Welcome reader
------
🌸 Happy reading guys 🌸
••••••
Suara sepatu kuda terdengar sedang berlari di jalan yang di sekelilingnya berdiri pepohonan rindang yang menyejukkan jalan tersebut.
Kuda tersebut di tunggangi oleh seorang pria dan seorang wanita dengan si pria yang mengendarainya. Pandangan si pria terlihat kosong dan juga sedih, sedangkan mata si wanita terlihat sembab dan merah.
Kecepatan kuda yang awalnya bisa melampaui kecepatan normal, kini jadi melambat. Konsentrasi si pria pun kini terlihat tidak fokus seperti sebelumnya, dia mengedipkan matanya untuk menetralkan rasa tidak nyaman dalam dirinya.
Kecepatan kuda itu kini semakin melambat, hingga membuat si wanita merasa panik dan cemas. "Megan, ada apa?." Tanya Aleksa pada sang adik.
Tidak ada jawaban, Megan masih saja fokus melajukan kuda miliknya.
"Megan, jawab kakak!." Mohon Aleksa sambil menoleh kebelakang untuk melihat wajah sang adik yang kini wajah nya terlihat pucat dan berkeringat. Panik menyerang jiwanya saat melihat adiknya yang terlihat tidak baik-baik saja. "Megan, berhenti!" Pinta Aleksa. Bukannya mendengarkan sang kakak, Megan tetap melajukan kudanya dengan sekuat tenaga.
"MEGAN!! BERHENTI SEKARANG!" Kini Aleksa berteriak, tidak bisa menahan kekhawatiran nya lagi terhadap sang adik.
Megan pun langsung menarik tali kekang kudanya yang membuat laju kuda miliknya berhenti seketika. Aleksa menarik nafasnya dalam untuk menetralkan rasa khawatir juga rasa sedih nya yang bercampur aduk, sedangkan Megan, dia langsung turun dari kudanya dan berpegangan pada pohon yang berada di tepi jalan sambil menundukkan kepalanya dengan tangan kirinya memegang perutnya.
"Megan----"
Huekk... Uhuk uhuk...
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Aleksa di kejutkan dengan Megan yang tiba-tiba memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa air saja. Mata Aleksa membelalak saat melihat kondisi adiknya saat ini, adiknya itu masih terus saja mengeluarkan cairan bening dari mulutnya. Saat di rasa sudah puas memuntahkan isi perutnya, Megan mengelap cairan yang masih tertinggal di sudut bibirnya. Nafasnya kini bisa dilihat sangat berat, bibirnya terlihat semakin pucat, wajah nya juga dipenuhi oleh keringat.
Megan menatap wajah Aleksa yang kini masih berada di atas kudanya, "k-kak." Panggilnya parau. Tatapannya sendu, dia sulit untuk membuka matanya seakan matanya menyuruhnya untuk terpejam, tapi ia tidak boleh memejamkan matanya sekarang, karena ia harus menjaga kakaknya sampai kembali ke istana.
Megan berjalan lemas menghampiri kakaknya. Aleksa dengan sigap turun dari kuda yg ia tunggangi untuk menghampiri Megan yang terlihat memerlukan pertolongannya.
"Megan!!"
"Megan!!"
Teriak Aleksa dan juga dua orang yang baru tiba di lokasi tersebut saat melihat tubuh Megan yang hampir menyentuh tanah dengan kasar.
Bruk
Tubuh Megan kini terjatuh di atas tubuh dan tangan seseorang yang menopangnya agar tidak jatuh menyentuh tanah. Matanya melihat sendu orang tersebut kemudian beralih melihat sang kakak yang terlihat syok juga melihat ke seseorang yang berada di belakang orang yang menopangnya.
"Richelle." Panggil Megan lemas.
"Apa yang terjadi denganmu, Megan?!." tanya Richelle panik.
"a-aku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]
FantasyDia terbangun, dan langsung menanyakan keberadaan dua orang yang sangat berarti dalam hidup nya. "Dimana mereka? Mereka pasti baik-baik saja kan?". Tanya nya menutupi pikiran buruknya dan berusaha tetap tersenyum. Dia dibawa menemui orang yang dia c...