Bab 16 : Firasat Buruk

6 4 0
                                    

Mada dan Aji pulang sekolah bersamaan, mereka melihat mobil Om Jami ada dirumah. Tumben sekali Om Jami tidak pergi kemana-mana biasanya dia sibuk. Ketika mereka masuk, Om Jami sedang bersantai menonton dirumah dan ruang makan sudah penuh dengan masakan buatan Om Jami.

"Hei kalian, beres-beres dulu baru makan ya" ujar Om Jami

"Baik Om, Om tidak sibuk hari ini?" Tanya Aji

"Aku lagi malas keluar rumah, entah mengapa firasatku buruk dari tadi pagi. Kalian tidak bikin onar kan disekolah?" Balas Om Jam

"Tentu tidak Om!!!" Jawab Mada semangat

"Hmmm walau kamu bilang tidak, aku tetap tak mempercayai kalian hmmm" ujar Om Jami

Mada dan Aji bergegas untuk berganti pakaian dan menuju meja makan. Rupanya Om Jami sekarang melakukan meditasi, terlihat aura putih berkumpul mengelilingi tubuhnya.

"Jarang-jarang aku liat Om Jami meditasi" ujar Aji

"Iya, aku kira dia hanya Om-Om nakal" balas Mada

"Lagian dia murid Eyang sama seperti kita" ujar Aji

"Benar juga" balas Mada

Om Jami kemudian berhenti sejenak saat Mada dan Aji selesai makan.

"Mada coba tunjukan aku bagaimana kamu memanggil semua teman Hewan Legendaris kemari" panggil Om Jami

"Oke om" balas Mada, yang kemudian menuju ruang tengah dan menyilakan kakinya. Mada sejenak memejamkan mata lalu membukanya, kemudian dua tangan Mada bercahaya putih.

Mada lalu mulai menggerakan tangannya ke udara, seperti sedang menggambar lingkaran. Kemudian ilustrasi lingkaran yang dibuat Mada mulai membentuk sinar berwarna putih terang, perlahan beberapa Hewan legendaris keluar dari sana. Pertama Singa Putih disusul Gajah Putih, kemudian muncul Landak Putih dan Gorila Putih.

Seketika mata Om Jami menyempit seakan memfokuskan pada Gorila Putih yang terakhir datang.

"ITU GORILLAAAAA PUTIH!" teriak Om Jami

"Iya Om" Jawab Mada

"Tiap hari ada saja ya pendatang baru dirumah ini!" Ujar Om Jami

"Tumben om tidak kaget?" Tanya Aji yang ikut menyimak sejak tadi

"Udah capek jatuh mulu, udah kebiasaan juga" balas Om Jami, disusul tawa Aji dan Mada

"Ngomong-ngomong Gorila Putih itu milik siapa?" Tanya Om Jami

"Itu milik guru matematika kami om, namanya Pak Satya" Jawab Mada dan Aji, dan Om Jami hanya mengangguk mengerti

"Aku rasa koneksi yang kamu lakukan ini lebih seperti gerbang jiwa ya Mada" ujar Om Jami yang kemudian menepuk pundak Mada.

Saat menyentuh pundak Mada, Om Jami seketika dibawa kedalam bayangan penuh kegelapan. Disana ada Mada, Aji dan Panji yang terluka dihadapan Hewan Hitam Legendaris yaitu Kalajengking dan Ular Raksasa. Bahkan ada pemandangan Gajah Putih Raksasa sekarat.

Lebih jauh lagi ia melihat bayangan hitam pekat membentuk seekor Naga Raksasa dengan mata merah menyala. Mada dalam bayangan Om Jami terlihat terluka parah, lalu dari dalam hatinya memancarkan sinar putih berkilauan yang semakin lama semakin menyilaukan hingga hitam berubah menjadi putih semua.

"Hah!!!" Om Jami tersadar kembali, dihadapannya ada Mada dan Aji beserta Hewan Putih Legendaris yang melihatnya.

Ia sudah berbaring tidur di sofa, lalu Aji memberikan minum kepada Om Jami yang langsung ditenggaknya hingga habis. Ia meletakan kakinya kebawah membentuk posisi duduk sambil menyapu seluruh keringat dingin di wajahya dengan tangan.

"Om gapapa?" Tanya Mada dan Aji bersamaan

"Sejak kapan aku tak sadarkan diri?" Tanya Om Jami

"15 menit yang lalu, tapi tidak terlihat seperti pingsan melainkan seperti orang tidur yang mengalami mimpi buruk" Jawab Aji

"Ia itu mimpi yang sangat buruk, sepertinya firasat buruk ku terjawab sudah" Balas Om Jami, Mada dan Aji hanya bingung dengan hal itu

"Kalian harus berhati-hati, mulailah perketat latihan kalian. Sepertinya dua pemilik Hewan Hitam Legendaris di sekolah kalian berencana untuk melakukan hal buruk" Jelas Om Jami

"Baik!" Teriak Aji dan Mada bersamaan

Disisi lain di belakang sekolah SMA Arya, Romi dan Jimi bertemu.

"Sepertinya, hasilnya mengecewakan ya?" Tanya Romi kepada Jimi

"Mereka berenam diskors sekarang tanpa melukai mereka bertiga" Balas Jimi ke Romi

"Diantara mereka bertiga aku lihat ada satu pemilik Hewan Legendaris berupa Gajah Putih Raksasa" Lanjut Jimi

"Sepertinya dia yang membuat kita kerepotan" Ujar Romi

"Walau dua anak sisanya tidak memiliki Hewan Legendaris tapi kemampuan bela diri mereka sangat tinggi. Seperti pendekar yang baru turun gunung" Jelas Jimi

"Jaman seperti ini mana ada yang seperti itu hahaha" Balas Romi "kalau dua sampai enam orang mampu mereka lawan, bagaimana dengan puluhan orang bersama dua Hewan Legendaris hahaha, sepertinya mereka tidak akan berkutik!!" Lanjut Romi

"Itu bukan cara laki-laki!" Lanjut Jimi kesal

"Tapi itu cara untuk menang! Di dunia ini hanya ada menang dan kalah, kuat dan lemah, caranya kita yang menentukan!" Balas Romi yang kemudian meninggalkan Jimi pergi

Malam itu Mada dan Aji tidak bisa tidur mereka berdua sama-sama memikirkan semua perkataan Om Jami tadi. Mada pun memutuskan untuk bermeditasi, Aji yang melihat itupun ikut menemani.

"Kamu ga tidur ji?" Tanya Mada

"Engga, sama kayak kamu kepikiran" Balas Aji

"Sepertinya sekokah di kota lebih merepotkan dari pada sekolah di desa ya?" Tanya Mada

"Ya begitulah, seperti tidak ada waktu santai selain belajar dan baku hantam" Jawab Aji dilanjutkan tawa mereka berdua

Mereka mulai memfokuskan energi mereka, aura putih mengalir keseluruh tubuh mereka. Biasanya Mada dan Aji menggunakan metode ini untuk menenangkan diri. Mada kali ini terlalu fokus hingga aura putihnya meledak ledak.

"Madaaa..." terdengar suara sayup-sayup yang tidak berasal dari sekitarnya melainkan jiwanya

"Madaaa..." suara itu masih memanggil sayup dan Mada memfokuskan diri untuk mendengar suara tersebut. Suara yang tidak asing bagi dirinya

"Madaaa..." suara itu masih terdengar jelas bahkan Mada oun mulai mengenalinya

"Napu...?" Tanya Mada dalam hati, namun suara sayup itu tidak terdengar kembali

"MADAAAAA AJIII BANGUN!!!!" Teriakan Om Jami menggelegar di kamar, Mada dan Aji pun terbangun kaget

"Kalian ngapain tidur di lantai!!! Kalian udah mau telat masuk sekolah hey!!! Bangunnn!!!" Teriak Om Jami kembali

Mada dan Aji melihat jam dan sepertinya mereka beneran telat bangun karena meditasi tadi malam, tanpa sepatah kata pun mereka langsung loncat dari kasur menuju kamar mandi.

"Dasar anak muda jaman sekarang, kerjaanya begadang mulu!!" Keluh Om Jami sambil meninggalkan kamar mereka

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang