Bab 50 : Sergapan di Ruang Makan

4 1 0
                                    

Seperti biasa malam itu Mada dan teman-temannya dibukakan pintu oleh petugas untuk melakukan kebersihan dengan penghuni lainnya. Sejak sore setelah Mada dan yang lainnya berpamitan dengan Tejo, mereka menghabiskan waktu dikamar dengan mengembangkan aura putih mereka. Sesaat mereka keluar, seperti biasa lorong kamar terlihat sepi. Petugas yang membukakan pintu mereka masih sama dengan petugas yang kemarin.

Saat berjalan bersama petugas menuju area luar gedung karantina, salah satu petugas memberhentikan mereka.

"Bagian luar sudah ada yang mengisi, kalian bertiga ikuti saya untuk membersihkan ruang makan" ujar petugas tersebut

Mada melihat halaman luar dan memang benar sudah ada penghuni yang membersihkannya. Mereka bertiga akhirnya berjalan menuju ruang makan. Tidak ada orang disana, dua petugas yang mengantar mereka terlihat seperti membicarakan sesuatu yang membuat dua orang tersebut pergi dari ruangan itu.

Mada, Aji dan Panji kemudian berpencar ke setiap sudut ruang makan untuk membersihkan tempat tersebut. Sepuluh menit berlalu mereka masih sibuk membersihkan ruangan itu, sampai akhirnya Mada dan yang lainnya mendengar suara ketukan dari arah luar pintu kanan dan kiri. Mada, Aji dan Panji perlahan terdiam dan fokus mendengarkan suara tersebut.

Semakin didengarkan suara ketukan dilantai itu semakin ramai dan dekat. Mada dan yang lainnya saling melihat satu sama lain. Naga, Elang dan Gajah putih sudah hadir keluar dari jiwa mereka, Mada dan yang lainnya mulai waspada. Benar saja, dari arah pintu berdatangan para penghuni lama yang mengikuti lima orang botak didepan mereka sembari membawa sapu ditangan mereka masing-masing.

Seketika ruang makan gedung karantina etika dipenuhi oleh penghuni lama dibagian depan dengan Badak Abu-Abu yang menghadap ke arah Mad, Anji dan Panji, terlihat mereka berjumlah empat puluh orang. Mada, Aji dan Panji yang sedang membersihkan bagian belakang ruang makan hanya diam saja waspada memperhatikan mereka semua.

"Boleh kah kami membantumu?" Tanya pria botak yang terlihat seperti pemimpin dengan nama yang tertera pada bajunya adalah Arga

"Sepertinya kami bertiga sudah cukup" jawab Mada santai dan tersenyum

"Bukan untuk bersih-bersih kok" balas Arga santai

"Lalu?" Tanya Mada yang masih santai tersenyun

"Untuk menguburmu!!! Hahahaha!!" Teriak Arga yang disambut serangan semua orang penghuni lama

"BRAAAAKKKK!!!" Bunyi meja panjang yang dilempar kencang oleh Mada dan menabrak enam orang didepan mereka

"Aaaaarrggghh" teriak enam orang tersebut yang merintih kesakitan membuat yang lain berhenti berlari menyerang saat hal itu terjadi

"Hei apa yang kalian lakukan! Lanjut serang!" Teriak Arga

Lagi-lagi penghuni lama yang sempat berhenti menyerang, kembali maju menyerang Mada, Aji dan Panji.

"BRAAAAKKKKK!!!" bunyi meja panjang lagi yang dilempar kencang oleh Aji dan menabrak empat orang didepan mereka.

Namun kini penghuni lama yang tidak terkena serangan itu, berusaha untuk mendekati dan menyerang Mada, Aji dan Panji. Mereka bertiga pun terus melempar meja dan bangku panjang yang ada di depan mereka. Bagai melewati halang rintang, para penghuni lama perlahan tumbang satu persatu tertabrak meja dan bangku panjang yang dilempar oleh mereka bertiga. Puluhan orang terbaring kesakitan diruang makan yang terkena meja dan bangku panjang berulang kali. Badak Abu-Abu kini sudah menghilang dari para penghuni lama imbas meja dan bangku yang dialiri oleh aura putih. Sudah tidak ada Meja dan Bangku yang tersisa disekitar Mada, Panji dan Aji.

"Mereka orang macam apa?" Tanya salah satu pria botak dibelakang Arga yang waspada melihat Mada, Aji dan Panji

"Bahkan Meja dan Bangku panjang itu terlalu berat untuk dilempar sendirian!" Balas pria botak lainnya, yang membuat Arga kesal

Seketika Arga dan empat orang lainnya mengambil pisau yang ada disaku mereka lalu memainkannya ditangan mereka. Mada, Aji dan Panji yang melihat itu kemudian mengalirkan aura putih di seluruh tubuh mereka. Perlahan angin memasuki ruangan itu yang membuat Arga dan empat orang lainnya kebingungan.

"Kenapa bisa ada angin disini?!" Teriak salah satu pria botak dibelakang Arga

"Bukankah kalian yang menghajar teman-temanku?" Tanya Mada

"Hahahha para orang lemah itu? Benar sekali!" Balas Arga, seketika angin kencang berhembus seakan keluar dari arah Mada, Aji dan Panji menerjang ke arah Arga dan empat orang lainnya yang membuat mereka sedikit terdorong ke belakang sambil mempertahankan posisi berdiri mereka.

Mada, Aji dan Panji berjalan perlahan diikuti kepakan sayap Naga dan Elang putih secara bersamaan menuju ke arah Arga dan empat orang lainnya.

"Apa-apaan ini!!!!" Bisik Arga yang masih diterpa angin kencang dan menahan posisi berdirinya

Kini Mada, Aji dan Panji hanya berjarak satu meter dengan Arga dan pasukannya.

"Kenapa kamu melakukan itu?" Tanya Mada tenang

"Karena mereka hanya orang lemah dan tidak berguna!! Akulah yang memimpin tempat ini!!!" Teriak Arga dan berusaha mengayunkan pisau kearah wajah Mada

Namun pisau itu hanya berhenti tepat diwajah Mada yang masih santai berdiri, seakan tertahan oleh angin yang semakin kencang berhembus kearah dia dan empat orang lainnya

"Apaaaa!!!" Teriak Arga yang terkejut melihat itu

"Lebih baik jangan ditahan" ujar Mada

"Hah?!" Balas Arga yang bingung dengan perkataan itu

Perlahan Nafas Naga Putih menyelimuti tangan kanan Mada. Dengan santai Mada menyentuh tubuh Arga dan mendorongnya kebelakang. Arga yang didorong oleh Mada, langsung hilang keseimbangannya dan terlempar kencang kebelakang karena hembusan angin yang membuat Arga menabrak dinding belakang yang masih tertekan angin kencang.

"Aaaaaarrgghh!!!" Teriak Arga yang merintih kesakitan dan berusaha bangkit namun tidak bisa

"Kalian juga akan seperti itu" ujar Panji kepada empat orang lainnya yang sejak tadi melihat Arga terlempar

Mereka melihat wajah Mada, Aji dan Panji dengan ketakutan dan kebingungan. Panji dan Aji langsung mendorong dua orang sekaligus yang membuat mereka terlempar kencang ke arah belakang dan menabrak dinding. Kini Badak Abu-Abu yang ada bersama mereka sudah lenyap

"Tolongg hentikan ini....." ujar Arga yang masih terus terdorong terpaan angin kencang, terlihat seluruh kulitnya seakan tertekan dengan hembusan angin itu

"Kenapa kamu melakukan ini kepada kami!!!" Teriak Mada

"Hentikkaaann...." ujar Arga

"Jawabbb!!!" Teriak Mada

"Diaa yang menyuruh kami!!!!" Teriak Arga

"Siapa?!" Tanya Mada

"Pak Komar!!!" Teriak Argaa

"Panggil semua petugas Panji" ujar Mada

"Itu tidak perlu, karena mereka sekarang sudah terlelap hahaha" ujar Pak Komar yang datang dari arah pintu masuk sebelah kanan dalam wujud penyatuan dengan Badak Hitam Raksasa yang terlihat seperti manusia badak.

Terlihat Mada, Aji dan Panji yang terkejut dengan kehadiran Pak Komar diruang makan tersebut.

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang