Welcome reader
-----
🌺 Happy reading 🌺
•••
"Aku tidak ingin bertarung". Kata Megan sambil menurunkan pedang di depannya.
"Kau kenapa?". Richelle bertanya lagi. Dia sangat penasaran sampai dia lupa, dia sudah banyak bicara.
"Richelle, kau kenapa..?". Megan tertawa karena mendengar Richelle begitu banyak bicara. "Kau kenapa bicara terus?".
Richelle sangat terkejut dengan pertanyaan Megan, dia tidak menyadari bahwa dari awal dia sangat banyak bicara. "Tidak lucu". Omel Richelle karena dari tadi Megan menertawakan nya. Dia sangat malu.
"Iih kau ini, tidak masalah kali kalau kau ingin banyak bicara, aku janji aku tidak akan mengingatkan mu lagi jika kau banyak bicara". Kata Megan. Semangat nya sedikit demi sedikit sudah mulai muncul kembali.
"Ck". Richelle memutar bola matanya, sikap nya kembali seperti biasa.
Alat dan bahan untuk membuat lentera sudah berada di tangan semua anggota kelompok. Banyak kelompok yang sudah mulai membuat termasuk Richelle dan Megan.
"Kok aku bisa sekelompok sama kamu ya?". Tanya Megan memulai perbincangan.
Richelle memutar bola matanya. "Tidak tau". Jawab Richelle. "Kenapa, Tidak mau?". Tanya Richelle.
"Eeh bukan seperti itu maksudnya". Megan jadi bingung mau berkata apa lagi.
•••
Kita diperlihatkan pada satu pria dan satu wanita, ya kita berada dalam kelompok Dave dan Aleksa.
"Dave, pegang kayu nya!". Pintah Aleksa. Tidak ada kata manja sama sekali dalam diri Aleksa walaupun banyak sekali orang yang ingin memanjakan nya.
Dave hanya bisa menuruti perintah Aleksa, karena saat ini dia sedang sangat bersemangat sangat sulit untuk membantah perkataan nya. "Iya tuan putri". Jawab Dave.
Aleksa sibuk dengan kertas di depannya, dia mengukur ukuran kertas yang akan di pasangkan ke lentera mereka. "Nah sudah pas". Kata Aleksa setelah mencocokkan ke kayunya.
"Aleksa". Panggil Dave lembut.
"Hmm"
"Sekarang biarkan aku yang menyelesaikan nya".
Aleksa menggeleng, dan menjawab, "tidak".
Dave sudah tau bahwa jawaban itu yang akan ia dapatkan, tapi Dave tidak akan menyerah. Dave membuat Aleksa berhenti melakukan sesuatu dengan memegang tangannya. "Tuan putri Aleksa, letakkan kertas nya!". Pintah Dave lembut dengan senyum yang manis.
Aleksa merasakan saat ini jantung nya berdegup kencang. Dia tidak mengerti kenapa dia seperti ini, ditambah melihat senyuman nya yang manis membuat jantung nya semakin tidak karuan.
Seperti dihipnotis, Aleksa langsung meletakkan kertas yang ia pegang.
"Terimakasih". Kata Dave masih dengan senyuman nya.
Dave dengan cepat menyelesaikan lentera tersebut, sedangkan Aleksa? Dia hanya melihat gerak-gerik Dave dan berusaha mengontrol jantung nya, sungguh dia belum pernah merasakan hal ini.
"Akan kita berikan gambar apa pada lentera ini?". Tanya Dave.
"Eem kita berikan apa ya?". Aleksa malah bertanya balik.
Setelah berpikir panjang, akhirnya mereka menemukan ide.
"Gambar itu".
"Gambar itu".
Kata mereka berdua bersamaan sambil menunjuk sebuah danau indah yang di penuhi teratai yang berada di samping mereka.
Setelah kejadian tadi mereka saling tatap selama beberapa detik kemudian tersadar kembali dengan perasaan malu.
•••
"Kak, hahaha kenapa gambar nya seperti itu". Tawa Dior lepas saat melihat lukisan yang di gambar Emil pada lentera mereka.
"Hahaha kenapa jadi seperti ini ya".
Mereka terus melanjutkan lentera mereka dengan sukacita.
•••
"Richelle, aku melukiskan gambar ini untukmu". Kata Megan sambil menunjukkan lukisan yang terlukis di lentera mereka.
Richelle tanpa sadar mengembangkan senyuman saat melihat lukisan itu. Lukisan itu adalah lukisan dua ekor kelinci putih dengan dua pedang di samping kelinci putih itu.
"Richelle, kau tersenyum?". Tegur Megan saat melihat Richelle tersenyum.
Richelle tersadar kemudian langsung menghilangkan senyuman nya. "Tidak".
"Tidak apa-apa kali kalau kau ingin tersenyum bahkan tertawa. Kau harus bisa merubah sikap dingin mu". Kata Megan.
•••
Semua murid sudah siap untuk menerbangkan lentera mereka.
"Satu".
"Dua".
"Tiga".
Lentera sudah terlepas dari tangan mereka dan mulai memenuhi langit yang cerah.
Lentera dengan lukisan yang indah terbang dengan sempurna. para murid membuat harapan-harapan mereka.
"Aku berharap dapat menikah dengan orang yang mencintaiku dan aku pun mencintai nya". Harapan Aleksa.
Dave yang mendengar doa dan harapan Aleksa pun tersenyum, dan dia pun memberi harapannya, "semoga dia yang aku cintai dapat mencintai ku kembali". Harapan Dave dalam hati nya.
"Aku berharap aku bisa melindungi orang-orang yang ku sayang walaupun aku harus mengorbankan diriku". Harapan Megan
Richelle mendengar harapan Megan yang menyentuh hati nya. Dia menyadari bahwa Megan adalah kepribadian yang tulus.
"Aku berharap selalu ada untuk membantunya". Harapan Richelle dalam hatinya sambil menatap kearah Megan. "Aku berharap bisa melindungi orang-orang yang tulus seperti dirinya". Katanya lagi dalam hati.
"Aku berharap dapat mendapatkan sesuatu yang aku inginkan walaupun harus melakukan segala cara". Harapan Flynn tanpa ragu dia ucapkan.
Leo yang menjadi teman sekelompok nya melihat dan mendengar harapan Flynn jadi merinding dan mengembangkan senyum yang sulit diartikan, kemudian dia membuat harapan nya.
•••
Harapan readers apa aja nih, bisa tulis di komentar. Diantara harapan-harapan di atas kalian suka yang mana?
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa. Sampai jumpa di chapter berikutnya
Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]
FantasyDia terbangun, dan langsung menanyakan keberadaan dua orang yang sangat berarti dalam hidup nya. "Dimana mereka? Mereka pasti baik-baik saja kan?". Tanya nya menutupi pikiran buruknya dan berusaha tetap tersenyum. Dia dibawa menemui orang yang dia c...