Ujian tengah semester sudah berlalu, kini Mada, Aji, Panji dan yang lainnya bersiap untuk pergi latihan ke Desa Mada. Waktu liburan tengah semester yaitu dua minggu, namun latihan di Desa Mada hanya akan dilakukan selama satu minggu saja. Semua orang yang ikut ke Desa Mada akan berkumpul di rumah Om Jami. Seperti biasa Mada sedang asik bermain dengan Hewan Putih Legendarisnya.
"Hey Mada! Bukan kah kamu sudah membuat koneksi dengan Serigala Putih?" Tanya Aji
"Iya" balas Mada singkat
"Kenapa dia tidak ada disini?" Tanya Aji
"Entahlah, Sepu bilang ada sesuatu yang harus dia lakukan" balas Mada
Bel rumah Om Jami berbunyi, tepat didepan mereka sudah ada Ajeng, Vira, Panji dan Pak Satya. Mereka masih terkagum-kagum melihat besar dan megahnya rumah Om Jami. Vira yang aura putihnya dibuka oleh Eyang Arkana pun masih takut bila melihat Hewan Putih Legendaris, dia sedari tadi hanya merangkul Ajeng secara kencang dan menempelinya terus.
"Kalian duduk dulu ya, akan kuambilkan minum. Om Jami sebentar lagi tiba" Jelas Aji
Saat Aji sedang di dapur seketika bel rumah berbunyi. Sepertinya Aji dan Mada masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Pak Satya pun membuka pintu itu, saat pintu dibuka, betapa kagetnya Pak Satya melihat Seriga Putih Raksasa melompat masuk ke dalam rumah yang membuat ia terjatuh. Serigala Putih Raksasa itu berlari dan berkumpul bersama Mada dan Hewan Putih Legendaris lainnya.
"Aduh maaf Pak Satya" jawab Pak Patra, sambil mengangkat Pak Satya
"PAK PATRAAAA?!!" teriak semua orang disana
"Hehehe iya aku berencana akan ikut juga setelah dipaksa oleh Serigala Putih, lagian aku belum mengambil cutiku tahun ini." Jelas Pak Patra
Pak Patra kemudian duduk bersama yang lain diruang tamu. Mereka semua melihat Mada yang bermain dengan yang lainnya.
"Apa ada yang aneh?" Tanya Aji yang datang dengan membawa minuman dan cemilan
"Hmm sepertinya begitu, aku tidak pernah melihat Hewan Legendaris berkumpul seperti ini" Jelas Pak Patra
"Apalagi anak yang bernama Mada itu seperti punya ikatan yang kuat dengan semua Hewan Putih Legendaris, walau mereka masih ada dalam jiwa kita" balas Pak Patra
"Apakah itu rasa cemburu?" Tanya Pak Satya
"Sepertinya bukan, kalau itu rasa cemburu dan iri pasti kita semua tidak akan berkumpul disini hari ini. Entah mengapa Mada terlihat seperti bagian dari mereka, lebih mengenal mereka, seperti keluarga bagi mereka" jelas Pak Patra
"Aku juga merasa seperti itu" jelas Ajeng yang diikuti anggukan oleh Pak Satya dan Panji
Pintu rumah terbuka, Om Jami sudah tiba. Dia melihat seisi rumah dan mengecek kehadiran mereka satu per satu.
"Patra kamu ikut juga?" Tanya Om Jami
"Ya begitulah, mungkin aku butuh sedikit istirahat dan menikmati suasana baru" jawab Pak Patra
"Berarti sudah pada siap ya, ayo kita berangkat" ujar Om Jami, diikuti dengan seluruh orang yang keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil
Perjalanan ditempuh dalam waktu dua jam. Mendekati Desa Mada, mobil berhenti disebuah tempat peristirahatan satu-satunya yang berada dipinggir bukit.
"Oke semuanya dari sini kita akan lanjut dengan jalan kaki ya" balas Om Jami, kemudian datang seseorang petugas tempat peristirahatan yang mengambil alih mobilnya.
Kemudian mereka memasuki salah satu minimarket di tempat peristirahatan itu lalu mengambil perlengakapan secukupnya.
"Kalian ga usah bayar, langsung keluar lewat pintu belakang" jelas Om Jami
"Apa itu tidak apa-apa?" Tanya Pak Satya
"Tenang, tempat peristirahatan ini punyaku hehe" balas Om Jami
"Waaaawww" ujar semua orang yang terkejut mendengar itu
Melewati pintu bagian belakang minimarket itu, mereka langsung bisa melihat hijaunya perbukitan didepan mereka.
"Om, aku tidak melihat sebuah desa dekat sini. Apa desanya berada dibalik perbukitan itu?" Tanya Panji yang melihat melalui teropong
"tidak kok, Desanya ga jauh dari sini. Tapi memang tak terlihat oleh benda itu" jelas Om Jami
"Kita akan berjalan keatas sana, dekat dengan puncak bukit akan ada kabut tebal membawa kalian masuk ke Desa Mada" lanjut Om Jami, dan semua orang menatap heran dengan penjelasan Om Jami
"Bentar dimana Mada dan Aji?" Tanya Ajeng
"Sepertinya mereka sudah duluan" jelas Pak Satya yang menunjuk ke arah atas, dimana Mada dan Aji sudah berlari terlebih dahulu
"Dasar anak muda.." keluh Om Jami, dan mereka memulai perjalanan ke Desa Mada
Mada dan Aji sudah tidak terlihat lagi dalam jangkauan mereka. Pak Patra dan Om Jami masih santai dalam perjalanan mereka namun bagi Pak Satya, Vira, Ajeng dan Panji menaiki bukit menuju Desa Mada ini sebuah siksaan. Mereka bolak balik menepis keringat di wajah mereka dan meminum persediaan air mereka.
"Sebentar lagi kita sampai" jelas Om Jami, tapi mereka masih tidak melihat apapun kecuali hamparan hijau sejauh mata memandang.
Seketika jalan mereka mulai dihiasi kabut, pelan-pelan kabut yang mereka lewati semakin tebal. Saking tebalnya mereka bahkan sulit untuk melihat apa yang ada didepan mata, mereka hanya terus berjalan melewati kabut itu. Sekitar 100 meter mereka lalui dengan kabut tebal, perlahan kabut itu mulai hilang. Saat kabut itu benar-benar hilang mereka sangat terkejut dengan pemandangan sebuah Desa yang ramai akan penduduk.
"Ajaib!" Ujar Vira
"Benar-benar ada Desanya!" Timpal Panji
"Semuanya!!!! Selamat datang di Desa Mada" jelas Om Jami
Suara keramaian Desa mulai terasa, didepan mereka sudah ada Eyang Arkana, Eyang Ranu, Mada, Aji, Naga Putih dan Singa Putih.
"Sepertinya kalian menikmati perjalanan ini dengan penuh semangat ya hahaha" ujar Eyang Arkana
"MEREKA KELELAHAN EYANG!!!" teriak Mada dan Aji
"Hahaha, seperti yang aku sudah janjikan dahulu. Kalian akan menempuh pelatihan di Desa Mada. Kalian semua yang bisa menembus kabut itu, berarti kalian sudah melewati ujian pertama, yaitu Aura Putih yang suci. Itu adalah sayarat supaya kalian mampu menemukan tempat ini" Jelas Eyang Arkana
"Selama satu minggu pelatihan kalian, kalian akan menjalani kehidupan di desa ini. Kalian boleh berbaur dengan siapapun dan wajib melakukan kegiatan yang sama dengan penduduk Desa Mada. Kami juga sudah menyiapkan tempat tinggal untuk kalian, hari ini kalian boleh istirahat terlebih dahulu sembari berkeliling Desa. Nanti akan dipandu oleh Eyang Ranu" Lanjut Eyang Arkana
Semua mengangguk mengerti, suasana Desa Mada menjelang sore diatas perbukitan terasa sejuk dan tenang. Seperti lelah mereka berjalan jauh hingga Desa Mada sudah dibayar lunas dengan pemandangan nyaman dan keajaiban di Desa Mada. Mulai dari sini pelatihan mereka semua akan segera dimulai selama seminggu kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mada & Naga Book 1 : Melintasi Waktu
ActionIni kisah tentang Hewan Legendaris yang hidup jauh sebelum adanya manusia. Mereka hidup berdampingan dalam dimensi yang berbeda. Suatu ketika, tiba masanya dimana dimensi itu harus runtuh karena ulah manusia yang ingin memiliki kekuatan lebih untuk...