Hari ini Ica berangkat sekolah bersama Bintang, sepanjang jalan mereka hanya diam, apalagi kini Bintang yang masih enggan mengeluarkan satu katapun pada Ica.
Sesampainya di sekolah Ica menatap Bintang yang hendak turun dari mobil, "Turun, masih mau disini?" tanya Bintang dengan nada ketus
Dengan segera Ica bersiap-siap meraih tasnya dan keluar, ia mencoba mengejar Bintang yang lebih dulu berjalan ke kelasnya, "Abin tung-"
"Galaaa!"
Ica terdiam, ia menatap kedua punggung pasangan yang tengah jalan seirama itu, Ica balik arah dan menuju ke kelasnya.
Seharusnya Ica paham akan hal ini, seharusnya ia tak terlalu memikirkan perihal tujuan Bintang untuk mendapatkan hatinya kembali, karena percuma sudah ada orang lain yang pastinya membuat Bintang lebih nyaman.
Tapi, bukankah kamu juga seperti itu Ica? Hampir juga kau jatuh ke dalam hati Darko yang mulai mendekat, tapi tetap saja rasanya sakit ketika melihat cinta pertama menjadi milik orang lain.
Ica mengedarkan pandangannya, dan kini pandangannya tertuju pada Gita yang tengah berjalan terburu-buru, bibir Ica sedikit tersenyum saat Gita mulai mendekat ke arahnya.
"Gita ayo ke kelas bareng!" ajaknya saat Gita dekat
"Sorry Ca, gue harus bolos deh hari ini," ujarnya sambil terus berjalan dan membawa tas ranselnya
Ica berlari mengejar Gita, lalu ia meraih tangan Gita, "Gita kamu ngga boleh bolos!"
"Apa sih Ca lepasin! Gue ada urusan!"
"Urusan apa sih yang buat kamu jadi ngelakuin hal buruk kaya gini?!"
Gita yang tengah melangkah itu terdiam, lalu ia menatap mata Ica, "Aron kecelakaan, dia ada di rumah sakit sekarang."
"Kan ada keluarga dan teman-temannya, kamu bisa jenguk dia abis sekolah!"
Gita mendekat dan tepat berdiri di hadapan Ica, "Lo tuh nggak tahu ya rasanya khawatir gimana, apa lo pernah berjuang, pernah ngerasain sakit dan nggak ada yang datang? Ini keputusan gue Ca, dan lo jangan ikut campur!" ujarnya lalu pergi dari sana
Ica sedikit takut dengan ucapan Gita tadi, matanya berkaca-kaca seperti habis di marahi. Memang apa salahnya pergi setelah sekolah? Toh pasti banyak yang mengurus Aron baik itu keluarga ataupun temannya.
Namun, Ica harus membuang pikiran negatifnya, ia menuju kelas dan memulai pelajaran yang hampir saja di mulai, saat di kelas ia melihat Hana yang tampak beda dari biasanya, tak seramai kemarin ia lebih banyak diam, bahkan Hana menghindari kontak mata beberapa kali dengan Ica.
Tak terasa waktu berlalu, pelajaran Ekonomi memang favorit Ica bahkan ia sering berbincang dengan guru ekonomi. Ia menghampiri Hana yag sepertinya hendak keluar.
"Ke kantin yuk!" ajak Ica
Hana sedikit kikuk dan kebingungan.
"Han? Kamu mau kemana?" tanya Ica lagi sambil melirik totebag milik Hana
"Mau-"
"Mau latihan? Kalau gitu aku ikut!" ujar Ica lalu ia hendak berjalan lebih dulu ke tempat latihan, namun tangannya di cekal oleh Hana
"Lo semalem kenapa ngga buka chat gue?"
"Oh iya maaf, semalam aku tidur di rumah Nana, kebetulan wifi di rumahnya lagi bermasalah juga, kenapa memangnya?"
"Karena malam itu lo nggak angkat telepon yang lain jadi setuju kalo lo ikut di grup Vase ini, maaf Ca."
"Aku di keluarin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA TIPE
Ficção AdolescenteBintang Gala Pratama terus dibayangi masa lalu yang menyedihkan, ketika ia mencoba mengambil tindakan untuk pergi dan melupakan masa lalunya, ia bertemu dengan Kiana gadis cantik yang siap menemaninya. Namun, Bintang jatuh hati akan kebaikan Kiana d...