Welcome reader
------
🌺 Happy reading guys 🌺
•••••Damai..
bahagia..
Penuh tawa..
Itulah suasana yang ada di ruang makan.. suasana yang menyelimuti persahabatan dan persaudaraan mereka.
"Hahaha".
"Yaak kau ini bisa saja haha".
"Dior, ada apa dengan kedua kakak mu itu..kenapa mereka sangat sweet". Ledek Megan yang mengundang tawa semua orang yang ada di meja makan dan membuat si tersangka tersenyum malu.
"Kau tidak tau saja Megan, sudah dari tadi seperti itu". Tambah Dior dan membuat tawa disana semakin menjadi-jadi.
Karena masih saja di ledek, Dave dan Aleksa berdiri kemudian melangkah menghampiri Dior dan Hausa.
Sebelum mengeluarkan kata-kata, Dave dan Aleksa melipat kedua tangan mereka didepan dada dan memasang ekspresi marah.
"Masih ingin meledek, hmm?". Tanya keduanya.
Sontak Megan, Dior, dan Hausa diam tak bisa berkata-kata.
"Kalau masih mau meledek....". Ucap Dave menggantung.
"Ini yang akan kalian rasakan!".
"Aaaaa kak, geli.. kak". Teriak Dior saat Aleksa menggelitik pinggangnya.
"Dave.. hentikan!! Iyaa iyaa kita gak akan ganggu waktu kalian". Ampun Hausa ketika pinggangnya juga digelitiki oleh Dave.
Megan tertawa melihat kedua teman nya seperti itu, tapi tawa nya tidak lepas, karena ada sesuatu yang dia rasakan.
'a-aaw, kenapa sa-sakit lagi-i sssh'. Keluh Megan dalam hatinya.
Megan menekan-nekan pelan dada kirinya sambil menundukkan kepalanya agar tidak terlihat siapapun, ya walaupun itu mustahil dan pasti hal itu akan tertangkap oleh mata orang-orang di sekelilingnya.
Dan benar saja, dalam hitungan detik atensi Richelle menangkap gerak-gerik aneh dari sahabat nya yang duduk di kursi tepat di sebelah nya.
Richelle cemas dengan keadaan Megan yang membuat nya bangkit dari duduk nya dan menghampiri Megan.
Saat Richelle berjalan mendekati Megan, gurauan dari Dave, Aleksa, Dior, dan Hausa seketika terhenti dengan pergerakan itu, yang akhirnya membuat pandangan mereka fokus ke arah yang Richelle tuju.
Dan ya benar saja, mereka berempat langsung berlari ke tempat Megan.
Megan tidak menyadari jika sahabat dan saudara nya sudah ada di samping nya kerena dia sibuk dengan rasa sakit nya sekarang.
Aleksa mendudukkan badan nya di atas lantai yang beralaskan karpet abu-abu, dengan posisi badan menghadap kearah adiknya yang masih menunduk, kemudian tangan nya mengelus lembut pundak adiknya itu.
Terkejut, itulah yang Megan rasakan saat sebuah tangan mengelus punggungnya dan di situ dia menyadari bahwa semua orang sudah berada di sampingnya.
Dengan perasaan cemas, Aleksa mulai membuka suaranya. "Megan..ada apa?". Tanya nya lembut.
Megan belum menjawab pertanyaan kakaknya dan itu membuat semua yang berada di situ sangat cemas dengan kondisi nya.
Megan masih berusaha mengatur nafas nya yang tidak stabil. "K-kak..". Lirih nya. Bahkan panggilannya itu hampir tidak terdengar.
Aleksa sontak panik, sangat panik saat mendengar suara adiknya sangat lirih dan itu membuatnya tidak bisa berpikir jernih lagi. Yang ada di pikirannya sekarang adiknya sedang tidak baik-baik saja.
"Yaa Megan, kakak di sini.. apa yang kau rasakan hah?". Tanya Aleksa lagi.
"Da-dada ku sakit kak". Jawab Megan. Suara nya serak dan lirih. Dia masih menunduk dan memegangi dadanya.
Setelah mendengar jawaban sang adik, Aleksa berdiri kemudian memeluk Megan dari samping. "Kita istirahat ya, ayo kakak antar ke kamar". Ajak Aleksa kemudian melepaskan pelukannya dan menarik tangan Megan pelan untuk membantu nya berdiri.
"Ada apa kak?". Tanya Dior saat sudah melihat wajah Megan. Megan menyenderkan kepalanya di kursi yang ia duduki sebelum dia bangun dari benda itu.
Gelengan kepala yang aleksa berikan sebagai jawaban kepada adiknya dan gelengan itu dimengerti oleh Dior dan juga sahabat-sahabat. "Tolong panggilkan dokter Alden, kakak akan membawa Megan ke kamar". Pintah Aleksa kepada Dior awalnya, tapi setelah...
Bruk
"MEGAN!!".
Teriak semua nya terkejut saat melihat langsung tubuh Megan merosot dan langsung terduduk di atas lantai yang beralaskan karpet abu-abu itu terutama Aleksa yang pasalnya menuntun Megan saat berdiri tadi.
"Megan, MEGAN!!". Panggil Aleksa sambil menepuk-nepuk pelan pipi Megan, karena pandangan Megan mulai kosong dan akan tertutup.
"Kak.. ". Panggil Megan.
"Kita ke kamar ya, ayok". Jawab Aleksa tetap lembut sambil membantu Megan berdiri lagi.
"Kak.. aku lemas, lemas banget". Adu Megan dengan setetes air mata yang keluar dari ujung kelopak mata nya. Dia tidak sanggup hanya untuk sekedar berdiri, mata nya juga sangat berat untuk tetap terbuka.
"Dior, bantu kakak.. bawa Megan ke kamar!". Dengan sigap Dior langsung menggendong tubuh Megan yang sudah lemas ke kamarnya.
"Aleksa, aku akan memanggil dokter Alden". Kata Dave.
Aleksa tersenyum lalu mengangguk mengiyakan, kemudian dia langsung menyusul Dior ke kamar Megan.
Dengan cepat Dave berlari keruangan dokter Alden untuk menggantikan tugas Dior yaitu memanggil nya.
•
•
•"Bagaimana?". Tanya seseorang dengan jutek dan dengan tangan dilipat di dada.
"Yaa.. seperti yang kau tau sebelumnya, tentang kekuatan spesial nya itu.."
"Kau tenang saja Flynn, dia masih menderita kok". Lanjut nya dengan senyum smirk yang terlukis di bibir nya.
"Heh, bagus.. itu yang ku ingin kan. Aku harap dia mati dengan kekuatan itu, jadi kita tidak usah membuang-buang tenaga untuk menyingkirkan nya haha". Kata Flynn sambil meminum secangkir teh bersama dengan teman bicaranya.
"Lalu, kau masih dengan tujuan mu itu?". Tanya Flynn mengganti topik membahas tentang tujuan awal teman di depannya itu saat awal mereka bersatu.
"Tentu saja". Jawab nya
"Aku akan selalu membantumu". Senyum smirk kedua nya memenuhi ruangan itu membuat merinding siapa saja yang melihatnya.
•••••
He Deserves to be Happy
•••••Next ⏭️
Jangan bosen baca cerita ini ya xixi😁🙏🏻 sampai jumpa di part berikutnya
Bay bay
KAMU SEDANG MEMBACA
He Deserve To Be Happy [Dia Pantas Bahagia]
FantasyDia terbangun, dan langsung menanyakan keberadaan dua orang yang sangat berarti dalam hidup nya. "Dimana mereka? Mereka pasti baik-baik saja kan?". Tanya nya menutupi pikiran buruknya dan berusaha tetap tersenyum. Dia dibawa menemui orang yang dia c...