Bab 28 : Waktunya Latihan

3 1 0
                                    

Tengah malam di Desa Mada, semua orang sudah tertidur lelap, namun Eyang Arkana sudah berdiri di pendopo miliknya. Beberapa saat kemudian satu persatu teman-teman Mada berdatangan bersama dengan para warga yang membantu mengawal dan memberi mereka penerangan ke pendopo.

"Mimpi yang aneh!!" Ujar Vira

"Aku juga mengalami mimpi yang aneh! Aku merasa dikejar-kejar sama Eyang itu" jawab Vira sambil menunjuk Eyang Arkana

"Ahhhhh, aku lelah sekali!!!" Teriak Panji yang masih mengucek matanya mengantuk

"Sepertinya ini disengaja" ujar Pak Patra

"Maksudnya?" Tanya Pak Satya

"Sepertinya Eyang itu sengaja masuk ke mimpi untuk membangunkan kita semua. Lihat semua warga sudah menunggu di depan rumah kita dan Eyang itu sudah menunggu disana sepertinya dari tadi" jelas Pak Patra

"Apa ada hal seperti itu?" Tanya Pak Satya

"Harusnya sebagai pemilik Hewan Legendaris, hal ini bukanlah hal yang mustahil" jawab Pak Patra

"Eyaaaangg!!! Ahh aku sudah lama tidak mengalami mimpi itu!!!" Teriak Aji sambil menyeret Mada yang masih tidur mengiggau

"Aaarrggghh!!!" Teriak Mada seketika yang bangun dari tidurnya "Aku kalahh lagiiii kakek tuaaaa!!!" Lanjut Mada sambil berdiri dan menunjuk Eyang Arkana

Saat ia sadar, dirinya sudah tidak ada di kamarnya, melainkan di pendopo. Ia memperhatikan sekitar sudah ada teman-temannya yang berdiri bersamanya.

"Kalian ngapain? Ga tidur?" Tanya Mada

"Aku juga maunya begitu" keluh Panji yang kemudian menguap

"Baiklah! Kalian semua sudah berkumpul disini! Silahkan duduk terlebih dahulu, sebelum latihannya dimulai" ujar Eyang Arkana

"LATIHAANNN!!!" teriak Pak Satya, Ajeng, Vira dan Panji

Seketika sebuah kayu menuju kepala Mada, Aji dan Pak Patra yang membuat mereka terbangun dari tidur mereka, saat mereka duduk.

"Hey!! Kalian jangan tidur!!" Teriak Eyang Ranu yang menyusul dari belakang

"Bisa-bisanya mereka tidur lagi!" Ujar Pak Satya

"Semuanya perkenalkan, ini adalah Eyang Ranu yang akan membantu kalian dalam mengembangkan penggunaan aura putih di tubuh kalian" jelas Eyang Arkana

"Apa itu aura putih?" Tanya Vira

"Setiap orang pada dasarnya memiliki aura didalam tubuh mereka ada yang putih dan hitam tergantung manusianya. Aura juga memiliki tingkatan ada yang rendah dan ada yang tinggi. Saya melihat di adek ini memiliki aura yang begitu besar, namun karena kamu tidak peka atau menerimanya jadi kamu tidak bisa melihatnya" jelas Eyang Ranu

Seketika Eyang Ranu melepas benang aura putih dari tangannya ke seluruh jiwa orang yang ada dihadapannya, kemudian Hewan Legendaris Putih muncul dibelakang mereka.

"Selama pelatihan ini dimulai, kalian harus berpisah sementara dengan para Hewan Legendaris kalian, agar kalian bisa memaksimalkan aura putih yang ada ditubuh kalian." Ujar Eyang Arkana

"Kalian semua berlatihlah dengan baik, kedepannya mungkin akan banyak batu terjal yang akan datang tanpa kalian sadari" ujar Naga Putih yang kemudian pergi bersama para Hewan Legendaris masuk ke dalam jiwa Eyang Arkana

"Mereka masuk ke tubuh Eyang?!" Teriak Mada dan Aji

"Iya, jiwaku menjadi tempat sementara untuk tinggal Hewan Legendaris. Kamu pun bisa melakukan itu Mada, jika kamu meningkatkan kemampuanmu. Koneksi adalah dasar dari semua itu" jelas Eyang

"Apakah artinya Eyang mampu menggunakan kekuatan mereka semua?" Tanya Mada

"Belum tentu, jiwaku hanya wadah. Mereka yang mau memberikan kekuatannya butuh terikat dengan diriku, bila mereka menolak, ikatan itu tidak akan membentuk suatu kekuatan." Jelas Eyang Arkana

Eyang Ranu masih menyebar jarum aura putih ke jiwa mereka masing-masing. Perlahan terlihat jiwa mereka bercahaya lalu terbentuk sebuah aliran aura putih yang mengelilingi tubuh mereka.

"Ini adalah aura kalian saat ini" jelas Eyang Ranu

Seketika mereka semua terpana melihat Mada, Aji dan Vira yang mengeluarkan aliran aura yang sangat besar

"Vira?!!" Ujar Ajeng yang terkejut dengan besarnya aura itu

"I...ini... aura punn..yakuu?!" Tanya Vira yang terkejut melihat dirinya sendiri

"Benar! Bukankah kamu tidak sadar selama ini auramu begitu luar biasa" ujar Eyang Arkana

"Sekarang lihat kesekeliling kalian" perintah Eyang Ranu

Kemudian mereka semua mengamati semua hal di sekitar mereka. Terlihat sebuah bintik cahaya yang berbentuk sebuah energi mengambang diudara.

"Ini adalah energi kehidupan yang membuat Hewan Legendaris bisa hidup dan bertahan dengan menyerapnya. Energi ini juga sudah lama menjadi susunan di alam manusia, mungkin sadar dan tidak sadar kalian pernah menyerapnya sehinggga menciptakan aura putih ditubuh kalian" jelas Eyang Arkana

"Tapi aura putih juga bisa menjadi sebuah ikatan keturunan yang artinya bila keluarga kalian dimasa lalu menyerap energi kehidupan ini dan membentuk sebuah aliran aura di tubuh, itu bisa menurun ke kalian" lanjut Eyang Arkana

"Sekarang kalian, serap energi ini perlahan. Bayangkan kalian sedang mengambil sesuatu diudara. Perhatikan dengan pelan dan rasakan energi itu" perintah Eyang Ranu

Semua orang mulai berkonseterasi, Mada, Aji dan Pak Patra terlihat fokus dan lancar dalam menyerap energi kehidupan tersebut. Disisi lain Pak Satya terlihat mual dan muntah saat menyerap energi kehidupan itu, rupanya dia dengan kuat menarik energi kehidupan sehingga banyak energi yang memasuki tubuh itu.

"Pelan-pelan! Tidak usah buru-buru! Bila kalian menyerap itu secara langsung dengan energi yang besar tentu tubuh kalian akan terkejut dan tidak mampu menerima semuanya" jelas Eyang Ranu

"Semua ini harus diimbangi dengan kekuatan fisik dan jiwa yang kuat! Lakukan perlahan dan besarkan aura ditubuh kalian sembari menyerap" lanjut Eyang Ranu, dan mereka semua kembali berkonsenterasi perlahan menyerap energi kehidupan ke tubuh mereka.

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang