HDTB 42|| PENINGKATAN

69 8 0
                                    

Welcome reader

-----

Diharap untuk tidak menaruh ekspetasi tinggi untuk cerita ini⚠️

🌺 Happy reading guys 🌺

•••••

"Aku pamit dulu ya. Kamu jangan sedih terus, harus selalu kayak gini nih-" kedua telunjuknya menyentuh sudut bibir lawan bicaranya kemudian menariknya membentuk sebuah senyuman.

Perlakuan itu membuat nya tersenyum malu, senyuman nya sangat tulus.

"Nah gitu... Kan tambah cantik." Rayu si pelaku.

"Iih Dave." Rengek Aleksa. Dirinya sekarang tengah malu saat Dave memperlakukan nya seperti ini. Perlakuan Dave membuat jantung nya berdegup lebih kencang dari biasanya.

"Jaga kesehatan ya. Oh ya  sebelum aku pergi, aku ada sesuatu." Ujar Dave mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dengan tali berwana coklat yang terikat dan didepan nya bertuliskan, untuk Aleksa.

Aleksa menerima amplop itu dan dia bertanya, "apa ini?."

"Lihat saja sendiri." Ledek Dave. "Kalo gitu, aku balik sekarang ya." Pamit Dave kemudian melangkah menuruni tangga bagian depan pintu keluar istana.

Ya, Aleksa mengantar Dave sampai pintu keluar istana. "Hati-hati." Ujar Aleksa sambil melambaikan tangannya.

Dave membalas dengan lambaian juga setelahnya membungkuk kepada tuan rumah. Aleksa membalas dengan hal yang sama sambil tersenyum.

Sepulangnya Dave dari kediamannya, Aleksa berniat membawa dirinya kembali ke kamar nya, kamar yang letaknya berada di sebelah kamar Dior, dan untuk kamar Megan, kamarnya terletak di sebelah kamar Dior.

Mulai melangkahkan kaki untuk menuju ruangan yang dituju, itulah yang Aleksa lakukan saat ini sampai akhirnya, ia pun tiba dan masuk ke dalam kamarnya.

Ggrrt

Suara gesekan kursi yang bergerak pindah dari dalam meja yang menaungi nya, karena tarikan dari tangan Aleksa untuk ia duduki.

Aleksa mendudukkan tubuhnya di kursi meja belajar miliknya. Dengan tanpa semangat Aleksa menarik nafas kemudian membuang nya guna menenangkan pikiran nya sejenak, setelahnya Aleksa kembali memfokuskan pandangannya ke sebuah amplop pemberian Dave yang sedari tadi ia pegang.

Penasaran menyelimuti pikirannya, dan karena rasa penasaran itu kedua tangannya bergerak membuka tali yang mengikat amplop ditangan nya.

Tapi keinginannya untuk melihat isi amplop itu terganti saat atensinya menangkap kehadiran dokter Alden dari selah pintu kamar nya yang tidak ia tutup rapat sedari ia masuk.

Dokter Alden yang melangkah menuju kamar adiknya membuat Aleksa langsung berdiri dan melangkah keluar kamar untuk melihat, melupakan amplop itu yang sudah ia letakkan di atas meja.

Aleksa melihat dokter Alden masuk ke kamar Megan dan hal itu sontak membuat Aleksa buru-buru menuju kamar adiknya juga.

Tok

Tok

Ketuk Aleksa sebelum langkahnya ia bawa masuk ke dalam kamar sang adik. Ketukan pintu dari Aleksa membuat dokter Alden melihat kearah Aleksa lalu tersenyum.

"Ada apa dokter, apakah ada yang salah?." Tanya Aleksa kepada dokter Alden tentang kondisi Megan.

"Tidak ada yang salah, putri. Semuanya baik-baik saja." Jawab dokter Alden sambil menyiapkan sebuah jarum suntik beserta cairan yang sudah ia racik dan sesaat melihat ke Aleksa saat menjawab pertanyaan nya.

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang