Bagian 33 | Ingat Kembali

16 4 2
                                    

Masih seperti biasa, Ica masih mengumbar senyumnya setiap pagi dan menyapa penjaga dan pembersih sekolah ketika melewatinya. Sesampainya di kelas ia langsung di cek dengan teliti oleh kedua temannya.

"Ca lo nggak pa-pa? Kalo sakit mending izin aja!" ujar Hana sambil berdiri di depan Ica

"Ca, pipi lo makin merah kayaknya," ujar Gita

Ica menghela nafas sejenak, "Aku udah nggak pa-pa, makasih ya udah perhatian."

Ica berjalan memasuki kelas untuk duduk di bangku dan mereka berdua mengikuti dari belakang.

"Ca, nanti lo di kelas aja ya? Jangan pergi-pergi, takutnya ada orang jahat kaya kemarin," usul Hana

Ica hanya menggelengkan kepalanya heran, kenapa teman-temannya ini sangat posesif, padahal mereka baru saja kenal tapi rasanya sudah sangat dekat sekali.

"Iya, Han!"

Gita mendekat dan kini ia dengan ragu membuka mulutnya dan menutupnya kembali.

"Kenapa, Git?" tanya Ica

"Sorry ya, dia sepupu gue."

Ica menghela nafas panjang, "Aku tahu kok, tapi apa karena dia sepupu kamu, kamu jadi ikut salah? Enggak kan?"

Gita menunduk ragu, sebelumnya ia menatap Hana terlebih dahulu dan Hana hanya mengangguk agar Gita berani mengatakan sesuatu.

"Dia masih ngincer lo, Ca! Dia bahkan minta alamat rumah lo."

Takut, sakit, dan perih rasanya jadi satu pada saat itu juga. Rasanya, ia kembali ke dunia dimana ia mengalami rasa takut setiap harinya.

"Ca, lo?" tanya Hana

"Aku, aku-"

"Disya Maleana, di panggil ke BK!" ujar salah satu teman sekelas mereka

"Buat apa?" tanya Ica

"Nggak tahu, aku tahu aja dari anak OSIS tadi."

"Oh oke, makasih ya!"

Ica berdiri dan hendak berjalan ke ruang BK namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika dua temannya mengikuti dari belakang.

"Kalian ngapain?" tanya Ica

"Mau ikut!"

"Nggak perlu aku bisa sendiri kok!"

"Ca tapi gue-"

"Hana, Gita aku baik-baik aja, ya?"

Akhirnya mereka mengangguk dan membiarkan Ica berjalan ke ruang BK sendirian.

Sesampainya disana Ica hanya ditanya apakah dia pernah berhubungan dengan orang itu? Apakah Ica masuk ke dalam geng Farmon dan apakah-apakah yang lain. Semuanya tidak dan tidak jawaban Ica.

Ica keluar dari ruang BK dan menemukan Bintang yang tengah berdiri sambil menatapnya, Ica juga terdiam, ia takut membuka suara dan mengajak Bintang bicara.

Mereka saling diam, sebelum akhirnya Bintang menarik lengan Ica dan membawanya pergi ke atap sekolah. Ya, bisa di bilang Ica sangat senang ketika lengannya di sentuh oleh Bintang.

"Kamu masih sakit? Atau-"

Grepp

Tubuh mungilnya di peluk erat oleh Bintang, rasanya Ica ikut merasakan rasa sakit Bintang sekarang.

"Gue ingat semuanya, Ca. Maafin gue."

Kata itu, tiba-tiba membuat waktu dan dunia Ica terhenti, ia sangat bahagia sangat, tapi ia juga sedih karena pasti Bintang mengingat hal yang pling menyakitkan itu lagi.

DUA TIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang