HDTB 3 || TAMPAN SEKALI

417 28 1
                                    


Welcome reader

-----

🌺 Happy reading 🌺

••••

"Iya iyaa orang masih ada waktu 5 menit lagi kok". Kata pangeran Megan sambil memasang sabuk di celananya dilanjut mengambil sisir di meja hias nya.

Pangeran Dior yang masih menunggu dengan tangan dilipat di dada sambil melihat ke arah kakak nya yang masih bersiap, " ck, Udah ayok, udah tampan itu". Dengus pangeran Dior yang dari tadi hanya melihat kakaknya yang mondar-mandir bersiap.

"Aseeek emang aku tampan". Ledek Pangeran Megan Menghadap ke arah pangeran Dior sambil memegang rambutnya.

"Ish kegeeran banget sih". Perkataannya Di balas oleh pangeran Megan dengan senyuman dari mulutnya. "Tapi emang tampan sih, hehehehe kayak aku". Tambah nya membanggakan diri setelah memuji kakaknya.

Pria yang sedari tadi sibuk bersiap akhirnya selesai juga. "Udah ah, yuk berangkat". Sambil menarik tangan Pangeran Dior.

Mereka akhirnya melangkah keluar dari kamar Pangeran Megan tapi tiba tiba yang ditarik berhenti. "Kenapa Dior?". Tanya Pangeran Megan dengan cepat menghadap ke arah Pangeran Dior.

"He'em". Hanya itu jawab yang keluar dari mulut pangeran Dior. Mata pangeran Megan langsung tertuju pada tangan adiknya yang sedang menunjukkan sesuatu, dan akhirnya membuat dia teringat. "Eeh iya lupa". Kata Pangeran Megan segera mencari barang itu.

"Makannya jangan dandan mulu sampe lupa bawa pedang kan" kekeh pangeran Dior sangat senang meledek pangeran Megan.

Pangeran Megan segera menghampiri tempat biasa ia menaruh pedang miliknya, pedang itu terletak di atas meja berwarna abu-abu di samping tempat tidur Pangeran Megan.

Pedang? Kenapa harus bawa pedang? Apa karena mereka mau latihan?

Pedang--yaa itu adalah benda yang harus dibawa kemana-mana ya kecuali ke toilet, entah mereka mau jalan-jalan, ke kerajaan lain, latihan, ke ruang makan, dan lainnya. Karena itu sudah aturan leluhur-leluhur mereka, bukan hanya di kerajaan mereka saja, tapi di kerajaan lain juga seperti itu. Setiap murid kerajaan ataupun keluarga kerajaan sudah memiliki pedang mereka masing-masing jadi tidak ada alasan mereka tidak kebagian pedang karena kehabisan, Karena sebelum mereka latihan mereka sudah diperintahkan untuk memilih pedang mereka.

"Ish siapa juga yang dandan, kan aku cuman rapih rapih aja Wee". Balas Pangeran Megan tidak mau kalah setelah dia mengambil pedangnya dan menghampiri pangeran Dior.

"Yuk".

Ceklek

••••

Dua lelaki itu jalan dengan gagah sedikit dipercepat langkahnya karena sudah tersisa dua menit lagi sesuai waktu yang di janjikan mereka tadi kepada ibunda mereka.

Mereka harus menuruni tangga karena kamar mereka berada di lantai dua dan melewati lorong yang panjang dan lebar, melewati ruang singgahsana, meja makan. Tidak sedikit orang yang menyapa dan memberikan hormat kepada mereka karena banyak sekali yang berlalu lalang, mulai dari prajurit yang sedang berjaga, para pelayan yang sibuk bekerja.

Saat mereka melewati dapur yang didalamnya banyak sekali para pelayan yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, terdengar suara memanggil nama mereka, "pangeran Megan, pangeran Dior". Panggil seorang wanita berusia sekitar kepala dua mengenakan baju putih dan rok hitam sambil membungkukkan badan nya sebagai hormat nya.

"Ya bi?". Jawab mereka berdua setelah menghadap ke arah suara yang memanggil mereka.

"Jangan lupa sarapan nya". Jawab nya sambil mengarahkan jari jempol nya ke meja makan yang sudah tersedia makanan untuk mereka sarapan.

"Kita tidak lapar bi". Kata pangeran Megan. "Kita mau langsung ke ruang latihan aja". Tambah pangeran Dior.

"Tapi ini perintah dari yang mulia". Kata pelayan itu memberi alasan Bahwa itu perintah dari ayahanda mereka, jika tidak seperti itu dia yakin pangeran kesayangan mereka tidak akan makan.

Pangeran Megan dan pangeran Dior seketika langsung saling tatap dan tersenyum malu agak takut dan terkejut. "Hehehe, iya iya kita makan bi". Kata mereka langsung melangkah ke meja makan yang di ikuti oleh pelayan itu.

Meja makan di ruangan yang sangat besar bernuansakan abu-abu dan cream dengan banyak lilin Aroma terapi yang menyala yang membuat ruangan besar itu terasa nyaman dan berenergi dengan beralasan karpet berwarna abu-abu yang indah.

Di meja makan itu banyak terdapat pasang kursi dengan ukiran yang menarik mata dan hati. pangeran Megan dan pangeran Dior segera duduk di kursi mereka masing-masing.

Pelayan yang ada di situ segera melayani mereka dengan hangat.
"Selamat makan pangeran Megan dan pangeran Dior". Kata mereka sambil membungkukkan badan Meraka memberi hormat.

"Terimakasih bi".

Di ruangan lain yang tidak jauh dari pangeran Megan dan pangeran Dior berada, terdapat banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka. Mereka semua mengenakan pakaian putih hitam, yaa pakaian pelayan. Jika dilihat dengan cermat dari mata meraka terlihat tatapan mata yang sangat terkagum-kagum.

"Duuuh kenapa mereka sangat imut dan tampan". Kata salah satu pelayan dengan ekspresi seperti depresi dengan apa yang ia lihat dan ia rasakan. "Iyaa huhuhu tampan sekali".

Makin banyak yang membicarakan mereka dan memperhatikan mereka dari jauh. "Mereka bukan hanya tampan biasa". Tambah seorang pelayan lain tetap fokus dengan pangeran Megan dan pangeran Dior.

Pelayan lain jadi kebingungan dengan apa yang di ucapkan Vairin--dia adalah pelayan utama ratu Dira sama dengan Bi Maurin dia berusia sekitar kepala dua dia memiliki wajah yang manis nan gelis. "Maksud nya bukan tampan biasa itu apa vairin?". Tanya pelayan lain langsung melihat muka Vairin yang masih fokus.

"Lihat! Di wajah pangeran Megan terlihat kebahagiaan yang sangat besar, jadi tampan nya pangeran Megan itu membawa kebahagiaan, ditambah dengan sikap dan karakter pangeran Megan yang selalu energik dan ceria, tidak pernah terlihat sedih dan murung yang membuat semua orang di sekelilingnya merasa nyaman dan bahagia". Jelas Vairin kepada semua pelayan.

"Benar juga". Balas semua pelayan yang berada di situ

"Hemm lalu kalau tampan nya pangeran Dior itu seperti apa?". Kata pelayan yang tadi bertanya.

"Kalau pangeran Dior, lihat! Mungkin wajahnya terlihat dingin, cuek dan tidak terlalu banyak bicara. Tapi di hati itu sangat lembut, perhatian, baik hati. Jadi walaupun muka nya terlihat dingin tapi dia bisa menarik semua orang merasa nyaman di dekatnya. Tapi ada peringatan, jangan pernah sekali-kali mengganggu keluarga nya bahkan sampai menyakiti keluarganya!". Jelas Vairin panjang lebar.

"Kok kamu bisa sangat tau tentang ketampanannya pangeran Megan dan pangeran Dior?". Tanya pelayan lain.

Vairin langsung berbalik badan menghadap ke arah para pelayan yang ada di situ dengan muka bertanya-tanya sambil menunggu jawabannya yang membuatnya tersenyum kecil. "Ya taulah kan aku sudah lama selalu bersama yang mulia ratu Dira, jadi aku sudah sering berinteraksi dengan pangeran Megan dan pangeran Dior yang membuat ku tau karakter mereka"

"Eeh iya ya kita lupa"

"Ya sudah ya aku mau lanjutin pekerjaanku lagi". Kata Vairin melangkah meninggalkan mereka.

••••

"Aaah kenyang". Kata pangeran Megan sambil menaruh sendok dan garpu di atas piring kemudian mengambil cangkir besar berisikan air.

Tbc

-----

Jangan lupa follow and vote ya biar author tambah semangat lagi.

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang