"Beneran Ca, sumpah ganteng banget tuh cowok. Ah pokoknya kak Abin mah jauh," ujar Nana dengan semangatnya
"Oh ya, Abin yang ganteng gini aja kalah?" tanya Ica dengan lugu
"Hm," jawab Nana sambil melirik kakaknya yang sedang memainkan game di ponselnya
Mereka tengah membicarakan pasal cowok tampan di SMA NUSA BANGSA, sekolah Nana. Dan dia juga tengah menyindir kakaknya yang terus saja bermain ponsel tak ikut bergabung mengobrol dengan mereka.
"Kak, sini sih! Kita ngobrol, kasih arahan gitu kita kan baru masuk SMA," ujar Nana pada Bintang
Ica hanya manggut-manggut, seolah setuju dengan ucapan Nana.
Bintang melempar ponselnya, lalu ia meneguk air mineral yang ada di hadapannya, "Kakak ada kepentingan, bilangin Ayah ya, kakak pulang malem."
"Iih, Kak Abin, jangan keluar!" teriak Nana namun tak ada jawaban sama sekali karena Bintang sudah melenggang keluar rumah
"Eh, biar aku aja yang kejar ya?" tawar Ica
Nana mengangguk, melihat Ica yang berlari dengan langkah kecil menyusul Bintang yang sudah ada di luar rumah.
"Abin, Abin," ucap Ica dengan nafas tersengal-sengal
Bintang menghentikan aksinya saat akan memakai helm, ia menatap perempuan kecil yang ada di hadapannya.
"Apa?"
"Kamu mau kemana? Aku ikut!"
"Hah?"
"Aku mau ikut kamu Abin, aku bosen di rumah kamu terus, jadi aku mau ikut kamu naik motor."
"Kalo lo bosen, lo pulang aja ke rumah. Lagian gue heran, lo punya rumah sendiri terus ngapain setiap hari di rumah gue?"
Ica memainkan jemarinya, andai Bintang tahu jika dirinya sering kesini agar bisa dekat lagi seperti dulu. seperti saat Bintang masih mengingatnya menjaganya dan selalu melindunginya.
"Heh!"
Ica terbangun dari lamunannya, ia menatap Bintang dengan wajah yang berseri-seri, seolah permintaannya ingin diiyakan oleh Bintang.
"Nggak ya!" tolak Bintang, dia tahu dari cara Ica menatap
"Abin, aku mau ikut."
"Lo nggak paham sama kata nggak?"
"Abin, ak-"
"Ya udah cepetan naik!" potong Bintang, ia sudah kesal dengan wajah itu
"Yeayy," ucapnya sambil berusaha naik ke atas motor yang sangat tinggi, baginya
"Eh bentar," sergah Bintang
"Apalagi? Ada yang ketinggalan?"
"Lo ambil dulu helm disana," ujarnya sambil menunjuk etalase di dalam garasi rumahnya, ada tiga helm dan Ica memilih helm honda yang memang bawaan dari motor yang biasa digunakan tukang kebun di rumahnya.
Kepala Ica yang kecil itu tampak setengah tertutup, bahkan ia harus mendongak untuk melihat jalan.
"Ayo Bin, ini udah!" ucapnya sambil berdiri di samping Bintang
Bintang menahan senyum, kalau seperti apa kepalanya tidak patah? Bahkan helm ini terlihat sangat berat saat di pakai Ica.
"Iih Abin ngeledek aku ya?" Ica yang kesal karena ia melihat bagaimana Bintang menutup mulutnya untuk menyembunyikan senyum yang seolah tengah mengejeknya.
"Lo ini, emang kepala lo nggak patah pake helm gede kaya gini?"
"Ya, gimana lagi. Adanya cuma ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/272790648-288-k2139.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA TIPE
Teen FictionBintang Gala Pratama terus dibayangi masa lalu yang menyedihkan, ketika ia mencoba mengambil tindakan untuk pergi dan melupakan masa lalunya, ia bertemu dengan Kiana gadis cantik yang siap menemaninya. Namun, Bintang jatuh hati akan kebaikan Kiana d...