HDTB 41|| SANG PENERUS

82 9 0
                                    

Welcome reader


-----

🌺 Happy reading guys 🌺

•••••

Srek

Srek

Di meja kerja nya, dia sedang bermain dengan kertas-kertas dan juga buku-buku tebal yang itu semua sudah menjadi tugasnya.

Tugas itu awalnya belum menjadi miliknya, bahkan dia sendiri tidak pernah berpikir untuk mendapatkan tugas dan tanggung jawab sebesar ini, tapi keadaan yang membuatnya harus menerima tugas dan tanggung jawab besar itu.

Keadaan yang tidak pernah ia inginkan. Perpisahan yang sangat tidak ia nantikan.

Dalam kertas-kertas itu berisikan beberapa gambar bangunan di beberapa wilayah kekuasaan nya dan di sebelah kiri nya terdapat satu buku tebal yang berjudul 'Menjadi Penerus Kerajaan yang Bijak'.

"Penasihat, apakah bagian ini juga terkena dampaknya? Saya belum sempat untuk melihat keadaan di sana." Tanya nya, sang penerus kerajaan sambil menunjuk gambar.

"Bagian ini terkena sedikit dampak kerusakannya yang mulia pangeran Dior, tapi bagian itu tidak separah bagian yang ini". Jawab sang penasihat yang selalu setia menemani dan mengajarkan Dior dalam tanggung jawab ini.

Ya, Dior yang akhirnya menjadi penerus ayahnya, mendiang Raja Fabian. Saat itu, kerajaan Vandic mengalami kekosongan singgasana karena peperangan yang dimulai oleh kerajaan Bathory, dan hal itu harus segera terselesaikan dengan menobatkan salah satu putra mahkota untuk meneruskan ayahanda mereka.

Kerajaan awalnya sangat yakin untuk menunjuk Megan, karna ia adalah anak laki-laki tertua dan Megan sudah paham banyak tapi, melihat kondisi Megan yang belum stabil, juga Megan selalu menolak dan selalu menunjuk Dior 'yang lebih pantas' katanya, dan alasan lainnya dia bilang, dia ingin menjaga istana, tidak untuk memimpin, alhasil kerajaan menobatkan Dior menjadi penerus walaupun umur nya belum cukup untuk memimpin.

Dalam umur yang yang seharus nya masih belajar bukan untuk memikul tanggung jawab yang besar, Dior tidak mengeluh, bahkan dia selalu belajar setiap hari nya.

"Baik, untuk bagian barat ini nanti saya akan mengeceknya sendiri.. dan untuk yang ini, segera lakukan perbaikan agar penduduk disana cepat beraktivitas dengan nyaman kembali." Titah Dior yang kemudian diangguki penasihat nya.

"Baik yang mulia. Pangeran beristirahatlah, sisa nya biar saya yang mengurus." Katanya Sang penasihat sambil membereskan kertas-kertas di depan Dior.

Dior mengangguk tanda ia mengiyakan tawaran penasihat nya, kemudian dia bangkit dan melangkah keluar dari ruang kerja nya.

Dalam langkahan nya dia selalu memikirkan bagaimana kondisi kakak keduanya saat ini. Dia berharap kakak nya segara sehat dan kembali ceria.

Langkahnya kini tiba didepan pintu kamar yang terbuka. tidak terlalu lebar, tapi bisa membuat kita melihat sedikit isi ruangan itu. Dior memutuskan untuk melangkah masuk.

Didalam ternyata bukan hanya ada Megan dan Aleksa, tetapi ada dokter Alden juga yang sedang memeriksa Megan yang sudah terlelap dalam dunia bawah sadarnya.

Takut kakak keduanya kenapa-kenapa lagi, Dior dengan cepat bertanya pada sang kakak pertama, "kak, apa yang terjadi?." Tanya Dior khawatir.

"Tenang Dior, Megan tidak apa-apa kok, dokter Alden hanya memeriksa nya." Jawab Aleksa sambil tersenyum juga mengelus lembut punggung si bungsu.

"Tapi kenapa dia---"

"Megan hanya tidur, dan kau tidak lupa kan, bahwa Megan harus selalu di periksa". Tutur Aleksa memotong pertanyaan yang akan keluar dari mulut Dior.

Dior tersenyum manis saat mendengar penjelasan dari Aleksa dan setelahnya dia langsung memeluk tubuh Aleksa dengan hangat. Aleksa membalas nya dengan belaian lembut di punggung Dior.

Setelah sekitar dua menit mereka berpelukan, melepas penat untuk Dior dan melepas rindu untuk keduanya, akhirnya mereka melepas pelukan itu dan beralih kepada Alden.

"Apakah Megan sudah makan, putri?" Tanya Alden.

"Sudah dokter, tapi hanya dua suap saja, dia tidak ingin melanjutkannya." Jawab Aleksa.

"Pengaruh Aconitum Ferox yang mempengaruhi nafsu makannya, dia merasa sakit di bagian perut nya dan itu yang membuatnya sangat enggan untuk memakan sesuatu." Jelas Alden.

"Lalu apa yang harus dilakukan?." Tanya Aleksa sendu.

"Untuk saat ini, Megan membutuhkan banyak nutrisi dan juga vitamin sebagai pengganti makanan berat untuk menjaga tubuhnya tetap kokoh saat melawan efek kekuatannya. Jadi saya akan memberikan satu suntikan vitamin setiap tiga hari sekali sampai Megan benar-benar ingin makan." Jelas Alden lagi.

"Baik dokter, terimakasih."

"Sudah tugas saya, kalau begitu saya pamit putri, pangeran." Pamit Alden sambil membungkukkan badannya yang dibalas juga oleh Dior dan Aleksa.

Sepeninggal Alden dari kamar Megan, Aleksa dan Dior menghampiri Megan yang sedang terlelap dan membisikkan sesuatu ke telinga kiri Megan, "cepat sembuh ya, aku dan kakak gak sanggup tau liat kau seperti ini terus. Tidak mau makan, selalu berdiam dikamar, itu sakit Megan untuk dilihat dan dirasakan sama kita. Kita ingin kau seperti biasanya. aktif, ceria, dan banyak makan kembali." Ujar Dior.

"Dior benar. lihat wajahmu, mulai tirus, pipi tembam mu mulai hilang entah kemana" terhitung sudah satu Minggu tidak ada makanan apapun yang melewati kerongkongan nya kecuali, sarapannya pagi ini, yang membuat tubuh nya terlihat lebih kurus dari sebelumnya.

"cepat sembuh Megan. Kakak menanti keceriaan mu kembali." Ucap Aleksa sambil tersenyum manis.

Setelahnya mereka keluar dari kamar Megan dan membiarkan Megan beristirahat dengan nyaman.

•••••

Sore hari di hari yang sama, kerajaan Vandic kedatangan tamu. Tamu itu lebih tepatnya untuk sang putri, Aleksa tapi, sebelumnya dia sudah menemui Dior terlebih dahulu untuk membahas tujuan dia datang ke kerajaan Vandic. Tamu itu seorang pria tampan seumuran dengan Aleksa.

Tok...

Tok...

Tok...

Ketukan pintu membuat penghuni ruangan itu yang sedang duduk di tempat dekat jendela kamar dengan pandangannya yang melihat keluar jendela sontak menoleh ke arah pintu yang tertutup, berdiri dan melangkah untuk membukakan pintu untuk melihat siapa yang datang.

Ceklek

"Yaa--" suara nya terhenti saat melihat siapa yang sedang berdiri dihadapannya. Orang itu tersenyum untuk si pemilik kamar kemudian membungkuk memberi hormat, dan begitu sebaliknya.

"Ada apa kau kesini?."

"Aku ada urusan dengan adikmu, Dior." Jawab nya.

"Sudah ketemu?."

"Sudah, sebelum menemui mu." Jawabnya lagi sambil tersenyum.

"Kau kenapa, seperti tidak semangat?." Tanya nya kepada Aleksa.

"Hmm, karena semangatku sedang tidak baik baik saja Dave." Jawab Aleksa sambil menatap mata Dave.

Dave sangat mengerti dengan tatapan itu, dia tau dan pasti tau apa yang sedang dirasakan wanita didepan nya ini. "Apa yang terjadi dengan Megan?." Dave bisa langsung menebak bahwa permasalahannya ada pada Megan.

Aleksa menarik tangan Dave dan membawanya menuju kamar Megan. "Nafsu makan nya sangat buruk, sudah seminggu dia tidak mau makan. Dia juga selalu murung."

••••••
He Deserves to be Happy
••••••

Next ⏭️

He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang