Bab 37 : Gudang Selatan - Part 2

5 1 0
                                    

Pasukan SMA Barata berlari menyerang pasukan SMA Arya, rombongan SMA Barata mengangkat tongkat baseball mereka masing-masing. Mada, Aji dan Panji berlari duluan menghadang mereka meninggalkan rombongan SMA Arya. Seketika Panji menguatkan tekanan dikakinya dan melompat ke udara, pasukan SMA Barata yang berada digaris depan terkejut dan berhenti berlari melihat itu.

"AAARRRGHHH!!" Panji berteriak membanting dirinya ke arah pasukan SMA Barata di baris depan

Tujuh orang terbanting jatuh dan tertiban badan Panji, mereka berteriak kesakitan seakan terjepit sesuatu yang berat. Dengan penyatuan masa tubuh Panji dan Gajah Putih Raksasa, sulit untuk pasukan SMA Barata mengangkat Panji. Disisi lain Mada sedang menangkis empat pukulan tongkat baseball secara bersamaan dengan tangan kanannya. Hal itu juga membuat pasukan SMA Barata terkejut, seperti muncul cahaya terang dari tangannya. Mada membalas tekanan tongkat baseball itu ke udara dengan napas Naga Putih, tekanan kuat itu juga membuat empat orang didepannya terlempar ke belakang.

Aji disamping kiri sedang melompat tinggi ke arah pasukan SMA Barata, mereka terkejut karena Aji melayang lama di udara. Seketika Aji yang perlahan turun sudah melemparkan tendangan dengan kaki kanan dan kirinya secara terus menerus ke arah wajah pasukan SMA Barata dihadapannya.

"Adik kelasmu benar- benar mengerikan!!!" Ujar Ojan

"Aku juga baru pertama kali melihat mereka bertarung, untunglah mereka disisi kita!" Balas Edo

"Jangan diam saja ayo!!!" Teriak Jimi menyadarkan SMA Arya yang sedang asik menonton Mada, Aji dan Panji

Panji mulai ditarik dan dipukul oleh beberapa pasukan SMA Barata yang ingin menyelamatkan temannya yang tertiban. Jimi dan SMA Arya datang dan menghajar mereka, Panji pun bangkit dari tidurnya dan berjalan menginjak pasukan SMA Barata yang masih tergeletak, hal itu membuat mereka teriak kesakitan. Satu persatu tongkat baseball datang ke arahnya, Panji menangkis dengan tangan kanannya lalu membalas tinju dengan tangan kirinya, dilakukan secara terus menerus. Satu persatu SMA Barata yang datang kearahnya mulai memegang wajahnya kesakitan akibat pukulan Panji.

"AARRGGHHH!" Teriak Panji, membuat pasukan SMA Barata yang akan menyerangnya berhenti lalu melewatinya mencari target lain.

Akibat hal itu Panji harus mengejar pasukan SMA Barata, beberapa pasukan SMA Barata yang dihampiri Panji langsung lari kabur, seakan takut kepadanya. NýMada, Aji dan Panji masih terus bertarung bersama SMA Arya melawan SMA Barata. Naga, Gajah dan Elang Putih juga membantu mereka menghancurkan Kelelawar dan Bunglon Abu-Abu dari pasukan SMA Barata. Namun perbedaan kekuatan itu membuat pasukan Edo dan Ojan kewalahan dan jatuh satu per satu.

"Gawaatt!! Kita mulai kalah jumlah!" Teriak Edo yang masih menghajar pasukan SMA Barata

"Siaaalll mereka tidak ada habisnya!" Teriak Ojan

Mada, Aji dan Panji masih berlari kesana kemari membantu pasukann yang kalah dari serangan SMA Barara. Walau begitu Pasukan SMA Barata terus datang tanpa henti dari berbagai sisi.

Seketika saat mereka bertarung, muncul bintik-bintik diudara bagai bayangan hujan. Saat mereka semua melihat ke atas, sudah ada puluhan panah tumpul diudara yang menuju pasukan SMA Barata. Hal itu membuat mereka terjatuh, menghindar bahkan berlari dari area serangan itu. Disisi lain, beberapa pasukan SMA Barata terjatuh satu persatu akibat frisbee kayu yang datang mengenai muka pasukan SMA Barata. Rupanya Vira dan Ajeng saling membantu pasukan SMA Arya dari jauh. Serangan tersebut mampu membuat beberapa Kelelawar dan Bunglon Abu-Abu pasukan Barata musnah secara perlahan.

