Bagian 42 || Pertemuan Ke Dua

20 4 2
                                    

Ica dan Hana kini tengah menyimak wajah Gita yang sedikit canggung dan menunduk karena bagaimana tidak? Sekarang dirinya tengah di interogasi bagaimana ia bisa dekat dengan Aron, anggota farmon yang terkenal dengan sifat dinginnya itu.

"Gimana Git? Ceritain dong!" mohon Ica pada Gita

Gita hanya mengibaskan tangannya di udara, "Halah udahlah nggak penting."

"Gitu tuh, kalau bahagia nggak mau bagi-bagi," cetus Hana dengan wajah juteknya

"Ehh, apaan si emang nggak penting juga!" jawab Gita

"Ya nggak pa-pa kalau kamu nggak mau cerita, biar deh sahabat kamu ini nggak tau nggak pa-pa kok!" ujar Ica dengan nada agak kesal

"Duh iya deh, gue cerita ya!" jawab Gita pasrah, seketika mereka berada mendekat dan menyimak pembicaraan Gita

"Jadi tuh, gue dituduh sama Damar kalo gue penyusup karena gue sepupu Darko, nah setiap ada tawuran antar keduanya, gue dikurung takut nyebarin informasi yang emang seharusnya adalah rahasia mereka, padahal gue sama sekali nggak peduli mereka mau tawuran apa enggak," Gita menghentikan pembicaraannya sejenak, karena ketika melihat kesamping ia dihimpit oleh kedua temannya yang serius memperhatikannya berbicara

"Yah terus, gue bilang gue nggak ada urusan lagi sama Darko, gue bukan penyusup tapi mereka nggak percaya, jadi ya Aron bantuin gue supaya gue nggak melulu di kurung di dalam gudang setiap ada tawuran, tawurannya itu hampir setiap hari ya! Jadi sebagai syarat kalo gue bukan penyusup ya gue harus ikut mereka tawuran."

"Terus kamu nggak takut kena pukul? Kamu kan perempuan?" tanya Ica

"Ya enggak, kan ada..."

"Ooh," ujar Ica dan Hana bersamaan sedangkan Gita hanya tersenyum canggung

"Jadi dari situ awal mula lo deket sama Aron?" tanya Hana

Gita mengangguk tanpa mengucapkan apapun.

"Bagus deh, aku ikutan seneng kalo kamu seneng Han!" ujar Ica

Gita tersenyum lalu merangkul Ica, "makasih ya, btw kak Damar ganteng lo! Kabarnya dia juga jomblo bisa kali lo deketin dia lagian si Bintang itu kan udah ada ceweknya."

Ica tertawa kecut mendengar kata-kata Gita, memangnya perasaan Ica ini mudah berpaling, jika iya maka bukan Damar juga tempat ia menaruh hati.

"Udah biar jadi urusan dia, lo nggak usah ikut campur! Gue pernah ikut campur nggak mempan juga!" ujar Hana yang kesal

Mereka hanya tertawa, seperti sudah tahu jika Ica bukanlah perempuan yang mudah menaruh hati pada siapapun, bahkan dari dulu hatinya masih milik Bintang.

"Ica bukan?" ujar seseorang membuat mereka menoleh bersamaan

"I iya kak Vina," jawab Ica, ya jelas Ica tahu siapa dia, bahkan suaranya masih ragu karena masih teringat ketika ospek dialah yang sering menghukum Ica

"Lo IPS 1 bukan?" tanya Vina

"Iya kak."

"Ikut gue ya, ada pembagian LKS buat kelas lo!"

"Oh oke kak," ujar Ica yang mulai mengikuti langkah Vina

Namun tiba-tiba Vina mengehentikan langkahnya dan berbalik saat menyadari Hana dan Gita mengikuti mereka berdua, "Kalian nggak usah ikut, kata pak Imron cukup satu orang aja!"

"Tapi kak kita kan satu kelas!" ujar Hana

"Ya gue cuma nurutin perintah guru aja si!" jawab Vina

"Ya gue mau bantu dia dong!" ujar Gita

"Udah aku bisa sendiri kok, sebentar lagi bel sana kalian masuk kelas!" suruh Ica

DUA TIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang