Bab 38 : Gudang Selatan - Part 3

6 1 0
                                    

Jimbon Brothers berada jauh dari tengah lapangan, mereka berada di sisi timur gudang memperhatikan mereka. Pak Satya sudah membawa Ajeng dan Vira masuk ke dalam mobil setelah mengalami luka. Dia membuka pesannya namun belum ada balasan dari Pak Patra, ia memutuskan untuk pergi ke klinik terdekat memeriksan Ajeng dan Vira. Selain Jimbon Brothers terdapat tudung hitam yang menyaksikan pertarungan tersebut.

"Hey Ando, lihat disampingmu! Disana ada seseorang menggunakan tudung hitam yang memperhatikan mereka juga" ujar salah satu anggota Jimbon Brothers

"Ohhh... biarkan saja, dia sekutu kita" jawab Ando santai

Kembali ke tengah lapangan, Aji masih berusaha mencari celah serangan bersama Panji, Edo, Jimi dan Ojan dari Empat Pilar. Seketika Panji mulai menargetkan David sebagai lawannya, dua pria besar kini saling beradu tinju. Edo juga tidak mau ketinggalan, dirinya menargetkan Azam juga, diikuti Ojan dan Jimi yang menyerang si kembar Juno Joni. Sedangkan Aji berada ditengah mereka dan siap membantu.

Pengalaman Panji masih terbilang jauh dari David dalam hal bertarung. Berapa kali pun Panji menyerang tinju ke David, selalu tidak ada yang mengenainya. Ruang terbuka yang dibuat posisi Panji waktu menyerang, digunakan David yang lincah untuk memasukan serangan ke bagian kiri dan kanan perut Panji serta wajahnya. Panji tidak sempat menepis, ia malah terlihat sengaja agar dirinya diserang. David merasa mendapatkan angin segar dari banyaknya serangan tinju yang masuk ke arah Panji.

Disisi lain Edo dengan cepat menangkis serangan bertubi-tubi dari Azam. Azam tidak memberikan celah untuk Edo menyerang, kecepatan mereka berada ditingkat yang sama. Aji kini lebih fokus ke arah si kembar, tidak terlalu mengkhawatirkan Panji dan juga Edo yang sedari tadi aura putihnya meledak ledak tanpa Edo sadari. Juno dan Joni sangat lincah dalam memainkan kaki-kai mereka. Setiap Jimi melempar tendangan ke arah Juno, Joni langsung menyerang Jimi di area terbuka. Untungnya Aji dengan sigap menangkis serangan juno dan joni ke arah Jimi dan Ojan.

David terus menerus melemparkan tinju ke arah Panji secara bertubi-tubi dan Panji secara terus menangkisnya namun tetap banyak tinju yang masuk ke arah Panji berkali-kali. Hingga ada saat David melemparkan tinjunya ke arah wajah Panji, namun kali ini Panji membalasnya dengan melemparkan tinju ke arah pukulan David. Dua tinju David dan Panji saling beradu yang membuat David terkejut karena ia merasa kesakitan saat tinju Panji datang.

"Aarrgggh" keluh David sambil memegang tangannya

Kemudian David melihat ke arah Panji yang masih dalam posisi bertahan, tanpa merasa sakit dan kelelahan. David melemaskan tangannya lalu mengambil posisi menyerang, kembali ia meninju ke arah Panji, tapi kini Panji malah menghindarinya semua serangan David dengan santai. Keringat David mulai tumpah di sekujur tubuh, staminanya terkuras habis, matanya melotot tidak percaya bahwa Panji masih belum mencapai batasnya.

Satu lesatan tinju dari kanan datang ke arah wajah David, namun ia tidak sempat menangkisnya. David terdorong mundur ke belakang berusaha mempertahankan posisinya, kemudian datang lagi tinju dari sebelah kirinya. Lagi-lagi ia berusaha mempertahankan posisinya saat terdorong mundur ke belakang. Tiba-tiba ia merasa badannya tertarik kedepan, rupanya Panji sudah memegang kerah bajunya yang mengakhiri pertarungan itu dengan tandukan.

"YAAAAAAAA!!!!" Teriakan Panji menggelegar saat David tergeletak jatuh ke tanah dan kehilangan Bunglon Abu-Abunya, membuat tiga pilar lainnya menoleh ke arah Panji seakan tidak percaya

Berpindah ke pertarungan Azam dan Edo, terlihat mereka kini saling membalas pukulan tanpa menangkis satu sama lain. Ketika Edo menendang, Azam akan balas menendang dan ketika Edo memukul, Azam akan balas memukul. Muka mereka berdua sama-sama babak belur, namun wajah Edo terlihat lebih parah dari Azam.

"Hahahaha kau masih mampu berdiri!" Teriak Azam diposisi menyerangnya sambil membenarkan rambutnya

"Hahaha aku bisa lakukan ini sampai besok" balas Edo sambil bertahan diposisinya yang mulai mencapai batasnya

Disisi lain Juno dan Joni mempercepat kombinasi serangan mereka karena Aji terus menangkis serangan tersebut. Mereka berdua dengan cepat melemparkan pukulan dan tendangan bertubi-tubi ke arah Jimi dan Ojan. Karena kecepatan itu, Aji sulit untuk menangkis seluruh serangan tersebut. Jimi dan Ojan yang sedari menyerang namun tidak mampu mengenai Juno dan Joni pun, terkena serangan telak sedikit demi sedikit. Mereka terus memaksa diri mereka untuk menahan rasa sakit dan bertarung.

"Mereka sudah mencapai batasnya" ujar Aji dalam hati

Seketika ia merasa getaran yang datang dari arah belakangnya. Saat Juno dan Joni melepas tendangan ke arah wajah Ojan dan Jimi, Aji langsung menarik dengan kuat baju Ojan dan Jimi ke belakang. Hal itu membuat Ojan dan Jimi terseret jatuh ke tanah serta membuat Joni dan Juno menendang angin. Saat Juno dan Joni tersadar, Aji sudah berada dibelakang mereka dan memegang keras baju mereka berdua lalu ditarik oleh Aji kebelakang dengan kuat.

Kekuatan Aji membuat Juno dan Joni tidak bisa melawan selain terseret terbanting jatuh kebelakang. Saat mereka sudah selesai merintih kesakitan, mereka terkejut dengan bayangan hitam diatas mereka sudah ada Panji yang melompat dan membanting tubuhnya ke arah Juno dan Joni. Saat mereka mau berdiri menghindar, rupanya Aji sudah memegang kedua kaki mereka dengan kuat yang membuat mereka tidak bisa bergerak selain tertimpa badan Panji seutuhnya.

"Aaaaarrhgggg!!!" Teriakan Juno dan Joni saat Panji menimpa mereka diiringi Kelelawar Abu-Abu yang lenyap dari keduanya.

Disisi lain terdengar suara Edo yang terjatuh setelah satu pukulan terakhir mengarah ke wajahnya. Hal itu membuat Aji dan Panji berdiri untuk bersiap melawan Azam. Namun setelah mereka perhatikan Bunglon Abu-Abu milik Azam sudah lenyap, tidak lama setelah itu Azam menyusul jatuh ke tanah karena sudah tidak mampu bertarung. Aji dan Panji melihat Edo dan Azam yang tumbang bersama, kemudian mereka bergegas menyusul Mada.

Pak Patra yang sedang bertugas diluar kantor baru menyadari bahwa Pak Satya sudah beberapa kali mengirim pesan.

From : Pak Satya
Pesan : SMA Arya dan SMA Barata tawuran di pergudangan selatan kota, cepat kirim petugas!!

Pak Patra dengan cepat menelpon kantor polisi di wilayah tersebut untuk mengirimkan personil kesana. Pak Patra lalu bergegas menaiki mobil menuju gudang selatan.

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang