Bintang memandangi gerbang kayu yang ada di hadapannya, ia berdiri di samping motor sambil sesekali melirik jam pada ponselnya.
Pukul delapan malam, apakah pantas Arsa membawa seorang pelajar pergi membolos? Perasaannya tidak tenang, ia takut Ica. Hah takut? Bukannya kau tidak peduli Bintang?
Sebuah cahaya yang muncul dari mobil putih yang baru saja tiba itu membuat Bintang menyipitkan matanya, ia menghalangi matanya dengan lengan kanan.
"Abiiin!" panggil perempuan yang kini berlari kearahnya
Entah kenapa, ada rasa sedikit tenang ketika mendengar suara Ica, terlebih lagi. Ia masih mengingat nama Abin.
"Abin ngapain disini? Abin nungguin aku?" tanya Ica
"Lo bolos?" tanya Bintang datar
"Eng-"
"Iya, saya yang ajak dia bolos," ujar seseorang yang baru saja keluar dari mobilnya
"Lo masuk!" perintah Bintang pada Ica
Ica mengerucutkan bibirnya, kesal karena langsung disuruh masuk, padahal kan Bintang yang menunggunya di depan rumah.
Ica menurut, kali ini dia lelah, ia juga malas banyak bicara. Jadi, ia memilih untuk masuk dan istirahat.
Bintang menghampiri Arsa dengan mata tajamnya, "Gue kira lo cuma sebentar, sampe semalam ini?" tanya Bintang pada Arsa
"Lo khawatir? Tenang, anak itu tidak saya apa-apakan," jawab Arsa dengan santai
"Mungkin iya, tapi bagaimana dengan perasaan lo? Gue liat lo makin seneng hari ini?"
Arsa sedikit tersentak, bagaimana Bintang mengetahui dirinya yang sedang merasakan sesuatu.
"Gue tahu, Sa. Gue udah kenal lo lama, menurut gue, lo nggak pantes buat dia. Mengingat dia hanya gadis enam belas tahun dan lo dua puluh empat tahun."
"Lo cemburu Bintang?" tanya Arsa dengan senyumnya yang sedari tadi merekah
Bintang sedikit tersentak, ia juga bingung. Kenapa dia harus melakukan ini pada perempuan yang sudah ia suruh pergi dari hidupnya.
"Kalau lo cemburu saya mengalah Bintang, lagipula saya juga belum-"
"Tidak sama sekali! Terimakasih sudah menjaga Ica!" ujar Bintang lalu ia pergi kembali ke motornya yang terparkir.
Arsa hanya tersenyum memandang punggung Bintang, dirinya juga bingung bisa-bisanya tertarik dengan gadis cilik sejuta senyum itu.
Semakin memikirkannya Arsa semakin kalut, maka dari itu ia berlalu dan meninggalkan rumah Ica.
***
Hari ini Ica berangkat ke sekolah, tadi di depan ia bertemu Hana yang baru saja diantar Ayahnya, dan saat mereka melewati parkiran motor mereka bertemu dengan Gita yang baru saja datang dengan motor maticnya.
"Na, Senin ya PC-nya aku bawa ke sekolah!" ungkap Ica pada Hana
"Iya, Ca. Santai aja," jawab Hana
Gita merasa tak enak hati, ia sedari tadi diam. Padahal, bukan dirinya sekali.
"Oh ya, kemarin aku nggak ada kalian nggak berantem kan?" tanya Ica tiba-tiba membuat mereka terdiam. Karena memang mereka tidak bertengkar sama sekali kemarin beda dari hari-hari sebelumnya
"Ah, nggak perlu di jawab! Udah tahu aku," ungkap Ica kegirangan
"Eem Ca, gue boleh minta anterin ke toilet nggak?" pinta Gita
![](https://img.wattpad.com/cover/272790648-288-k2139.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA TIPE
Teen FictionBintang Gala Pratama terus dibayangi masa lalu yang menyedihkan, ketika ia mencoba mengambil tindakan untuk pergi dan melupakan masa lalunya, ia bertemu dengan Kiana gadis cantik yang siap menemaninya. Namun, Bintang jatuh hati akan kebaikan Kiana d...