"Harusnya keadaan ini mulai imbang" ujar Jimi yang masih menghajar pasukan SMA Barata

"Adiiikk!!!! Makasiiihhh!!!" Teriak Edo sambil melambaikan tangannya, namun Ajeng malah membidik panah ke arahnya "lohhhh!!" Teriak Edo kaget saat dia menjadi target adiknya sendiri

Saat panah tumpul itu dilepaskan oleh Ajeng, rupanya panah itu melewati samping kanan kepala Edo. Seketika panah itu pecah menjadi beberapa anak panah menuju pasukan SMA Barata yang ada dibelakang Edo ketika akan menyerangnya.

"Bodohh!!! Fokus!!!" Teriak Ojan, lalu Edo membalas senyum dan menghajar pasukan SMA Barata yang terjatuh karena serangan panah itu.

"Landak Putih?!!" Teriak Wawa

"Lagi-lagi mereka mengganggu!!" Teriak Romi

"Waaa!!!" Teriak lutfi yang sudah mengambil posisi akan memukul bola dengan tongkat baseballnya, tangan dan tongkat baseball miliknya seketika bercahaya hitam benderang.

Seketika Wawa melempar dua bola baseball dengan tangan kanannya yang bercahaya warna hitam. Dua bola terpukul langsung dengan kecang oleh Lutfi yang menuju ke arah Vira dan Ajeng. Dua bola warna hitam bercahaya itu perlahan menghilang diudara karena kemampuan Bunglon Hitam milik Wawa. Seketika dua bola itu tepat mengenai badan Ajeng dan Vira. Tidak sampai disitu, bola yang terpantul dari tubuh mereka berdua mengeluarkan teriakan dengan resonansi kencang yang membuat Ajeng dan Vira menutup kuping kesakitan.

"Kalian semua maju!!!" Teriak Banu senior di SMA Arya yang meminta Mada, Aji, Panji, jimi, Edo dan Ojan menuju empat pilar ditengah pertarungan

Kemudian mereka pergi berlari menuju empat pilar, E
Empat pilar pun bersiap menghadapi mereka yang berlari menuju ke arahnya. Ada David si anak kelas satu SMA Barata yang tinggi besar, kemudian ada duo kembar kecil kekar Juno dan Joni dari anak kelas dua SMA Barata. Dan si tinggi kekar Azam dari kelas tiga SMA Barata.

"Madaaaa pergilah duluan!" Teriak Edo dari belakang menunjuk ke arah Lutfi, Wawa dan Romi

Mada lalu berlari kencang dihadapan empat pilar SMA Barata.

"Kau mau berlari kemana anak kecil!!!" Teriak Azam yang sudah bersiap menghadang bersama empat pilar.

Kemudian dari tangan Mada mengeluarkan cahaya putih dan bersiap mengeluarkan nafas Naga Putih. Seketika saat mendekati empat pilar, Mada melompat dan memukul tanah di dekat mereka yang membuat tanah itu seperti meledak berhamburan ke udara. Empat pilar yang terkejut dengan hal itu langsung dengan refleks melindungi diri mereka dari debu dan tanah yang terlempar kencang ke arah mereka.

Dengan cepat Mada sudah berlari melewati empat pilar dengan mudah. Kini empat pilar harus berhadapan dengan Edo, Ojan, Panji, Aji dan Jimi. Seketika empat pilar kemudian berlari menyebar mengelilingi mereka, Aji dan teman-temannya seakan sedang dikepung oleh emoat pilar saat ini.

"Kita harus melindungi mereka" bisik Aji ke Panji, balas Panji mengangguk mengerti

Ojan bertindak duluan melempar serangan ke arah Azam, namun Azam dengan cepat meenggeser kepalanya sedikit sehingga tak terkena pukulan dari Ojan. Dengan cepat kaki kanan Azam sudah menendang bagian perut Ojan yang membuat Ojan tertunduk kesakitan, lalu dari samping muncul tendangan yang datang dari Juno menuju wajah Ojan. Namun Ojan masih sempat unthk menangkisnya dengan kedua tangan walaupun harus terlempar ke belakang merintih kesakitan.

"Mereka cepat dan kompak" bisik Ojan merintih

Empat pilar hanya tersenyum menanti serangan mereka selanjutnya. Aji dan Panji saling membelakangi, Aji terus berfikir. Kemudian ia mendorong Jimi ke arah juno, Jimi yang terkejut dengan dorongan itu langsung melemparkan tendangan ke arah Juno, Juno dengan cepat menundukan badannnya dan langsung memutar menunduk lalu melempar tendangan ke arah Jimi. Saat Jimi akan terkena tendangan dari Juno, Aji langsung menangkis tendangan tersebut dan mencengkram kakinya. Lalu Jimi dengan cepat memukul ke arah bawa tepat ke arah wajah Juno. Namun Joni dengan refleks yang cepat sudah menendang tangan Jimi terlebih dahulu yang membuat Jimi gagal mendaratkan pukulannya.

"Tidak ada celah" bisik Panji

"Kita buat celah dan buat sibuk mereka" balas Aji berbisik

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang