HDTB 15 || HUKUMAN

151 15 1
                                    

Welcome reader

-----

Apa kabar semua
Semoga selalu baik 🙌🏻
Kembali lagi untuk membaca
Karya author ini


🌺Happy reading🌺

•••

"Megan, karena kamu baru pertama kali berkunjung ke istana ini dan baru mengenal peraturan istana, kami tidak akan memberimu hukuman yang berat". Kata Raja Zhanli yang membuat mata Megan dan Richelle yang saling tatap seketika langsung memperhatikan asal suara.

"Terimakasih yang mulia". Jawab Megan menundukkan badannya.

"Tapi.."

Kata itu membuat Megan sangat penasaran dan deg-degan. "Tapi apa kak?". Tanya Megan kepada Jinli.

"Tapi kau harus menuliskan semua peraturan istana esok hari". Jawab Jinli.

Megan agak terkejut mendengar jawaban Jinli karena ia tau peraturan kerajaan Vandoria sangat banyak bahkan melebihi peraturan istananya.

Tapi dia bersyukur hukumannya tidak terlalu berat dan sulit hanya saja akan membuat tangan nya patah.

"Baik kak".

"Pangeran Megan sudah boleh kembali ke kamar, silahkan". Kata Raja Zhanli.

Megan memberi salam hormat kepada Raja Zhanli sebelum ia beranjak pergi dari tempat itu.

••••

Langit gelap berganti menjadi langit yang mengeluarkan cahaya hangat dari tempat persembunyiannya yang membuat langit itu menjadi sangat indah.

Semua murid dikamar mereka masing-masing sedang bersiap untuk pembelajaran hari ini

Saat semua nya sudah rapih dan sarapan sudah mereka makan termasuk Megan dan Dior yang ingat pesan ayahnya mereka segera keluar dari kamar.

"Megan Dior". Panggil seseorang dari kejauhan, Emil.

"Kakak". Balas keduanya sambil melambaikan tangan.

"Kalian udah sarapan?". Tanya Dison merangkul Megan dan Dior.

Megan dan Dior saling tatap dan tersenyum. "Udah dong kak, nanti kalau pulang pulang kurus gak boleh masuk lagi sama ayah". Jawab Megan

"Nah tuh ingat". Ujar Emil menambahkan.

"Ck lagian ayah bisa bisa nya ngasih tugas kayak gitu, gak ada yang lebih menantang lagi gitu, ini malah tugasnya makan tiga kali sehari". Megan protes dengan bibir manyun.

"Siapa suruh kalian males makan, sampai bisa sehari gak makan sama sekali, apalagi kalau mood kalian lagi gak bagus, bakal susah bujuk buat makan". Kata Dison.

"Hehehe".

"Sudah yuk, kita ke kamar putri Aleksa". Ajak Edgar.

"Yuk".

Mereka segara melangkah menuju kamar Aleksa. Tapi..

"Pangeran Megan". Suara dari kejauhan membuat langkah lima orang pria itu terhenti dan segera membalikkan badan.

"Kak Jinli". Salam Megan diikuti oleh yang lain.

"Ikut kakak sekarang". Pintah Jinli sambil tersenyum meninggalkan mereka.

"Kenapa?". Tanya Dior singkat padat dan jelas sambil menghalangi jalan Megan.

"Eemmm, itu eemm masalah tadi malem". Jawab Megan agak sedikit gugup, karena dia tau Dior tidak suka saudaranya ataupun siapa itu melanggar peraturan.

"Kau membuat masalah?". Tanya nya lagi.

Megan tidak berkutik, Dior kalau sudah mengintrogasi orang sangat seram, tidak ada senyum di wajahnya.

"Ooh, tadi malem yang kau bilang ada sesuatu yang harus di selesaikan itu ini?". Dior menebak nebak dengan ekspresi yang sama, dingin dan datar.

"Hehehe". Megan tidak bisa menjawab apa apa lagi. "Sudahlah Dior itu bukan masalah besar, hukuman yang diberikan juga tidak berat".

Wajah Dior menjadi semakin ganas mendengar jawaban Megan. "Bukan masalah besar". Dior mempertegas perkataan nya. "Melanggar ya tetap melanggar".

"Iya aku minta maaf, lain kali gak akan buat lagi". Bujuk Megan agar Dior tidak marah lagi dengan menunjukkan dua jari nya yang menunjukkan angka dua.

"Huuff". Dior hanya memberi anggukan.

"Ya sudah ya aku pergi dulu". Pamit Megan ke semua murid kerajaan Vandic kemudian pergi mengikuti arah pergi Jinli.

••••

Megan berhenti di sebuah ruangan besar, tinggi dan luas, sangat menawan. Di atas pintu ruangan itu bertuliskan 'perpustakaan'.

"Megan, kau akan menjalankan hukuman di sini, kau masih ingatkan dengan hukuman mu?". Tanya Jinli.

"Masih kak".

Ceklek

Pintu yang memiliki dua kenop terbuka lebar. "Silahkan Megan duduk dan ambil pena serta kertas yang ada di laci sana". Pintah Jinli memberi arahan.

"Baik kak". Megan segara melangkah untuk mengambil barang barang yang diperlukan.

Saat semua nya sudah siap dan Megan ingin memulai menulis, dia mengetahui ada sesuatu yang kurang, dia tidak bisa menemukan peraturan-peraturan istana untuk dia tulis, karena ia tidak hafal peraturan sebanyak itu.

"Duuh ada dimana ya?". Mata nya terus mencari keseluruh ruangan itu. "Gimana ak?"

"Ada disini". Sebuah suara memotong omongan Megan dan membuat Megan terkejut.

Tbc

-----

Terimakasih buat readers yang sudah meluangkan waktu untuk membaca karya author ini, jangan lupa tinggalkan jejak yaa

Sampai jumpa di chapter berikutnya

Bye bye

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang