Welcome reader
------
🌺 Happy Reading guys 🌺
••••••
Aleksa dan Dior telah pergi ke tempat pembangunan sedari tiga puluh menit yang lalu menitipkan Megan kepada dokter Alden selama mereka pergi. Tidak lama, hanya saja mereka selalu khawatir.
Dokter Alden juga sudah selesai memeriksa Megan sedari sepuluh menit yang lalu, dan keberadaan dokter Alden sekarang berada di ruangannya. Dia sedang berkutik dengan buku-buku nya, salah satu nya buku tentang Aconitum Ferox.
Keadaan Megan saat ini masih nyenyak dalam tidurnya. Sepertinya mimpinya itu yang membuat nya enggan untuk bangun.
Tiga puluh menit berlalu sedari dokter Alden kembali ke ruangannya, kini sudah ada pergerakan sebagai tanda-tanda dari diri Megan bahwa dirinya akan bangun.
"Eeunghh." Suara itu keluar dari mulut Megan bersamaan dengan mata indah berwarna birunya yang sudah lama tidak ia perlihatkan kepada dunia.
Mata itu menyipit dan sedikit melirik lirik guna menetralkan cahaya mentari yang berhasil menyilaukan mata nya yang sudah terhitung hampir empat hari terpejam.
Saat dirasa cahaya sudah tidak terlalu menyilaukan matanya, Megan beranjak dari posisi tidurnya, menggantinya menjadi posisi duduk dengan selimut yang masih bertengger menutupi bagian kakinya. Ada sedikit rasa pening yang menerjang kepalanya.
Megan teringat kembali akan mimpinya yang ia anggap itu adalah kejadian yang nyata adanya, tetapi saat ia merasa ada yang mendorongnya dan menyebabkan ia kembali ke kehidupannya dan disitu ia menyadari bahwa itu semua hanya mimpi. Mimpi yang membuat nya enggan untuk mengakhirinya jika saja dorongan itu bisa ia lawan.
Mimpi-mimpi yang indah itu terus terulang seperti halnya film yang kita tonton. Terulang dengan rapih dan tersusun sampai membuatnya tersenyum dan juga membuat matanya dibanjiri dengan cairan bening.
Tidak ingin larut lagi dalam mimpi itu, Megan dengan cepat menarik nafas bersamaan dengan mengusap air matanya. Setelah dirasa dirinya sudah tenang, ia kemudian membuka selimut dari tubuhnya, menurunkan kakinya dan memasukkan nya kedalam sandal kamar miliknya.
Niatnya sekarang adalah bertemu dengan kedua saudaranya. Megan beranjak dari kasurnya, kemudian membawa tubuhnya menuju kamar adiknya.
Tidak memerlukan waktu lama untuk sampai dikamar sang adik yang berada tepat di samping kamarnya. Pintu kamarnya tertutup rapat, Megan mengetuknya terlebih dahulu sebelum membukanya.
Tok tok
Tidak ada balasan.
"Dior." Panggil Megan dari luar kamar sambil tetap mengetuk pintu.
Masih tidak ada jawaban.
Ceklek
Megan memutuskan untuk langsung membuka pintu kamar adiknya. Dan ya, dia tidak mendapati sosok adiknya. Yang ia lihat hanyalah kamar yang rapih dengan barang yang berada di tempatnya.
"Kemana Dior?." Batinnya.
Karena tidak menemukan sang adik, Megan menutup kembali pintu itu dan kemudian beranjak ke kamar kakaknya.
Tidak di tutup.
Itulah batin Megan saat melihat pintu kamar kakaknya yang tidak tertutup. Tanpa pikir panjang, ia langkahkan kakinya masuk ke dalam kamar yang sudah ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]
FantasyDia terbangun, dan langsung menanyakan keberadaan dua orang yang sangat berarti dalam hidup nya. "Dimana mereka? Mereka pasti baik-baik saja kan?". Tanya nya menutupi pikiran buruknya dan berusaha tetap tersenyum. Dia dibawa menemui orang yang dia c...