Farzan yang hanya duduk di kursi saja, entah kenapa hari ini Hana merasa pusing namun hanya sesekali. Caca sedang kembali ke vila untuk memberitahukan jadwal makan malam nanti.
"Ca.." Tenyata Vino mengikutinya ke sini, Caca menarik vino ke samping vila. Disana tenyata ada taman yang indah dan ada air mancur.
Vino dan Caca duduk di kursi dekat kolam ikan, "Kenapa Vin?" Tanya Caca yang melihat wajah Vino seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Soal hari itu?" Sudah di tebak ternyata benar Vino akan membahas saat hari itu.
Caca duduk menyamping menghadap Vino, "Aku udah berpikir beberapa kali.. Kamu tau jawabannya?" Vino menggelengkan kepalanya, "Tenyata memang benar hati kadang selalu tidak sejalan dengan logika ya.." Caca terkekeh menyadari perasaannya tidak bisa menolak Vino.
"Jadi, Kamu?" Caca tidak mengangguk dan tidak menggelengkan kepalanya membuat Vino harap cemas.
Kenapa logikanya kalah begitu saja, Caca memejamkan matanya rasa cemas dan takut menyeruak. Apa Vino akan menyayanginya dengan tulus? Apa Vino tidak memanfaatkan nya?
Vino memegang kedua tangannya dengan erat, dan membuat Caca membuka matanya hingga terlihat bola mata kebiruan milik Vino. "Aku bakal buktiin.. Dan bakal memperlakukanmu dengan baik."
Tidak apa kah Caca memberi kesempatan ini untuk Vino?
Akhirnya Caca menganggukkan kepalanya, "Hemm iya, aku mau." Vino langsung membawa Caca kedalam pelukannya membuat gadis itu tersentak.
"Emm Vin.." Caca masih tidak nyaman jika cinta dari Vino belum muncul untuknya.
"Makasih.. Makasih Caca.." Vino mengeratkan pelukannya, dirinya pun sama frustrasinya memikirkan apa yang akan di katakan Caca.
Vino juga sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha mencintai Caca dan melupakan Hana yang sudah bersuami.
"Hmm.. Vin, lepas." Cicit Caca dan Vino melepaskannya.
"Ahh.. Sorry Ca.. Gue gak bermaksud-"
"Emhh.. Mending kita panggil yang lain aja soalnya udah mau makan malam juga.." Caca menyela ucapan Vino dan mengalihkan pandangannya.
"Y-ya udah ayo.." Vino menggaruk tengkungnya yang tidak gatal karena gugup.
Caca berdiri di susul oleh Vino, mereka berdua berjalan untuk masuk kembali kedalam vila dan memanggil teman mereka. Tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan, keduanya sama sama terkejut.
Caca memilin tangannya, jantungnya berdegup sangat kencang bahkan seperti ada sengatan listrik saat sentuhan kecil itu.
"Aku panggilin Dika dulu ya.." Ucap Vino yang di angguki Caca.
Vino berenang menyusul Dika dan Caca menghampiri Bunga dan Bima yang anteng main pasir.
"Ekhemm.. Permisi pasangan baru.. Hehe." Bunga melotot pada Caca yang terkekeh.
"Apa sih lo.." Sahut Bunga seperti tidak senang waktu berduaan dengan Bima terganggu.
"Lo gak mau makan apa?? Ya udah gue tinggal.." Cewek itu langsung meninggalkan pasangan baru ini, bukannya dirinya juga baru jadian sama Vino ya?
Caca menghampiri Hana yang betah duduk saja, "Hana, Pak Farzan.. Makan malam bentar lagi siap kita masuk sekarang ya. " Hana menganggukkan kepalanya.
"Ayo Mas.." Ajak Hana terlihat semangat dimata Caca, maka terjadilah bayangan di dalam otak Caca yang banyak sensornya.
"Astaghfirulloh.." Caca terkejut karena tepukan dari Vino di bahunya.
"Ngelamun apa sih?" Vino yang terlihat basah karena baru saja keluar dari air.
"B-bukan apa apa.." Caca menyembunyikan wajahnya yang memerah, karena sempat membayangkan dirinya melakukan adegan dewasa.
Hahah.
🌸
🌸
Di dalam kamar Hana dan Farzan.
"Sayang.. Kamu sakit?" Farzan menghampiri Hana yang melanjutkan rebahan di kasur.
"Gak tau.. Tapi, gak kenapa kenapa juga.." Jawab Hana yang mengubah posisinya jadi duduk.
Lalu Farzan ikut duduk disampingnya istri kecilnya, Hana tiba tiba langsung memeluknya, "Ehh.. Kenapa sayang?" Farzan sempat terkejut dan tidak seperti Hana biasanya.
"Ehmm, gak tau Mas.." Jawab Hana memejamkan matanya dalam pelukan Farzan.
"Mau mandi dulu gak sayang? Tapi kamu kan gak main apa apa.."
"Mandi aja Mas, tapi sebentar lagi ya.." Farzan menggaruk kepalanya, sikap Hana sangat aneh hari ini.
"Kalo gitu Mas duluan ya yang mandi.." Farzan ingin melepaskan kedua tangan Hana, namun istri kecilnya itu tidak ingin melepasnya. "Sayang kenapa?"
"Mau ikut.." Ucap Hana mendongakkan kepala dan menatap wajah Farzan dengan sangat imut.
Bummmm...
Sesuatu yang tidak bisa Farzan tolak jika seperti inu, bahkan belum apa pun sudah berdiri tegak.
"Ayo sayang.. Kita berendam bersama.."
"Kyaa...." Hana terkejur karena Farzan menggendongnya lalu membawanya kedalam kamar mandi yang seperti dikamar mandi rumahnya.
Dan terjadilah sesuatu selain berendam didalam sana yang membuat mereka lupa waktu.
Sedangkan di ruang tengah yang lain sudah berkumpul sambil menunggu hidangan makan malam siap dan menunggu pasutri yang entah kapan keluarnya.
Vino dan Caca sedang berada di dapur sedikit membantu para koki disana, Vino sambil belajar hal baru lagi. Sedangkan Dika memainkan game di ponselnya, lalu Bunga dan Bima mereka sedang berbincang menceritakan tentang masing masing.
"Non Caca sama Den Vino tunggu di depan saja sama yang lain.. Biar kami saja yang urus makan malamnya.." Ucap kepala koki di vila ini.
"Gak papa kok Pak.. Caca juga sekalian belajar dari kalian dan ingin membantu.." Jawab Caca.
"Non Caca gak papa biar kami saja." Sahut salah satu pelayan disana.
"Hmmm.. Ca, kayanya bukan saatnya untuk belajar deh.. Gimana kalo kita jalan jalan dulu sebentar.. Langit diluar bagus tuh." Vino menggandeng tangan Caca dan menariknya keluar.
Caca hanya mengikuti kemana langkah kaki Vino membawanya, dan para koki dan pelayan disana melihat Nona Cacanya bahagia mereka pun ikut bahagia.
"Semoga saja Den Vino bisa membuat Non Caca bahagia.." Gumam kepala koki.
Sekarang Vino dan Caca berjalan di pinggir pantai, Caca memekai jaker Vino saat ini karena anginnya terlalu kencang dan cowok ini juga yang memakaikannya.
"Ca?"
"Iya.." Hembusan angin dari laut dan suara deburan ombak menjadi saksi mereka berdua di tempat ini.
Vino memegang tangan Caca yang sempat terlepas, sontak Caca menoleh dan mendapati Vino tersenyum kepadanya. Wajah Caca tersipu dan tidak bisa mengontrol detak jantungnya.
"Vin.."
"Biarkan seperti ini ya.. Aku ingin merasakan debaran ini hanya untuk kamu.." Caca menatap Vino tidak menyangka dan cowok itu masih saja tersenyum padanya.
Rasanya Caca ingin menangis tapi gengsi juga.
"Kita sebentar saja ya jalan jalannya.. Anginnya mulai kenceng banget.." Ucap Vino dan Caca mengangguk.
Mereka berdua menikmati keindahan yang ada didepan mata dengan degupan dari masing masing yang memiliki arti sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI
General FictionFollow dulu yuk sebelum baca.. . . Tidak pernah menyangka dengan alur hidupnya yang harus menerima jika sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri. Menikah karena dasar perjodohan yang lebih dominan karena Ayahnya yang menentukan semua ini tanpa...