Gita mengusap air mata yang sedikit keluar dari ujung matanya, lalu ia menarik nafas dalam-dalam agar suaranya tak serak dan dapat menahan tangisnya.
Iya, dia baru saja pergi dari acara jalan-jalan dirinya bersama Hana dan Ica, dia memang senang berada diantara mereka, meskipun kadang Hana menyebalkan namun rasanya hambar jika salah satu diantara mereka tak ada.
Gita tersenyum kecil, kenapa ia jadi memikirkan bagaimana keadaan saat dirinya pergi. Ya pasti mereka akan tetap bersenang-senang lah, mana mungkin mereka rela mengorbankan kesenangan hanya demi Gita yang tak penting. Begitulah pikir Gita.
Ia berjalan menuju tempat parkir, ia menekan kunci motornya dan mencari sumber bunyi, ya dia lupa memakirkan motornya dimana, karena tadi ia datang sendiri sedangkan Hana dan Ica naik mobil.
Gita menghampiri motor yang sudah tampak di depan matanya, kini ia sudah sampai di samping motornya namun kini tubuhnya terdiam dan matanya terpaku pada sosok lelaki yang menggunakan jaket hitam tengah duduk di atas motor sambil memainkan ponsel.
Gita mengenal wajah itu, ya dia Aron. Wakil ketua Farmon, lalu sedang apa dia disini?
Tiba-tiba Aron memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket, dan kini matanya tak sengaja menatap Gita yang nasih fokus memandanginya.
Aron tampak mengerutkan dahinya, lalu ia turun dari motor dan menghampiri Gita yang masih terdiam, Gita merasa aneh dan takut, bodohnya ia msih terdiam padahal dalam pikirnya ia ingin lari dan enggan berbicara dengan siapapun.
"Dari mana lo?" tanya Aron dengan dingin
Gita mengerutkan dahinya dan berusaha agar tidak grogi, "Ya lo pikir gue dari pasar? Lo nggak tau ini tempat apaan?"
"Lo nangis?"
Sial, kenapa bisa Aron tahu kalau dirinya baru saja menangis, ah tidak bukan menangis tapi hampir menangis.
Dengan cepat Gita mengusap matanya, dan mengangkat dagunya, "Gue nggak nangis ya enak aja!"
"Ya terserah lo," jawab Aron, "Gue mau kasih lo penawaran, gimana?"
"Penawaran apaan anjir, lo pikir gue cewek apaan?!" teriak Gita pada Aron
Arong menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Gue mu kasih lo penawaran buat buktiin kalo lo bukan penyusup, gimana?"
"Maksud lo? Gue masih dianggap penyusup gitu? Eh, lo lo pada sama geng lo tuh norak tau nggak?!"
"Gue belum selesai ngomong!"
"Gue juga belum selesai ngomong, gue udah bilang kalo gue udah nggak ada kontak sama Darko, ya meskipun dia sepupu gue apa gue harus ngikutin jejak dia sebagai preman, ya em-"
Mulut Gita di tutup dengan telapak tangan Aron yang lebar, sial kini Gita malah merasa canggung dan aneh melihat tubuh Aron yang lebih tinggi darinya dan yaampun parfum apa ini, kenapa wangi sekali.
"Minggu depan, kita masih ada perang karena perang kemaren makan dua korban dari SMA MELATI dan mereka nggak terima dan masih ngajak perang lagi. Satu lagi, gue mau balesin dendam karena Darko dan anak buahnya udah berani mukul cewek, Ica temen lo. Mungkin perang ini akan terus terjadi dan lo! Lo di curigai sebagai penyusup dan kemungkinan besar setiap akan ada perang lo akan di kurung di gudang kaya kemarin," jelas Aron lalu ia melepas tangannya yang menutup mulut Gita
Sialnya Gita tidak fokus mendengarkan ucapan Aron, ia merasa grogi dan entah kenapa dikiranya campur aduk.
"Gimana?" tanya Aron
Gita terkejut, karena melamun ia gelagapan entah apa yang akan dia katakan.
"Ee gue-"
"Ron! Balik," ujar seseorang yang berdiri di samping Aron
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA TIPE
Novela JuvenilBintang Gala Pratama terus dibayangi masa lalu yang menyedihkan, ketika ia mencoba mengambil tindakan untuk pergi dan melupakan masa lalunya, ia bertemu dengan Kiana gadis cantik yang siap menemaninya. Namun, Bintang jatuh hati akan kebaikan Kiana d...