Welcome reader
-----
🌺 Happy reading 🌺
•••
"MEGAN, BANGUN!". Teriak semua orang membangunkan Megan.
Teriakan membuat Megan terlonjok Kaget. "Argh". Desah Megan sambil memegang kepalanya yang terasa sangat pusing karena teriakan teman-teman nya yang membuat nya langsung terbangun dari alam bawah sadarnya.
Dior, Dave, Hausa, dan Leo saling tatap sekaligus tertawa kecil melihat ekspresi Megan.
"Kalian ini, tidak bisa apa bangunin nya pelan-pelan". Tanya Megan kesal melihat teman-teman nya menertawakan nya.
Tawa ke empat orang itu langsung berganti dengan ekspresi bertanya, Tangan mereka terlipat di dada menatap mata Megan dengan serius membuat Megan merinding ditempat. "Tidak pelan-pelan?". Tanya mereka.
Megan langsung merinding sekujur tubuh melihat teman-teman. "I-iya". Jawab Megan.
"Pelan-pelan sampai kapanpun juga kau tidak akan bangun Megan". Omel Dior.
"Udah di bangunin pelan-pelan kau tidak bangun-bangun". Tambah Hausa.
Megan merasa malu mendengar pernyataan teman-temannya. "Eh hehehe, maaf ya". Megan menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Tuan Megan yang tampan, lain kali jangan memarahi orang sebelum tau kebenaran". Ejek Dave yang membuat ketiga temannya tadi tertawa.
Megan sangat malu. Tubuhnya terasa sangat lelah akibat pertarungan kemarin yang membuat nya sangat susah terbangun dari alam mimpinya. "Aku sangat lelah". Keluh Megan, Tangan nya menarik selimut untuk menutupi badannya kembali.
"MEGAN". Teriak keempat pangeran tadi.
Megan langsung tersentak tak bergerak dengan selimut yang belum sepenuhnya menutupi badannya.
"Kau ini, kau tidak ingin bersiap untuk pembelajaran hari ini?". Tanya Dior.
Megan mulai menggerakkan badannya lagi, posisinya sekarang tengah terduduk. "Aku sangat lelah". Keluhnya.
"Siapa suruh kemarin bertarung selama itu". Omel Dior.
"Iya nih, energi mu itu sudah terkuras. Hari ini tidak usah bertarung bertarung lagi. Kalau sampai kita lihat kau hari ini bertarung lagi, hem liat saja". Kata Dave memberi peringatan.
Hausa dan Leo hanya mengangguk mendengar Omelan Dave dan Dior. Dave dan Dior itu orang yang sangat perhatian kepada Megan selain orangtua dan kakaknya, ya walaupun semua orang juga sayang dan perhatian kepadanya tapi sayangnya kedua orang itu berbeda.
"Iya, hari ini tidak akan bertarung". Ujar Megan kemudian berdiri dari duduknya dan menuju kamar mandi untuk bersiap.
•••
Murid-murid dari masing-masing kerajaan sudah berkumpul di lapangan kerajaan Vandoria. Mereka sedang menunggu informasi kegiatan kali ini.
"Megan, kau baik-baik saja?". Tanya Aleksa setelah ia melihat Megan dari ujung rambut sampai ujung kaki dan melihat bukan sepeti Megan yang biasa, yang selalu ceria dan energik.
"Kak". Jawab Megan dengan merengek sambil memeluk Aleksa.
"Iih tidak biasanya seperti ini". Ejek Aleksa yang membuat Dior, Emil, Dison, dan Edgar tertawa melihat tingkah Megan.
"Aku capek kak, ingin tidur". Megan semakin mengeratkan pelukannya.
"Makannya jangan bertarung terus". Omel Aleksa sambil memukul punggung Megan.
"Richelle tuh kak". Kata Megan tidak ingin salah.
Aleksa dan yang lain hanya bisa menggeleng.
"Baik semuanya, berbaris sesuai kerajaan masing-masing". Pintah Jinli.
"Megan ayok". Kata Aleksa sambil memukul punggung Megan. Megan yang masih malas dengan terpaksa mengikuti arahan Jinli.
Para murid serentak membungkuk memberi salam kepada tuan rumah.
"Hari ini kalian akan membuat lentera, saya akan membagi satu kelompok dua orang". Kata Jinli memberi informasi kegiatan saat ini.
"Lihat baik-baik nama-nama kelompok kalian". Kata Jinli. Kemudian Jinli menyentik kan jari nya dan keluarlah sebuah kertas besar yang melayang di udara berisikan nama-nama kelompok.
"Kak, aku sama kakak". Kata Dior kepada Emil.
"Edgar, sekelompok". Kata Dison menunjukkan tangan kanan nya yang di kepal, memperlihatkan semangat nya.
"Putri Aleksa". Salam Dave saat berada di depan Aleksa.
Aleksa membalas salam Dave. "Kita sekelompok". Kata Aleksa. Aleksa langsung dibawa Dave mencari tempat yang nyaman untuk membuat lentera.
Megan belum membaca nama-nama yang tertera didepan matanya, tiba-tiba ada yang menarik tangan nya dengan lembut tapi berhasil membuat nya berpindah dari tempat awal dia berdiri. "Eeh". Kata Megan.
"Richelle?". Tanya Megan kebingungan kenapa Richelle tiba-tiba menarik tangan nya.
"Hmm, kau ini kenapa?". Richelle menjawab pertanyaan Megan sekaligus bertanya tentang kondisi Megan, karena dia merasa sesuatu yang berbeda dengan Megan.
"Kenapa apa?". Megan bertanya balik.
"Kau kenapa tidak bersemangat?". Richelle memperjelas pertanyaan dengan pedangnya menunjuk ke dada Megan.
Megan bingung dengan orang di depannya, Richelle bertanya tetapi terasa ingin mengajaknya bertarung. "Ck kau ini bertanya atau ingin mengajak ku bertarung?". Omel Megan sambil melirik kearah pedang milik Richelle. "Aku sedang tidak ingin bertarung". Kata Megan sambil menurunkan pedang di depannya dengan tangan nya.
•••
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa readers. Sampai jumpa di chapter berikutnya
Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]
FantasyDia terbangun, dan langsung menanyakan keberadaan dua orang yang sangat berarti dalam hidup nya. "Dimana mereka? Mereka pasti baik-baik saja kan?". Tanya nya menutupi pikiran buruknya dan berusaha tetap tersenyum. Dia dibawa menemui orang yang dia c...