HDTB 37|| JAHIL

78 6 0
                                    

Welcome reader

-----

🌺 Happy reading guys 🌺

••••

"Sudah pergi". Jawab Dior singkat sambil tetap dengan kertas dan pena di depan nya.

"Kemana?". -Richelle

"Dia pulang Richelle, karena ada beberapa urusan yang harus di selesaikan". Jawab Dave tanpa melihat ke arah Richelle. Dia sedang berdiri agak membungkuk di sisi sebelah kiri Aleksa yang sedang duduk, dia membantu Aleksa menyelesaikan pekerjaan nya.

"Urusan apa?".

"Tidak tau". Jawab Dave sambil menaikkan kedua bahu nya tanda tidak tau.

"Hmm".

"Kenapa Richelle?". Tanya Hausa sambil melangkah menghampiri Richelle yang masih duduk di tempatnya kemudian, dia ikut mendudukkan tubuh nya di sebelah kiri Richelle.

Jawaban yang di berikan Richelle hanya gelengan kepala pelan yang kemudian di balas dengan anggukan oleh Hausa, sudah biasa dengan sikap Richelle yang cepat berubah.

'kemana dia?' tanya Richelle dalam hatinya. 'aneh'. Tambah nya dengan malas, Richelle sebenarnya merasa aneh dengan Leo, tapi dia tidak pernah memberi tau siapa pun, dia masih berpikir positif.

Di sisi lain, Dior sedang mencari beberapa buku yang tersusun rapih di rak buku.

Setelah menemukan buku-buku yang dia cari, Dior menghampiri sofa dimana Richelle dan Hausa duduk, dimana disitu Hausa sedang melamun saja dan Richelle membaca buku yang sedari tadi berada di meja didepan nya.

Greeb

Dior berhasil mendudukkan bokong nya di sofa empuk itu dan membuat atensi kedua teman nya itu beralih pada nya.

Richelle hanya melihat sebentar setelah nya kembali pada kegiatan nya, sedangkan Hausa dia menggeser sedikit posisi duduknya agar berdekatan dengan Dior.

"Sekarang apa yang kau baca?". Tanya Hausa sambil melirik buku yang sudah dipegang dan dibaca oleh Dior.

"Tidak bisakah kau melihatnya sendiri?". Jawaban ketus dan dingin yang di berikan Dior yang membuat Hausa mendengus pelan.

Karena jawaban ketus yang ia dapatkan, Hausa menarik buku yang berada di tangan Dior tanpa seizin si empu. "Ooh ini..". Ucapnya dengan nada agak di mainkan setelah ia melihat sampul bukunya.

"Ck, tidak usah sampai mengambil nya!". Ketus Dior lagi sambil menarik paksa buku yang sudah beralih tangan itu.

Hausa menghadapkan duduknya kearah Dior. Alisnya ia bentuk seperti sedang marah dengan mulut agak di monyongkan. "Tadi kau yang menyuruh ku lihat sendiri, sekarang kau malah marah padaku, dasar Dior".

Hausa mengomel tapi juga meledek, dia sudah biasa dengan sikap Dior yang sebelas dua belas dengan sikap Richelle, tapi masih sereman Richelle, jadi dia tidak marah sama sekali.

"Tapi kau tidak usah sampai menarik nya". Balas Dior tanpa melihat Hausa.

"Yaa tetap saj-"

Siiinnng

Omongan Hausa terpotong saat sebuah pedang melerai perdebatan mereka, dan yaa itu adalah ulah Richelle. Seperti nya dia mulai terganggu.

Terbukti kan kalau Richelle lebih seram dari Dior ya walaupun mereka sama-sama dingin dan cuek, tapi Richelle.. yaa hmm

"Richelle!!". Teriak Hausa yang sudah menatap Richelle.

Sang empu nama hanya melirik sinis orang yang meneriaki nya yang berujung membuat Hausa membuang nafas nya kasar karena dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika sudah menyangkut Richelle yang seperti itu.

Hausa menyenderkan tubuhnya kasar dengan melipat kedua tangan didepan dadanya. "Ck, Apa yang terjadi padaku, kenapa aku harus dikelilingi dua manusia menyebalkan ini". Omelnya pelan.

Omelan nya itu masih bisa didengar oleh telinga kedua orang yang sedang ia bicarakan tadi alhasil membuat nya mendapatkan tatapan tajam dari kedua pasang mata mereka.

Disaat ketiga orang itu sedang berdebat, Dave dan Aleksa sibuk berdua dengan urusan mereka.

"Iiih Dave, kau iniii". Rengek Aleksa karena sedari tadi Dave selalu mengganggunya.

"Kenapa hmm?". Dave semakin meledek Aleksa.

"Kembalikan penaku, aku ingin menulis ini nih". Aleksa berdiri dari duduknya kemudian berjinjit untuk mengambil pena yang beralih tangan ke Dave.

"Kau ini terlalu gemas sa, aku jadi tidak ingin memberikan nya haha". Dave semakin seru menjahili Aleksa, tapi dia tidak tega lama-lama menyusahkan wanita di depan nya yang membuatnya memberikan pena itu kembali.

"Huh kau ini". Aleksa memonyongkan bibirnya kemudian kembali duduk dan melanjutkan aktifitasnya.

Saat ingin melanjutkan aktifitasnya yaitu menulis, kertas yang akan menjadi wadah nya menoreh tulisannya itu malah direbut lagi oleh Dave.

"DAVEE!!". Teriak Aleksa ngambek.

"Apa?".

"Kembalikan tidak!". Aleksa berteriak sambil menunjuk kertasnya ditangan Dave.

Dave menggelengkan kepalanya dan terus menatap jahil Aleksa sambil tersenyum manis.

"Dave...kau in-"

"Ekhem"

"Ekhem"

"Ekhem"

Belum sempat Aleksa melanjutkan omelan nya untuk Dave, pertengkaran mereka berdua dihentikan dengan dehaman keras dari tidak pria yang sedari tadi menyaksikan pertengkaran mereka.

"Wah, kita sepertinya hanya pajangan disini". Sindir Richelle sambil terus kembali membaca bukunya.

"Dior, sepertinya kau sebentar lagi akan mendapatkan kakak ipar". Tambah Hausa memanas-manasi.

"Kita bikin pesta pernikahan seperti apa ya nanti". Dior ikut memanas-manasi sambil tersenyum kecil dan melirik ke kakaknya.

"Ish kalian...Dave!!". Aleksa benar-benar malu dan ngambek karena dia diledek terus dari tadi.

"Mangkanya kak, jangan meledekku terus". Ledek Richelle sambil tertawa kecil.

Richelle semakin membuat Aleksa ngambek dengan ledekan nya itu.

"Iya nih kertasnya, maaf ya... Habisnya mengganggu mu itu seru". Kata Dave sambil menaruh kembali kertas yang dia ambil tadi di meja depan Aleksa.

"Dave..!!".

"Ekhem....".

Belum sempat lagi Aleksa memukul Dave, dia sudah di tegur lagi oleh adik-adiknya itu alhasil membuat bibir Aleksa manyun dan dia kembali duduk.

Dave pun sudah puas mengganggu Aleksa, dan akhirnya dia bergabung dengan Richelle, Hausa, dan Dior.

•••••
He Deserves to be Happy
•••••

Next ⏭️

Yay yay, setuju gak Aleksa dan Dave menjadi satu hati?

Jangan lupa vote and komen sebanyak banyaknya ya hihi

Bye bye

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang