HDTB 18 || BERTARUNG

96 12 0
                                    

welcome reader

-----

🌺 Happy reading 🌺

•••

"RICHELLE AWAS!!".

Bum

Panah milik Megan berhasil mengenai dua iblis sekaligus yang membuat poin kerajaan Vandic bertambah dua dan berhasil membalap poin kerajaan Batrice.

Sedangkan panah yang mengarah ke arah Megan meleset dan untung nya tidak melukai siapapun. Panah itu tertancap di batang pohon didekat situ.

"Argh!! Kenapa tidak kena". Bentak Flynn membanting busur panah nya. "Dan kenapa dia malah berhasil membunuh dua iblis sekaligus. Argh sangat menjengkelkan". Amarah dan dendamnya semakin menjadi-jadi. "Harus bisa membuatnya menderita".

Dendam itu sudah mendarah daging dalam dirinya. Dia tidak akan puas sampai dia berhasil membuat Megan benar-benar menderita, dan hancur.

"Richelle, maaf tadi aku mendorong mu". Kata Megan. Dia menghampiri Richelle yang berusaha untuk berdiri lagi dan membantu nya.

"Maaf? Buat apa minta maaf?". Tanya Richelle setelah membersihkan bajunya yang kotor terkena tanah dengan menatap Megan tanpa ekspresi.

"Kan ta-di". Megan menjawab dengan suara terbata-bata. Tangan nya menunjukkan kearah panah tadi muncul mendekat kearah mereka.

"Makasih". Satu kata keluar dari mulut Richelle yang membuat hati Megan tersentuh sekejap.

"Ini tidak salah dengar? Seseorang Richelle berkata seperti itu". Tanya Megan dalam hatinya. Dia tidak bergerak dalam beberapa detik kecuali matanya mengikuti langkah Richelle.

Megan tersadar dari lamunannya setalah mengetahui Richelle meninggalkan nya.

Dia berlari menghampiri Richelle yang belum jauh dari tempat nya. "Tadi aku tidak salah dengar?". Tanya nya saat sudah bersampingan dengan Richelle.

"Hmm". Richelle tidak menoleh sedikitpun kearah Megan.

"Ihh, tidak berubah". Omel Megan. Tangan nya terlipat di depan dadanya sambil terus berjalan. "Kau tidak ingin membicarakan sesuatu dengan ku?". Bujuk Megan agar Richelle bicara dengan kata yang panjang dan perlahan bisa terbiasa berbicara dengannya.

"Tidak tertarik".

What! Kata itu yang memenuhi otak Megan. "Sabar Megan, sabar". Hatinya selalu berkata begitu.

Seumur-umur Megan tidak pernah mendapat jawaban seperti itu dari siapapun

Megan diam mematung di tempatnya. Richelle terus melangkah tidak menghiraukan Megan.

Rasa jengkel menyelimuti pikiran dan hati Megan. Dia menatap kepergian Richelle, lalu tanpa sadar dia mengeluarkan pedang dari sarung nya dan terbang menghadang jalan Richelle.

Richelle dengan cepat menepis pedang milik Megan dengan pedangnya, membuat pedang milik Megan terjatuh di tanah.

"Richelle, kau ini". Teriak Megan. Dia terbang mendekati Richelle dan mulailah pertarungan.

Kapan ya mereka kalau bertemu tidak berantem lagi, berantem terus. Tapi dihati mereka tidak ada rasa benci sama sekali, hanya ada rasa jengkel.

Pertarungan terus berlangsung, tidak ada yang mau mengalah. Kekuatan keduanya sangat besar, sangat sulit untuk mengakhiri pertarungan dengan waktu yang singkat. Bagi mereka itu baru permulaan.

"MEGAN, RICHELLE". Teriak seorang pria dari jarak lima meter dari posisi Megan dan Richelle.

Tidak ada respon dari Megan dan Richelle, mereka terus bertarung. "MEGAN, RICHELLE HENTIKAN". Pria itu kesal dan panik. Kesal karena ketika mereka bertemu selalu saja bertarung, panik karena mereka sudah hampir satu jam bertarung yang membuat pria itu mencari keberadaan Megan dan hasilnya, malah bertarung.

Pria itu akhirnya mengeluarkan kekuatan untuk mengatur pedang miliknya dan di arahkan kepada Megan dan Richelle.

Siingg

Pedang itu sudah memasuki lingkaran pertarungan Megan dan Richelle dan segera memisahkan pedang kedua.

Tang

Tang

Pedang itu akhirnya berhasil menjatuhkan kedua pedang milik Megan dan Richelle. Pertarungan telah usai. Megan dan Richelle berdiri dengan jarak yang jauh.

"Dior?". Tanya Megan setelah mata nya beralih dari mata Richelle.

Mendengar pertanyaan Megan, Dior langsung melipat tangannya di dada. Ekspresi nya tidak memberi ampun.

"Apa?". Ujar Dior sinis.

Siingg

Siingg

Megan dan Richelle memasukkan kembali pedang mereka ke sarungnya. Richelle yang sangat tidak tertarik dengan pertengkaran kedua saudara itu tanpa pikir panjang langsung pergi dari tempat itu.

Megan berencana menyusul Richelle. "Belum cukup". Bentak Dior melihat pergerakan Megan ingin menyusul Richelle.

Terdiam seperti patung saat Megan mendengar suara Dior yang semakin emosi. "Eh engga kok". Megan mengundurkan niat nya.

Dior mendekati Megan dan langsung menarik tangan nya untuk membawa nya kembali ke kamar mereka. "Lain kali, tidak usah bertemu kalau ujung-ujungnya bertarung lagi". Pintah Dior.

Megan hanya bisa menyimak perkataan adiknya itu, dia tidak bisa menjawabnya, karena ia masih ingin bertemu dengan Richelle tanpa mengetahui nantinya akan bertarung lagi atau tidak.

•••

"Megan, kau dari mana saja?". Tanya Hausa setelah melihat Megan dan Dior membuka pintu kamar.

"Satu jam setelah memanah iblis selesai kau tidak kelihatan". Tambah Dave. Dave masih sibuk menyelesaikan pekerjaan nya dengan Leo.

"Iya nih, kau kemana saja?". Tanya Leo.

"Dia bertarung dengan Richelle". Jawab Dior tanpa adanya intonasi.

"BERTARUNG?". Teriak semua orang yang ada di sana kecuali Flynn. Flynn sangat jarang di kamar, dia lebih suka berbaur dengan orang-orang nya.

-----

Jangan lupa bintang nya ya 🙌🏻 maaf lama gak upload, lagi banyak tugas sekolah.
Sampai jumpa di chapter berikutnya

Bye bye

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang