Welcome reader
-----
🌺 Happy reading guys 🌺
•••••
"Eunghh".
Suara erangan itu membuat seorang wanita yang sedang membereskan kamar dan obat-obatan nya terkejut. "Hah, pangeran?". Tanya nya langsung menghampiri kasur Megan.
Mata yang sudah beberapa hari terpejam itupun akhirnya menampakkan keindahannya kembali. Mata nya terbuka perlahan-lahan.
"Pangeran Megan...". Lirih wanita itu sembari menunggu kedua pasang mata itu terbuka sempurna.
"Hah!!". Megan tersentak dan langsung bangun dari tidurnya dan itu membuat kepalanya menjadi pusing.
"A-ada apa pa-pangeran?". Wanita itu sangat terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari tuan nya.
Megan langsung menatap ke pintu kamarnya yang terbuka. "A-ayah dan bunda dimana bi?". Tanya nya terdengar agak bergetar
Ya wanita itu adalah Maurin, asisten pribadi Ibunda Megan.
Maurin tidak bisa menjawab pertanyaan itu. "Emmm, ya-yang mulia..i-itu..".
"Dimana..".
Maurin berusaha mencari topik agar Megan tidak begitu shock setelah sadar. "Lebih baik pangeran minum dulu, pangeran baru sadar". Kata Maurin sambil memberikan segelas air putih eeeh apa air bening ya🤔 yaa itulah, kita sebut aja air putih seperti biasa...oke lanjut
Bukannya mengambil air itu, Megan malah mengeluarkan badannya dari selimut tebal berwarna hitam yang menyelimuti nya sejak ia bangun.
"Pangeran.. pangeran mau kemana?". Tanya Maurin saat melihat Megan menurunkan kakinya dari kasur kemudian mengenakan sendal kamar nya dan beranjak meninggalkan kamar.
"Lihat ayah dan bunda". Jawaban ketus yang Maurin dapatkan.
Dengan cepat Maurin menyusul Megan.
•••••
"Pangeran Megan". Sapa senang dan bahagia banyak pelayan dan prajurit saat mereka melihat pangeran mereka sudah sadar.
"Hmm". Hanya itu balasan yang Megan berikan, hati nya sedang tidak baik.
Ceklek
"Ayah...bunda..". Panggil Megan dengan nada suara agak meninggi sambil menelusuri seluruh isi kamar yang luas di hadapannya.
"Ayah...kau dimana"
"Bunda..ini Megan, kalian dimana sih?". Panggil nya lagi sekarang dengan suara agak gemetar, tapi sama sekali tidak mendengar jawaban dari nama-nama yang di panggil.
Maurin melihat Megan seperti itu rasanya sangat sakit.
"Pangeran..raja dan ratu sudah tidak bersama dengan pangeran lagi.. pangeran jangan seperti itu, bibi takut pangeran tidak bisa menerima kenyataan ini". Batin Maurin.
Megan semakin melangkah masuk dan terus berusaha menemukan ayah dan bundanya, bisa dibilang dia agak kacau keadaannya.
Maurin melihat Megan sudah seperti itu merasa cemas dan memutuskan memberitahukan hal ini kepada Aleksa dan Dior yang sedang mengurus beberapa pekerjaan istana.
•••••
Tap
Tap
Tok...tok..
Maurin mengetuk pintu ruangan tempat Aleksa dan Dior.
"Masuk!".
"Putri hah..hah.. pangeran..". Panggil Maurin saat sudah masuk keruang itu dengan nafas yang terengah-engah.
Aleksa dan Dior sontak saling tatap saat mendapati Maurin sepeti itu dan membuat keduanya langsung berpikir bahwa ada kabar buruk yang akan di sampaikan.
"Ada apa bi Maurin?". Tanya Aleksa setelah berjalan menghampiri Maurin bersama Dior.
"Pangeran Megan sudah sadar".
"Hah". Aleksa dan Dior saling tatap dengan tatapan bahagia.
"Ada dimana dia sekarang bi?". -Dior
"Itu yang menjadi masalah nya pangeran.."
"Kenapa bi?".
"Pangeran Megan ada di kamar raja dan ratu, sedari dia bangun, dia langsung mencari raja dan ratu".
"Kita kesana sekarang!". Dior langsung beranjak ke kamar ayah dan bunda nya di susul oleh Aleksa dan Maurin.
•••••
Sampailah Dior, Aleksa dan Maurin dikamar yang mereka tuju
"Megan!".
Panggil Aleksa dan Dior sembari mengedarkan pandangan mereka ke seluruh ruangan untuk mencari sesosok tubuh yang mereka rindukan, tapi saat mereka tiba di ruangan itu mereka tidak melihat sama sekali sesosok tubuh itu.
Mereka melangkah masuk mencoba mencari di beberapa ruang dalam ruangan itu.
Saat mencari di ruang kerja sang ayah, mereka mendapati apa yang mereka cari, sosok itu sedang mencari dengan memanggil manggil orang yang ia cari dengan suara lirih.
"Megan..". Panggil Aleksa lembut.
Si pemilik nama itu sontak langsung mengalihkan pandangannya ke arah orang yang memanggil nya.
"Ka-kak, dimana ayah dan bunda..dari tadi aku mencari mereka, tapi aku tidak menemukan mereka..". Tanya Megan masih di tempatnya.
Pertanyaan itu berhasil membuat Aleksa dan Dior saling tatap.
Aleksa melangkah mendekati Megan yang masih diam mematung dengan terus mengedarkan pandangannya mencari ayah dan bundanya.
Grebbb
Aleksa memeluk tubuh adiknya dengan hangat, di ikuti juga dengan pelukan dari Dior.
"Megan..apa kau tau, kita hampir kehilangan mu, kita kehilangan denyut jantung mu kemarin, kau juga kejang-kejang". Lirih Aleksa yang terdengar sangat menusuk di hati Megan.
"Kau sudah membuat seisi istana ini khawatir dengan keadaanmu kemarin". Dior ikut membuka suara, mengeluarkan semua isi hatinya dalam pelukan Megan.
Tangan Megan membalas pelukan kedua saudara nya. "Ma-maafkan aku, maafkan aku". Pelukannya semakin mengencang. Dia merasa bersalah telah membuat orang tersayang nya khawatir.
"Seharusnya aku bisa lebih kuat lagi..dasar lemah". Batin Megan.
"Hei, tidak perlu minta maaf, kau bertahan sampai sekarang dan bangun menemui kakak saja sudah membuat kakak sangat lega". -Aleksa
Dior melepas pelukannya. "Kau dengar? Kalau sampai kau membuat kakak khawatir lagi, ini akan melayang di wajah mu". Ancam Dior sambil menunjukkan kepalan tangan nya yang keras.
"Ooh ooh satu lagi, jgn lupakan dia". Sambil menunjukkan pedang yang berada di tangan kirinya.
"Iiish kau membuat ku takut Dior". Ledek Megan sambil tertawa kecil sama juga dengan aleksa.
"Dimana ayah dan bunda?". Pertanyaan itu lagi yang keluar dari mulut nya.
Aleksa dan Dior saling tatap sebentar, dan..
"Huuuff, sepertinya ayah dan bunda sangat merindukan mu sama dengan mu"
"Jadi.. ayok aku antara kan kau bertemu dengan ayah dan bunda". Jawab Dior kemudian melangkah pergi meninggalkan Megan di belakangnya.
•••••
He Deserves to be Happy
•••••Next ⏭️
KAMU SEDANG MEMBACA
He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]
FantasyDia terbangun, dan langsung menanyakan keberadaan dua orang yang sangat berarti dalam hidup nya. "Dimana mereka? Mereka pasti baik-baik saja kan?". Tanya nya menutupi pikiran buruknya dan berusaha tetap tersenyum. Dia dibawa menemui orang yang dia c...