Kembali Seperti Biasa..

16.6K 1K 13
                                    

Haiii..
Mau Ending sampe episode berapa nih???

Apa jangan ending aja?? Hahaha
Episode ini lagi baik baik nya.. Sedikit sihh..

Jangan marah yaa...
.
.
.
.

Happy Reading..
Jangan lupa vote and komen apa aja deh.. Jangan lupa follow juga..
Curhat juga boleh lah..
Asal jangan jungkir balik..
Canda ✌✌✌

.
.
.

Setelah kejadian itu sekarang semuanya kembali bersekolah, Hana dan Farzan semakin menunjukan rasa sayang dan cintanya dengan saling memperhatikan.

Berbeda dengan Caca yang diam-diam menghindari Vino jika saat berkumpul dengan alasan yang cewek itu buat.

Jam istrahat kedua akhirnya datang mereka kali ini tidak diam dikelas dan memilih untuk jajan di kantin, Caca, Bunga dan Hana sudah menempati bangku yang ada dikantin disusul Dika dan juga Vino.

Mata Caca membelalak saat melihat Vino datang bersama Dika, Caca tidak bisa menghindar karena duduknya paling pojok terhalang Hana dan Bunga, jika terus memberikan alasan mereka akan curiga padanya.

Caca bersikap biasa saja dan menjawab sapaan Dika.

"Gimana soal rencana gue waktu itu??" Ucap Dika memulai pembicaraan.

"Aku udah bilang sih sama Pak Farzan.." Jawab Hana memelankan suaranya saat menyebut Farzan. "Gak apa-apa sih nanti malah mau bantu juga." Lanjut Hana.

"Wihh mantap tuh bu bos.." Sahut Dika membuat yang lain tertawa, "Lah kenapa?" Tanyanya.

"Lo salah.. Yang bu bos itu tuh sebelah Hana.. " Tunjuk Bunga mengkode dengan lirikan mata mengarah ke Caca.

"Ehh kenapa liatin gue?" Tanya Caca yang mendapat serangan tatapan dari semuanya, Caca gugup saat matanya bertemu Dengan Vino, soal kejadian hari itu Caca masih belum bisa menata hatinya lagi.

"Iya lah.. Kan kata Mamih lo mau turun tangan.." Lanjut Bunga membuat Dika melongo.

"Seriusan?? Gilaa gue gak nyangka rencana yang awalnya asal ceplos jadi bakal begini.." Ucap Dika seperti orang yang terharu.

"Lebay lo.." Bunga menimpuk Dika dengan kulit kacang.

"Bagus dong.. Jadi kita bakal usaha bareng-bareng ya kan?" Timbal Hana yang di angguki semuanya.

"Ya bener juga.. Gue juga beberapa kali belajar racik kopi di cafe temen sepupu gue.." Sahut Vino.

"Wahh mantap ini mah.." Mereka pun saling bertukar ide soal konsep cafe yang masih cooming soon itu.

Caca pun berbaur seperti biasanya meski tidak memandang kearah Vino, untuk pertama kalinya Caca berusaha untuk menyangkal perasaannya.

"Ahh.. Bentar, Aku keruang Pak Farzan dulu.." Hana menyela diskusi mereka. "Maaf ya.."

"Huhh jangan bikin jiwa jomblo gue meronta dong, Na.." Ucap Dika yang lagi-lagi kena timbuk kulit kacang dari Bunga, "Kenapa sih lo.." Lanjut Dika pada Bunga.

"Idiihh biasa aja kali Masnya.. Hahaa." Bunga malah menertawakan Dika.

Sekarang tinggal Bunga, Caca, Dika dan Vino. Suasana menjadi terasa berbeda setelah Hana pergi untuk menemui Farzan.

"Nga, gue mau ke Bu Wiwi bentar.." Ucap Caca hanya alasan.

Bunga membiarkan Caca lewat, pandangan Vino terarah pada Caca. Dibawah meja Bunga menendang kaki Dika membuat si empu meringis kesakitan, lalu Bunga memberi kode untuk melihat Vino yang tanpa sadar sedang memperhatikan Caca.

"Ohh iya Dik, gue tadi nemuin buku nama lo deh di belakang bangku gue.. Lo mau liat gak takutnya itu punya lo.. " Kode Bunga agar mengajak Dika pergi dari sini.

"Wah.. Ya udah gue liat dulu takutnya punya gue.." Dan seperti biasa Dika emang peka.

"Gue ke kelas dulu, Vin." Dika menepuk punggung Vino lalu buru-buru pergi dari sana.

Vino hanya diam melihat mereka berdua pergi. Namun dia kembali mencari Caca dari murid yang ada di depan sana, lalu Vino bangun dan menghampiri Caca.

"Ca.. Gue mau bicara berdua sama lo.." Vino menarik Caca yang sedang mengantri tanpa menunggu jawaban cewek itu.

"E-eh.. Vin.. Vin.." Seberapa Caca berusaha berontak pun pegangan Vino sangat kuat ditangannya.

Membuat Caca sedikit meringis.

🌸

🌸

"Lo tadi liat si Vino? Jelas banget mukenya.. Hahha." Ucap Bunga, sekarang Bunga dan Dika sedang berjalan menuju kelasnya.

"Malah gue gak engeh loh.." Sahut Dika memasukan kedua tangannya kedalam saku celana putih abu-abunya.

"Kayanya mereka ada sesuatu deh.." Bunga mengetuk dagunya dengan jari lentinya.

"Sepertinya emang begitu.." Dika menganggukkan kepalanya, "Kalo lo sendiri gimana?? Gue gak pernah liat lo deket sama cowok selain kita.." Tanya Dika membuat Bunga diam beberapa saat.

"Keppooo.." Jawab cewek bar bar itu ditelinga Dika lalu pergi meninggalkan Dika yang tiba tiba merinding.

"Gila.." Ucap Dika lalu berbelok menuju arah lapangan untuk melihat adik kelas bermain bola.

Lalu diruangan Farzan saat ini pasangan suami istri yang dimabuk cinta sedang berada disofa, Farzan yang merebahkan tubuhnya dengan paha Hana sebagai bantalnya.

Untuk saja sekarang kelasnya sudah selesai karena Farzan mengajar di kelas dua belas saja akibat masalah di perusaannya saat itu, membuat jadwalnya berantakan disekolah.

"Sayang.." Panggil Farzan lalu kepalanya menoleh tepat kearah perut Hana.

"Hmmm?" Jawab Hana memperhatikan Farzan sambil memainkan rambut Farzan.

"Waktu itu aku gak pake apa apa loh.. Dan kamu juga gak minum obat pencegah.. Kalo terjadi sesuatu, apa~ kamu siap??" Farzan mendongak untuk melihat wajah sang istri.

Hana tersenyum lalu mengusap pipi Farzan, "Gak papa kok, Mas.. Aku siap." Jawab Hana dengan yakin.

Farzan lalu bangun dan duduk, "Sayang.. " Hana mengangguk lalu Farzan memeluk Hana.

"Terimakasih sayang.. Terimakasih.." Farzan mengecupi seluruh wajah Hana sampai gadis yang sudah berubah menjadi seorang wanita itu terkekeh karena tingkah Farzan.

"Kalo gitu kita bikin lagi yu.." Ucapan Farzan mendapatkan pelototan dari Hana.

"Ini di sekolah, Mas.. " Jawab Hana.

"Haha.. Ya engga di sekolah juga sayang.. Maksud aku nanti dirumah lah.." Sahut Farzan menaik turunkan alisnya.

"Mass..." Pekik Hana yang melihat tatapan mesum Farzan.

Pria itu terkekeh dan memeluk Hana lagi mencium seluruh wajah istri kecilnya. Sampai bel masuk mengganggu mereka yang sedang keenakan, dan Hana pun harus kembali kedalam kelasnya meninggalkan Farzan yang cemberut.

Gemas sekali..

Haha..

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang