HDTB 38|| MEGAN

68 6 0
                                    

Welcome reader

-----

🌺 Happy reading guys 🌺


•••••

Tok

Tok

Ketukan pintu membuat fokus orang-orang yang berada dalam ruangan itu pecah.

Dave langsung berdiri dan menghampiri pintu kemudian membuka nya.

Ceklek

"Ya- MEGAN!!", Teriak Dave kemudian langsung memeluk tubuh orang didepan nya itu.

Seisi ruangan itu langsung berdiri dan melangkah menghampiri Megan yang masih dipeluk Dave.

Dave melepaskan pelukannya dan membiarkan yang lain memeluk Megan juga.

Megan maju beberapa langkah sambil merentangkan tangan nya yang mengisyaratkan bahwa dia mempersilakan siapapun yang ingin memeluknya juga. Dia sangat merindukan orang orang didepannya itu.

Greb

Orang kedua yang memeluknya adalah kakak tersayang, Aleksa. "Megan hiks.. apa kau baik?". Tanya nya saat memeluk Megan dan dia juga mengencangkan pelukan nya.

Megan sangat tau kekhawatiran kakaknya terhadap dirinya dan itu yang membuat nya gelisah karena selalu membuat orang-orang di sekitarnya mengkhawatirkan nya.

Megan menepuk-nepuk punggung Aleksa lembut dengan tujuan untuk memberikan Aleksa ketenangan. "Aku baik kak, I'm fine". Bisik Megan lembut dan itu membuat Aleksa semakin mengeluarkan air mata nya.

"Hei kak, kenapa kakak malah menangis". Megan melepas pelukan Aleksa dengan lembut kemudian memegang pundak kakaknya itu.

"Hiks.. hiks kau harus janji, kalau ada yang sakit kasih tau kakak, jangan dipendam ya". Kata Aleksa sambil menatap Megan.

"Aku janji kak". Balas Megan. Tangan nya mengusap air mata yang membasahi pipi kakaknya.

"Hai Richelle, Hausa".

Richelle dan Hausa tanpa ragu langsung memeluk Megan. Megan juga membalas pelukan sahabat nya.

Hausa sudah melepas pelukan nya tapi tidak dengan Richelle, dia masih tetap dengan posisinya.

"Hei, ada apa denganmu?". Tanya Megan dengan jarinya yang menyolek nyolek punggung Richelle.

Tidak ada jawaban, Richelle masih tetap seperti tadi.

"Hmm sepertinya aku harus mengganggu mu lagi agar kau tidak menempel terus pada ku". Ledek Megan sambil memukul-mukul pelan tubuh Richelle.

Richelle akhirnya melepas pelukan nya, tapi...

Siing..

Pedang miliknya pun akhirnya menyapa Megan.

"RICHELLE!!". Teriak Megan marah.

Si empu nama hanya melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Megan dengan tatapan meledek.

Megan saat itu lupa membawa pedangnya. Dia ingin melawan Richelle dengan pedang juga, alhasil membuat nya mengambil pedang miliknya dengan cara memanggil pedang itu dalam hati dan juga tangan yang siap memegang pedang nya nanti.

Ctangg..

Tidak memerlukan waktu yang lama pedang itu sudah beradu dengan pedang milik Richelle.

Beradu nya bukan beradu seperti orang bertarung ya, beradu nya hanya saling menahan dan itu diam, seperti pedang jika di bentukan huruf X.

Reaksi empat orang di ruangan itu yang melihat kebiasaan Richelle dan Megan saat bertemu hanya bisa..

Dave dan Dior mereka memijit pelipisnya yang tidak sakit sambil menunduk dan menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Aleksa dan Hausa, mereka tertawa kecil karena melihat ekspresi Dave dan Dior.

Aleksa melangkah maju dan melerai kedua pedang itu dengan pedang cantik miliknya.

"Yaaak!! Sudah bagus seperti tadi. Tenang.. tentram.. damai.." protes Aleksa sambil menatap satu persatu mata Richelle dan Megan.

"Malah balik lagi seperti ini, dasar ya kalian berdua". Lanjut nya.

Megan menatap Richelle jengkel. "Dia duluan".

Masih dengan gayanya, yaitu tangan dilipat didepan dada. "Jika kau berani mengganggu ku, ini yang akan berurusan dengan mu". Ancam Richelle dengan menunjukkan pedang miliknya.

Megan memutar bola matanya malas sambil tersenyum kecil. "Ck, coba saja kalau berani". Megan mengancam balik Richelle dengan nada bicara meledek.

Megan tau, Richelle tidak akan berani menyakiti nya.. dan memang seperti itu sifat nya Richelle, dia tidak suka bercanda jadi kalimat itu yang keluar dari mulut nya yang terdengar serius, tapi di hati nya tidak membenarkan sama sekali kalimat yang ia lontarkan.

Aleksa menepuk keningnya saat perdebatan itu kembali lagi. "Yaak! Dari pada kalian bertengkar terus lebih baik kita makan siang, sudah masuk jam makan siang nih". Kata Aleksa.

Tok

Tok

"Putri Aleksa, waktu nya makan siang". Ucap Vairin.

"Baik bi, terimakasih banyak". Balas Aleksa.

Vairin membungkuk lalu menjawab, "kalau begitu saya permisi ya putri, pangeran".

"Iya bi silahkan".

Sepeninggalan Vairin.. "yok!".

"Ayoook!" Pintah Aleksa sambil mendorong tubuh Megan pelan agar Megan berpindah dari tempatnya. Sedangkan Dior, Dave, dan Hausa sudah berlari lebih dulu menuju ruang makan.

•••••
He Deserves to be Happy
•••••

Next ⏭️

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang