Bab 34 : Koalisi Mantan Pemimpin

4 1 0
                                    

Edo kembali mengambil lolipop dari kantungnya lalu memakannya, sambil memperhatikan mereka semua yang duduk di hadapannya.

"SMA Arya itu merupakan sekolah unggulan disekolah ini, artinya tidak banyak murid yang akan membantu kita secara fisik." Jelas Edo

"Itu benar" balas Jimi

"Membentuk koalisi merupakan salah satu cara untuk menyeimbangkan kekuatan" lanjut Edo

"Denganku?" Tanya Ojan

"Tentu saja! Aku menyadari setelah kekalahan kita dengan para berandalan itu tidak banyak teman-teman kita yang mengikuti mereka, walaupun mereka sudah memiliki title orang terkuat di sekolah" jelas Edo

"Kenapa?" Tanya Panji

"Karena ada rasa yang hilang ketika juara baru menguasai panggung, yaitu rasa kebersamaan, kebahagiaan dan respect disekolah! Semua berubah menjadi ketakutan, selalu merasa khawatir setiap berada disekolah" lanjut Edo

"Apa kalian semenyenangkan itu?" Tanya Mada

"Tentu saja!!!" Jawab Edo sambil merangkul Ojan "kami kesekolah bukan adu kekuatan tau! dan kenapa aku menjadi pemimpin di sekolah bukan karena aku yang mau, tapi karena semua murid disekolah yang memilih hahaha!" Jawab Edo

"Woaaahh!! Keren!" Balas Mada, Aji dan Panji

"Setauku SMA Barata semenjak dalam kekuasaan Lutfi dan Wawa mereka tidak hanya memaksa semua murid untuk mengikutinya tapi juga membentuk empat pilar" jelas Ojan

"Empat Pilar?!" Tanya Mereka semua

"Ya! Aku dengar empat pilar ini merupakan murid-murid pindahan dari sekolah luar kota. Alasan mereka pindah pastinya karena nilai mereka buruk, namun lebih buruknya lagi empat orang ini merupakan petarung terkuat di klub malam milik geng motor jimbon brothers" ujar Ojan

"Jimbon lagi ya?" Ujar Aji

"Kalau kalian orang baru di kota ini, banyak sekali hal yang diawasi oleh jimbon brothers. Walaupun mereka geng motor yang terlihat biasa-biasa saja, tapi rumor agenda ilegal mereka merupakan rahasia umum" lanjut Ojan

"Itulah kenapa aku malas pergi sekolah dan memfokuskan karirku menjadi profesional gamers sekarang" ujar Ojan

"Tapi bukankah kamu merindukan suasana sekolahmu yang dulu?" Tanya Mada

"Pastinya" jawab Ojan

"Berarti kamu akan menjadi koalisi kami kan?" Tanya Edo

"Yaahh.. kita lihat nanti, aku butuh cari semua teman-temanku dulu, sudah lama juga aku bolos dan tidak menemui mereka" lanjut Ojan yang kemudian pergi pamit meninggalkan mereka

"Kak Edo yakin dia akan membantu kita?" Tanya Panji, Edo hanya mengangguk santai

"Ini tahun terakhir kita sekolah dan sepertinya kita sudah lelah untuk melarikan diri dari kekalahan kami masing-masing. Bila kita harus lulus dari sekolah ini, tentunya kita akan memilih lulus dengan kenangan termanis disekolah" jelas Edo sembari tersenyum kepada mereka semua

Mada dan Aji pulang kerumah, diruang tamu sedang ada Pak Patra yang sedang asik mengobrol dengan Om Jami.

"Halo Pak" ujar mereka berdua

"Hei kalian apa kabar?" Tanya Pak Patra

"Baik pak" jawab Mada dan Aji

"Apa sekolah kalian masih suka diteror?" Tanya Pak Patra

"Loh bapak kok tau?" Tanya Aji

"Iya, hari ini banyak sekali laporan dari SMA Arya kalau mereka banyak diteror oleh SMA Barata" ujar Pak Patra

"Tapi sepertinya sudah beres pak" jawab Mada

"Oh begitu ya" balas Pak Patra

"Apa bapak tau tentang geng motor bernama Jimbom Brothers?" Tanya Mada, yang membuat Om Jami dan Pak Patra kaget dengan pertanyaan itu

"Iya itu geng motor milik anak ke empat dari Rama Group" ujar Pak Patra

"Apa mereka orang yang baik?" Tanya Aji, lalu Pak Patra menyenderkan bahunya ke kursi

"Ya kalau dilihat secara langsung mereka geng motor yang baik-baik saja, tapi banyak informanku mengatakan mereka juga ambil andil dalam beberapa kasus ilegal. Hanya saja kita tidak pernah dapat bukti yang kuat untuk menuduh atau menyalahkan mereka" jelas Pak Patra

"Hanya saja ini terlihat tidak wajar saat anggota mereka rata-rata pemilik Hewan Hitam Legendaris" ujar Mada, yang membuat Pak Patra mengangguk

"Lebih baik kalian..." ujar Om Jami terpotong saat ia memegang pundak Mada

Seketika Om Jami berada dalam sebuah tempat gelap kemerahan, ia dikelilingi ratusan kelelawar dan bunglon. Ia pun hanya diam meratapi semua hal tersebut. Dari atasnya kemudian terbang seekor kelelawar hitam raksasa yang berteriak kencang membuat suara berisik hingga Om Jami menutup kupingnya. Dia juga melihat seekor bunglon hitam raksasa ya berjalan sambil mengibaskan ekornya.

Ketika ia melihat lebih jauh seperti banyak bayangan hitam yang dibelakangnya penuh dengan Hewan Hitam Legendaris yang tidak bisa ia lihat wujudnya. Namun yang pasti dibelakang itu semua ada sesuatu yang sangat besar dengan aura hitam yang menakutkan melihat ke arah Om Jami dengan mata merah yang bersinar. Disisi lain ia melihat Mada dan Aji disampingnha yang bersinar putih sedang berteriak kepada mahluk itu dengan penuh darah disekujur tubuhnya.

"Ommm!! Bangun ommm!!" Teriak Mada dan Aji

"Hah?!!" Teriak Om Jami yang kemudian tersadar sampai terengal-engal napasnya karena kaget dengan apa yang ia lihat

"Mimpi buruk lagi om?!" Tanya Mada dan Aji, Om Jami cuman mengangguk. Aji lalu memberikam Om Jami air putih untuk menenangkan Om Jami terlebih dahulu.

"Kamu terlihat seperti cenayang mi!" Ujar Pak Patra

"Yaaa mungkin, dan itu selalu terjadi setiap aku memegang pundak anak ini" ujar Om Jami sambil menunjuk kepada Mada

"Mimpi buruk apa om?!" Tanya Mada

"Ya, aku hanya melihat banyak para pengguna Hewan Legendaris Hitam yang berkumpul untuk menghajar kalian!" Jawab Om Jami, lalu ia berdiri dan mengajak mereka semua untuk mengikutinya ke halaman belakang

"Nyari udara segar om?" Tanya Mada dan Aji yang bingung

Perlahan Om Jami menyentuh salah satu bagian dinding, saat ia menyentuh dan menekan dinding tersrbut. Perlahan dinding itu seperti terdorong ke dalam bagai tombol rahasia. Seketika didepan mereka semua sudah terbuka pintu menuju ruang bawah tanah.

"Iituuuuu baruuu!!!" Teriak Aji

"Aku baru sadar ada pintu rahasia disini" ujar Mada

Ketika mereka memasuki ruang bawah tanah yang gelap, mereka merasa tempat ini seperti sebuah gudang yang luas. Namun saat Om Jami menyalakan lampunya, betapa terkejutnya mereka saat menyadari itu merupakan ruang latihan yang besar. Ada beberapa manusia kayu bertumpukan diujungnya. Ditembok bagian kiri ia melihat begitu banyak persenjataan pedang, tombak, pistol dan lain-lain yang tersimpan dilemari kaca.

"Ini apa om?" Tanya Aji

"Ini tempat latihan Om dan Pak Patra, semua yang kami simpan disini hanya untuk berjaga-jaga bila sesuatu yang buruk terjadi" ujar Om Jami yang kemudian berjalan menuju tumpukan manusia kayu.

Om Jami seketika bersinar putih, itu pemandangan baru bagi Mada dan Aji yang jarang melihat Om Jami menggunakan kekuatanya. Terlihat aura Om Jami benar-benar besar hingga aura putihnya mampu terbelah menjadi dua membentuk dirinya lalu masuk ke dalam manusia kayu itu. Seketika dua manusia kayu yang tergeletak dibawah tanah itu bergerak berdiri dihadapan mereka.

"Mada dan Aji, sepertinya kalian harus mulai berlatih dengan ini" ujar Om Jami, yang diikuti anggukan dari Mada dan Aji

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang