Ica tersenyum pada pantulan cermin dihadapannya, sang penata rambut memberi sentuhan akhir pada gaya rambut Ica malam ini.
"Sudah," ujar penata rambut
"Makasih kak," ujar Ica
Ica berdiri lalu memandangi dirinya ynqg menggunakan gaun putih, dan flat shoes yang sesuai dengan warna gaun, Ica melenggang keluar dan menghampiri Inez ynqg sudah menunggu di depan.
"Cantiknya anak mama!" puji Inez
"Makasih ma."
Ica tersenyum, meskipun ia sedikit canggung dan bingung entah untuk apa ia di dandani seperti ini.
"Udah selesai? Langsung berangkat aja ya?" ujar papa Ica
Mereka langsung menuju restauran dan sudah orang disana, sepasang suami istri, Ica sendiri tidak tahu siapa mereka.
"Wah cantiknya anak kmau Inez," puji perempuan itu
Ica sedikit membungkuk untuk memberi salam, lalu mereka di persilahkan duduk.
"Hehe makasih kak, anak kmau juga tampan, imut pula."
Ica hanya mendengarkan mereka yang membicarakan bisnis dan rencana bisnis mereka, Ica sama sekali tak paham untuk apa Ica disini, Ica hanya ditanya beberapa pertanyaan.
Tiba-tiba seseorang dengan kemeja putih yang dibalut kemeja hitam rapih itu datang dan membuat Ica refleks berteriak, "Lho, mas Arsa?"
"Hai Ica!" balas Arsa dengan senyum manisnya
"Ternyata kalian udah saling kenal ya, bagus deh kalau gitu," balas tante yang tersenyum kearah Ica
"Ini ada apa ya, mah pah?"
Inez dan suaminya hanya tersenyum, lalu orang tua Arsa sendiri yang menjelaskan jika mereka dijodohkan, bukan seperti biasanya Ica yang berteriak heboh atau bertanya banyak hal jika ia diberi kejutan atau hal yang mendadak, ini justru terdiam dan bingung, entah kenapa isi kepalanya tiba-tiba blank.
Arsa yang menyadari hal itu dengan segera membawa Ica pergi dari sana, tentu dengan izin orang tua mereka, Ica masih terdiam, melihat laki-laki dewasa yang berdiri di sampingnya, rasanya tak mungkin bersama dengan laki-laki ynag umurnya jauh lebih tua.
"Kenapa?" tanya Arsa yang membuat Ica terkejut
"Mas nggak akan maksa kamu kok, kalau kamu ngga suka kamu bilang sama mas ya? Tapi mas mau minta waktu sebentar, sebentar aja, buat bikin kamu jatuh cinta sama mas, tapi kalau udah lama dan kamu masih belum cinta sama mas, mas siap pergi."
Ica hanya menatap datar wajah Arsa, tatapan yang tak tahu harus bereaksi seperti apa, dan tatapan pertanyaan, perjodohan macam apa ini?
Arsa mengusak rambut Ica yang sedikit memanjang, "Semua ini, mas sendiri yang minta."
Entahlah, tiba-tiba air mata Ica mengalir dan kini Arsa membawa tubuh Ica kedalm pelukannya, semua ini pasti membuatnya syok karena memang tidak ada persiapan sedikitpun.
***
Bintang baru saja pulang dari rumah Kian, ia hanya mengantar Kian pulang, pembicaraan mereka juga tidak terlalu panjang dan Kian yang sepertinya sedang baik-baik saja.
"Kak Abin!" panggil Nana yang baru saja turun dari lantai dua
"Kenapa?" tanya Bintang datar
"Ica, Ica kak. Ica dijodohin!"
Pikiran Bintang yang sukar tiba-tiba fokus ke satu titik, kata yang baru saja Nana ucapan membuat Bintang memaksa otaknya berfikir keras dan menerka-nerka apa yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
DUA TIPE
Teen FictionBintang Gala Pratama terus dibayangi masa lalu yang menyedihkan, ketika ia mencoba mengambil tindakan untuk pergi dan melupakan masa lalunya, ia bertemu dengan Kiana gadis cantik yang siap menemaninya. Namun, Bintang jatuh hati akan kebaikan Kiana d...