Kepulangan Mada dari Semeru disambut oleh istrinya yang sudah hamil tua. Di malam itu Mada menyampaikan semua hal kepada istrinya, seketika istrinya menangis dan memeluk Mada, Mada hanya merangkul dan menenangkan istrinya. Saat menanti kelahiran anak pertamanya, Mada menghabiskan waktu dengan menulis dan menggambar banyak gulungan untuk diteruskan kepada penerusnya nanti. Di sanggar miliknya, Mada mengumpulkan orang-orang terdekat dan kepercayaanya untuk memantau aktifitas kerajaan dan mempersiapkan diri.
Apa yang Mada lakukan juga dilakukan oleh Raja Rama, setelah membuka koneksi dan dianugerahi kemampuan Naga Hitam. Raja Rama meminta Kaisar Perang untuk merencanakan perjalanan keseluruh puncak gunung di Pulau Jawa. Sembari Raja Rama menuliskan sebuah gulungan setiap harinya untuk meneruskan titahnya ke penerusnya. Kerajaan Rama menjadi sangat sibuk, tiap harinya datang pengirim pesan kerajaan menuju pos kerajaan kecil di wilayah Kerajaan Rama. Informan mengatakan, dalam satu bulan kedepan, Raja Rama akan memulai ekspedisi menuju Puncak Gunung di Pulau Jawa.
Kabar dari informan kerajaan sampai ke desa dimana Mada tinggal. Dalam waktu satu bulan Raja Rama memulai ekspedisi menuju puncak di Pulau Jawa. Mada kemudian memperkirakan akan ada waktu sekitar kurang lebih empat bulan sebelum Raja Rama tiba di Gunung Semeru. Mada sudah memutuskan dalam satu bulan kedepan ia akan berpergian menuju perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk bekerjasama menghadapi pihak Kerajaan.
Dahulunya Mada adalah pengawal Raja Rama, sebelum Kerajaan Rama sebesar ini. Kerajaan Rama memang besar, damai dan tenang. Mada selalu mengawal Raja Rama kemanpun dalam membangun kerjasama dengan Kerajaan Kecil di sekitarnya. Namun pada suatu ketika, salah satu Kerajaan Kecil menyerang Kerajaan Rama saat Mada dan Raja Rama sedang bepergian menuju desa kecil yang dikabarkan membutuhkan pertolongan.
Saat sampai di desa kecil itu, Mada dan Raja Rama terkejut karena tidak terjadi apa-apa disana bahkan warganya hidup tenang dan damai. Firasat Mada dan Raja Rama mengatakan bahwa mereka dijebak, bergegas mereka pergi menuju Kerajaan. Benar saja disana Kerajaan Rama sudah diserang oleh salah satu Kerajaan Kecil tersebut yang ingin mengambil alih Kerajaan Rama. Perang tidak dapat dihindari, Ratu dan anak pertama Raja Rama tewas dalam insiden itu. Raja Rama berhasil memenangkan perang tersebut, namun duka terus menyelimuti Raja Rama.
Waktu berlalu, Raja Rama sudah memiliki Ratu baru. Namun Raja Rama semakin dingin bahkan Mada dan Raja Rama sudah jarang sekali berbincang santai bersama. Suatu ketika Mada dipanggil Raja Rama untuk mulai membangun koneksi dengan kerajaan kecil kembali. Mada dengan senang hati mengawal Raja Rama. Namun sungguh terkejutnya Mada, saat tiba di Kerajaan Kecil itu, Raja Rama megacungkan pedang tanda penyerangan terhadap Kerajaan Kecil tersebut.
Mada tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia mengotori tangannya dan menyaksikan pertumpahan darah yang disengaja oleh Raja Rama. Bendera Kerajaan Rama ditancapkan ditengah Kerajaan Kecil tersebut tanda, Kerajaan Kecil ini milik Kerajaan Rama. Pemimpinnya Kerajaan Kecil itu dibunuh dan digantikan dengan orang yang ditunjuk oleh Raja Rama.
Raja Rama telah berubah, Mada yang mengingatkan Raja Rama hanya dibantah oleh Raja Rama bahwa kebaikan yang dilakukan Kerajaan Rama selama ini hanya menunjukan kelemahan Kerajaan Rama dan insiden serupa bisa terulang kembali. Namun Mada tidak menyerah untuk selalu mengingatkan apa yang terbaik bagi Raja Rama, semakin ia mengingatkan Raja Rama maka semakin jauh hubungan antara keduanya. Hingga suatu hari Mada memutuskan pergi bersama pasukan Kerajaan Rama yang merasa tidak memiliki visi yang sama lagi dengan kerajaan Rama.
Kembali ke masa kini, Mada berpamitan dengan istrinya untuk pergi sebentar. Istrinya mengingatkan jangan lebih dari satu bulan, karena tepat tiga puluh hari dirinya akan melahirkan anak pertama mereka. Mada pun berjanji untuk pulang tepat waktu dan meninggalkan kecupan dikening isttinya sebagai perpisahan sementara. Saat Mada keluar rumahnya ia hanya menatap ke langit dimana Naga Putih memperhatikannya selalu.
Tiga puluh hari berlalu, misi untuk menyiapkan perang perlawanan Kerajaan Rama sudah dimulai. Para sahabat kepercayaan Mada juga mengabari sahabat lama mereka yang mengasingkan diri ke wilayah Jawa Barat dari Kerajaan Rama. Mada pulang tepat pada waktunya, istrinya sedang proses melahirkan. Dukun beranak setempat membantu proses persalinan istrinya, suara bayi lelaki menangis kencang ketika keluar dari rahim ibunya, Mada pun menangis haru.
Namun wajah dukun beranak menunjukan ekspresi sedih, Mada pun bergegas masuk ke rumahnya. Pendarahan dari istrinya begitu banyak dan tidak berhenti, Mada membantu dukun beranak untuk mengobati istrinya. Namun istri Mada hanya memegang tangan Mada dan kemudian mengusap wajah anaknya. Saat dukun beranak pergi keluar untuk mengambil air, tiba-tiba kabut tebal menyelimuti kamar itu. Naga Putih pun muncul dihadapan Mada dan istrinya.
Istrinya memegang wajah Naga Putih dan meminta bantuanya untuk menjaga anaknya, Naga Putih pun mengangguk. Istrinya memeluk anaknya dan menangis sembari meminta maaf karena tidak dapat menemani anaknya tumbuh. Lalu ia memegang tangan Mada erat dan meminta maaf untuk pergi lebih awal dan tidak bisa lagi menemaninya. Kabut hilang menandai kepergian Naga Putih, Mada dan anaknya hanya bisa menangis kencang mengiringi kepergian istri Mada selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mada & Naga Book 1 : Melintasi Waktu
ActionIni kisah tentang Hewan Legendaris yang hidup jauh sebelum adanya manusia. Mereka hidup berdampingan dalam dimensi yang berbeda. Suatu ketika, tiba masanya dimana dimensi itu harus runtuh karena ulah manusia yang ingin memiliki kekuatan lebih untuk...