Masih ada yang nungguin cerita KenDa gak ya?🌹Happy reading🌹
"Lagi masak apa, Yang?"
Amanda terjengat. Hampir saja spatula di tangannya terjatuh ketika suaminya menyapanya di pagi itu. Apalagi dengan manja Kenan menyandarkan dagunya di bahu Amanda dengan kedua tangan yang melingkar di perut buncitnya.
Amanda yang sejenak terkejut tadi menghela napas. Senyumnya terurai merasakan sikap suaminya yang begitu memuja dirinya.
"Cuma bikin omelet aja kok, Mas. Gak keburu juga kalo mau masak yang lain. Kan katanya pagi ini mesti balik ke Jakarta?"
"Iya, jam sepuluh. Masih ada waktu 3 jam lagi."
Kenan mengusap perut Amanda lembut, dan diimbangi dengan bibir yang mengecupi lehernya berulangkali, sesekali lidahnya menjilat yang membuat wanita hamil itu bergidik.
"Geli, Mas!"
"Mau nambah satu ronde diijinan gak ya?" Bisik Kenan di telinga Amanda.
Telinga Amanda langsung memerah ... Tubuhnya meremang.
"Waktunya kan gak keburu, Mas," jawab Amanda malu-malu. Tangannya berusaha melepaskan diri dari dekapan Kenan yang terkesan posesif.
"Quickies, Yang!" Suara Kenan serak.
Amanda terdiam sesaat, dia segera mematikan api kompornya dan membalikkan tubuh menghadap suaminya. Matanya menatap mata biru Kenan yang menyorotkan keinginannya.
"Yang Mas bilang quickies tuh berapa lama sih? Ntar kayak tadi malam Mas lama banget keluarnya." Wajah Amanda memerah ketika mengatakan itu, apalagi tubuhnya ... rasa hangat menjalar dari ujung rambut hingga ujung kaki. Baru kemarin dia menikah, dan baru tadi malam dia tidur seranjang. Jujur saja, Amanda masih merasa malu dan juga jengah.
"Gak masalah juga sih, cuma takut ada apa-apa aja sama si baby," ucap Amanda yang akhirnya merasa tak tega.
Dia pernah mendengar, menolak keinginan suami untuk berhubungan intim adalah dosa, apalagi dia tidak ada halangan apapun. Sementara itu hormon ibu kehamilan juga membangkitkan sisi gairah yang dimilikinya juga.
"Baby nya pasti ngerti kok, papanya lagi kemaruk setelah lama gak tersalurkan," rayu Kenan dengan tangan yang mulai menjalar kemana-mana.
Mata Amanda membeliak dengan bibir mengulum senyum. Kedua tangannya sudah melingkar di leher suaminya. Rasanya berat banget menolak sesuatu yang terasa indah ketika dilakukan pasangan yang sudah menikah. Dan Amanda pun mengangguk.
Kenan menyelipkan rambut isterinya yang menjuntai, dan memberikan kecupan yang cukup lama di dahi.
"Sepuluh menit cukup kok, Yang."
Amanda mengerling, "oiya? Be-neer?"
Kenan tersenyum menggoda. "Itu teorinya, prakteknya sih gak tau." Habis berucap seperti itu Kenan langsung mengangkat kaos longgar yang dikenakan isterinya. Kekehannya menguar ketika menemukan sesuatu yang disukainya dalam diri isterinya.
Entah harus bagaimana lagi Kenan menunjukkan cintanya, karena otak dan hatinya sudah dipenuhi dengan Amanda dan Amanda.
Tak habis-habis, dan mungkin gak akan pernah habis. Hidupnya seakan sempurna setelah sekian lama memendam hasrat hanya karena memikirkan kepatuhannya pada mamanya. Dan sekarang saatnya dia berbahagia dengan wanita yang dicintainya dan juga anak hasil buah cinta mereka.
Amanda mendesah dalam kungkungan suami, melupakan waktu yang katanya hanya sepuluh menit. Karena pada kenyataannya ... suaminya membutuhkan setengah jam baru melepaskannya kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDA dan Si MATA BIRU
Narrativa generaleCerita untuk usia 21+ Kenan Alarico Samudera sudah mengenal Amanda Puteri Suhardiman selama setahun sebagai bawahannya. Bahkan seminggu sekali mereka selalu berdua di ruangan kantornya dalam suatu urusan pekerjaan. Hingga suatu saat rasa cinta yang...