Ica melangkahkan kakinya dengan gontai, ia penasaran ada pertemuan apa kira-kira tumben sekali ayahnya mengajaknya.
Bruk
"Ica! Lo udah baikan? Lo udah mendingan?" tanya Hana sesampainya ia di belakang Ica sedangkan Gita hanya berjalan santai
Ica menghembuskan nafas heran, padahal Hana bisa melihatnya baik-baik saja, "Aku udah jauh lebih baik kok."
"Syukurlah, ini semua gara-gara nenek lampir kalo udah di tolak harusnya sadar diri, orang dia emang udah nggak pante-"
"Han," tegus Ica lembut untuk menghentikan Hana yang sudah emosi pagi-pagi
Alhasil Hana berhasil diam dan kini kita hanya tersenyum tipis lalu ia teringat sesuatu untuk membicarakannya kepada Ica, "Oh ya Ca, buat masalah Darko sama geng farmon itu lo udah enggak usah khawatir ya kayaknya udah selesai kok."
"Kok, kayaknya?" ragu Ica
"Iya soalnya yang ngambil motor salah satu anggota geng farmon itu bukan Darko tapi anak buahnya, dan motornya juga udah ketemu kok udah diambil juga sama pemiliknya, dan masih nggak tahu juga sih sama uang kas farmon yang nyuruh siapa tapi gue udah coba hubungin Darko."
Ica sedikit bernafas lega untungnya bukan Darko yang mencuri motor itu melainkan anak buahnya, Ica bisa memahami situasi Darko saat ini pasti ia sedang pusing apalagi Ia baru saja kehilangan ibunya.
"Biar gue obrolin lagi sama anggota Farmon, kalo emang bener Darko yang ambil uang kas mereka," imbuh Gita
Mungkin benar sekarang Darko tidak akan kembali lagi, dari wajah Gita saja sudah terlihat bahwa dia sangat kehilangan sepupunya ya meskipun mereka tidak pernah akur dan saling menyerang.
"Nanti kalo kamu butuh bantuan, bilang aja sama aku ya?" tawar Ica pada Gita
Gita mengangguk sambil tersenyum
"Eh kalian tahu gak sihh? Ada film horor baru loh, nonton yuk!" ajak Hana sumringah sambil menunjukkan poster film KKN di Desa Penari
"Gas!" ujar Gita
"Enggak mau ah, takut," ujar Ica
"Nggak serem kok, Ca!" ujar Hana dengan entengnya
"Mana ada film horor ngga serem, mau bohongin aku kamu Han?"
Hana tersenyum tak bersalah, padahal Hana ingin sekali nonton bertiga tapi ia baru ingat jika salah satu temannya yang masih polos nan imut ini penakut.
"Yaudah, kita nggak usah nonton, jalan-jalan aja gimana? Ada wisata baru, view-nya juga bagus banget."
"Gass!" ujar Gita
"Lo main gas gas aja? Jangan bilang kalo udah mau jalan terus lo cancel ya karena ada urusan sama cowo lo?" tuduh Hana
"Tenang, udah ada jadwalnya sendiri!" balas Gita
"Gimana, Ca? Ikut nggak?" tawar Hana
"Kapan?"
"Minggu ini," jawab Hana
"Nggak bisa."
"Lho kenapa?"
"Aku mau pergi sama papah, sama mama juga."
"Tum-" ucapan Hana seketika berhenti ketika mendapat keplakan maut dari tangan Gita
"Iya, tumben banget kan? Makanya aku seneng. Tapi aku nggak tau sih mau ada pertemuan apa."
"Oh kalo pertemuan kaya gitu biasanya di jodohin ngga sih?" ujar Hana semangat
"Iya bener," imbuh Gita

KAMU SEDANG MEMBACA
DUA TIPE
JugendliteraturBintang Gala Pratama terus dibayangi masa lalu yang menyedihkan, ketika ia mencoba mengambil tindakan untuk pergi dan melupakan masa lalunya, ia bertemu dengan Kiana gadis cantik yang siap menemaninya. Namun, Bintang jatuh hati akan kebaikan Kiana d...