HDTB 55|| TIDAK INGIN BERBAGI PENDERITAAN

38 5 0
                                    

Welcome readers

-------

🌸 Happy Reading guys 🌸

••••••••

Hari yang menegangkan untuk setiap kejadian yang di alami Megan kemarin telah berganti. Sinar matahari yang hangat menerangi Kerajaan Vandic, dan beberapa cahaya nya masuk ke dalam kamar Megan lewat jendela kamarnya.

Bi Maurin masuk ke dalam kamar Megan untuk menunaikan tugas nya yang ia lakukan rutin setiap hari. Tapi bi Maurin tidak menemukan keberadaan tuan mudanya. Dia tetap menyiapkan peralatan yang akan digunakan Megan. Setelah tugasnya selesai, bi Maurin pun keluar dan kembali menutup pintu kamar Megan.

Pada saat keluar dari kamar Megan, bi Maurin bertemu dengan Dior. "Yang mulia, apakah pagi ini yang mulia sudah melihat pangeran Megan?" Tanya bi Maurin.

"Tidak Bi, aku belum melihatnya pagi ini, coba nanti aku tanyakan kepada kakak." Seluruh penghuni istana tidak ada yang tau perihal pertengkaran yang terjadi antar putra dan putri mahkota mereka kemarin.

Bi Maurin mengangguk lalu memberikan hormat dan pergi meninggalkan Dior untuk menyelesaikan tugas-tugas nya lagi.

"Kemana Megan, masih pagi kok sudah tidak ada?" Ujar Dior dalam hati.

Saat tiba di ruang kerjanya, dan tepat sekali ada kakaknya dalam ruangan tersebut, Dior langsung bertanya tentang keberadaan Megan. "Kak, apakah pagi ini kakak sudah melihat Megan?".

"Megan? Belum, kakak belum melihatnya. Kemana dia pagi-pagi seperti ini." Jawab Aleksa. Aleksa berpikir dimana kemungkinan Megan ada di sana. "Apa dia ada di sana?"

"Dimana kak?" Tanya Dior.

"Rumah abu. Kakak akan ke sana untuk melihat." Jawab Aleksa, kemudian ia bangkit dan beranjak dari duduknya untuk pergi ke rumah abu.

Aleksa berjalan menyusuri lorong-lorong istana yang mewah, yang akan membuat orang yg melihatnya terpesona dengan interiornya, di selingi dengan menyapa para penghuni istana yang sedang menjalankan tugas-tugasnya. Dan sampailah sekarang Aleksa di depan pintu rumah abu. Ia melihat adiknya itu tidur di atas lantai di tengah-tengah peti mati ayah dan bunda nya, ketika Aleksa akan masuk, tiba-tiba ada pelayan yang biasa membersihkan rumah abu, dan dia berkata "Pangeran Megan dari semalam di sini, putri Aleksa."

"Megan tidak kembali? Ada apa dengannya?." Tutur Aleksa dalam hati. "Apa yang Megan lakukan bi?" Tanya Aleksa.

"Pangeran Megan hanya mengobrol dengan peti mati raja dan ratu, tapi sesekali menangis, dan seperti itu terus sampai pangeran Megan tertidur di sana, putri."

"Apakah kalian tidak menyuruhnya kembali untuk beristirahat di kamarnya?."

"Kami sudah mencoba beberapa kali mengajak pangeran Megan berbicara dengan orang yang berbeda, tapi tidak ada respon sama sekali dari pangeran. Pangeran selalu menyuruh kita keluar dan meninggalkan pangeran sendiri, sampai pagi ini kita sudah mencoba membangunkan pangeran."

"Masih tidak ada respon?"

"Betull putri, pagi ini pangeran benar-benar tidak mengeluarkan suara."

"Terimakasih bi, biar Aleksa coba."

"Baik putri, saya izin melanjutkan tugas." Pelayan tersebut memberikan hormat untuk Aleksa dan pergi melanjutkan tugasnya.

Aleksa melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut, mendekati peti mati ayah dan bunda nya. Ia duduk dan memberikan salam hormatnya kepada kedua orang tuanya yang sudah berpulang. Aleksa melirik ke arah Megan. Megan tidak menyadari nya sama sekali, dia terlihat seperti orang yang kelelahan. "Ayah, bunda... kemarin Megan dan Dior bertengkar, Aleksa tidak tau apa yang terjadi dengan Megan sebenarnya, dia tiba-tiba menjadi sangat pemarah. Aleksa khawatir dengan Megan, bunda... ayah... Tapi Aleksa akan selalu menjaganya, Aleksa janji sama seperti janji Aleksa waktu itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang